Jumat, 03 Juli 2015

METODOLOGI ILMU PENDIDIKAN

1.      Pengertian metodologi
  1. Yang dimaksud dengan metode pendidikan adalah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik, kata metode diartikan secara luas, karena mengajar adalah salah satu untuk upaya mendidik, maka metode yang dimaksud di sini mencakup juga metode mengajar. Metode mengajar di sini lebih banyak dibahas oleh para ahli, sebab metode mengajar lebih jelas, lebih tegas, objektif, bahkan universal. Sedangkan metode mendidik selain mengajar lebih subjektif, kurang jelas, kurang tegas, lebih bersifat seni daripada sains.
(Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, hal 131 Prof. H. M. Arifin. M.E.D. PT Remaja Rosda Karya)
  1. Metode di sini diartikan sebagai cara. Lebih lengkapnya metode ialah upaya yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian "cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu". Jadi urutan kerja dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah. Karena itulah suatu metode selalu merupakan hasil eksperimen suatu konsep yang dieksperimenkan haruslah telah lulus teori, dengan kata lain suatu konsep yang telah diterima secara teoritis yang boleh di eksperimenkan.
Kata cepat dan tepat inilah yang sering diungkapkan dalam ungkapan efektif dan efisien. Pengajaran yang efektif artinya  pelajaran yang dapat dipahami murid, secara sempurna. Dalam ilmu pendidikan sering juga dikatakan bahwa pengajaran yang tepat adalah pengajaran yang berfungsi pada murid "berfungsi" artinya menjadi milik murid-murid, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran yang cepat ialah pengajaran yang tidak memerlukan waktu yang lama, tetapi sering menimbulkan masalah,
(Metodologi Pengajaran Agama Islam, hal. 9-10 1995 PT. Remaja Rosda Karya) 
  1.  Metodologi berasal dari bahasa Tunani yaitu metodos, beratrti cara atau jalan, dan logos yang berarti ilmu. Jadi dari kedua suku kata itu metodologi berarti ilmu tentang jalan atau cara.
Untuk memudahkan pemahaman tentang metodologi, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian metode. Metode adalah kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan demi mencapai- tujuan yang ditentukan atau lebih lengkap metode adalah urutan kerja yang sistematis, terencana, dan merupakan hasil eksperimen ilmiah guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi metodologi adalah cara-cara yang digunakan manusia untuk mencapai pengetahuan yang realita atau kebenaran.
(Hasan langgulung, 1992. hal 348)
Metodologi dapat dipahami sebagai filsafat ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu pengetahuan yang dimaksud ini menguraikan metode ilmiah sesuai dengan hakikat pengertian manusia dapat ditentukan kategori-kategori umum yang  hakiki bagai segala pengertian, jadi berlaku juga untuk semua ilmu
( A.H. Baker,. tt.;3) (Repormulasi Pendidikan Islam, hal 138.2007. Prof. Dr. Armal Arief.M.A)
  1. Metodologi pendidikan adalah suatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik. Asal kata "metode" mengandung pengertian suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Metode berasal Dari dua kata yaitu Meta dan Hodos, meta berati melalui dan Hodos berarti jalan atau cara, bila ditambah dengan Logi sehingga menjadi metodologi berarti ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan, Karena kata logi yang berasal dari bahasa Greek  (Yunanai) Logos berarti akal atau ilmu
Hampir semua ilmu pengetahuan mempunyai metodologi tersendiri ilmu pendidikan sebagai salah satu disiplin ilmu juga memiliki metodologi, yaitu metodologi pendidikan. Pelaksanaannya berbeda dalam ruang lingkup proses pendidikan yang berada di dalam suatu system dan struktur kelembagaan yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan islam dan untuk menunjang keberhasilan ilmu pendidikan, metodologi pendidikan harus sejalan dengan substansi dan tujuan ilmu pengetahuan induknya.
(Ilmu Pendidikan Islam, hal 65. Priof A.M. Arifin, 2008. PT. Bumi Aksara)
Jadi kesimpulan menurut kelompok kami metodologi adalah cara-cara yang digunakan dalam upaya mendidik untuk mencapai pengetahuan tentang realita atau kebenaran dengan tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.
2.      Asas Pendidikan Islam
Suatu pemrinsip yang dapat diartikan sesuatu yang bersifat asasi yang harus ada pada bangunan mengenai sesuatu termasuk bangunan metode pengajaran, atau sesuatu, kebenaran yang menjadi pokok dasar atau tumpuan berpikir (berpendapat)
Asas terpenting di antaranya.
1)      Prinsip atau asasi kesesuaian dengan psikologi perkembangan jiwa.
2)      Prinsip kesesuaian dengan bakat dan kecenderungan
3)      Prinsip kesesuaian dengan bidang ilmu yang akan diajarkan
4)      Pemrinsip kesesuaian dengan lingkungan di mana ilmu tersebut akan disampaikan.
5)      Prinsip kesesuaian d3engan tujuan dan cita-cita pendidikan yang akan dilaksanakan.
6)      Prinsip kesesuaian dengan sarana dan prasarana pengajaran yang tersedia
7)       Prinsip kesesuaian dengan tingkat kecenderungan peserta pendidik
8)      Prinsip kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat terhadap ilmu yang akan diajarkan.
Dengan memperhatikan asas asa ini maka pengajaran akan berlangsung secara efektif, efisien, dan menggairahkan dan menyenangkan anak didik.
(Manajemen Pendidikan. Hal. 270, 2007. Prenada media Grup)
Berikut ini juga dijelaskan prinsip-prinsip metodologis yang dijadikan landasan atau asas psikologi dalam memperlancar proses pendidikan islam: 
a.       Prinsip memberikan suasana kegembiraan
b.      Prinsip memberikan layanan dan satuan lemah lembut
c.       Prinsip kebermaknaan bagi anak didik
d.      Prinsip prasaran
e.       Prinsip komunitas terbuka
f.       Prinsip pemberian pengetahuan yang baru
g.      Prinsip memberikan model prilaku baik
h.      Prinsip Praktek (pengamatan) secara aktif
3.      Faktor-faktor
Pendidikan islam sejak dahulu telah menaruh perhatian tentang metode mendidik dan mengajarkan agama berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut :
1)      kemampuan psikologis dalam menerima dan menghayati serta mengamalkan ajaran agama sesuai dengan usia, bakat, dan lingkungan hidupnya.
2)      Kemampuan pendidikan sendiri yang harus siap baik dalam ilmu pengetahuan yang akan diajarkan maupun sikap mental serta keguruannya dalam waktu melaksanakan tugas pendidikan benar-benar mantap dan keyakinan.
Ibnnu Adnun pernah menasihatkan bahwa mengajar itu memerlukan kepada pengertian, pengalaman, dan kehalusan hati. Ibnu jama'ah juga menasihatkan agar guru jangan mengajar pada waktu lapar, haus, sedih,, marah atau tidak tenang pikirannya atau dalam guncangan hati (batin)
3)      Tujuan pendidikan harus dipegang sebagai pengarah dalam menggunakan metode, karena metode apapun hanya berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Biasa juga metode itu bersifat pelyvalent (banyak guna) tidak monovalent (satu guna) saja, yang bertanggung pada tujan yang hendak dicapai. Oleh karena itu pendidikan muslim perlu memenuhi pandangan hidup islam karena ia bertugas mentransformasikan nilai-nilai agama islam kedalam pribadi anak didik
(Ilmu Pendidikan Islam, 79, 2008, PT Bumi Aksara)
Selain itu ada faktor-faktor yang menyebutkan bahwa ilmu modern (harus ditinjau kembali agar esensi yang dapat diserap oleh intelek .dapat mengoordinasikan segala cabang ilmu, sehingga ilmu-ilmu itu tidak mengakibatkan bencana, dan agar tiap cabang ilmu tidak dianggap sebagai ilmu yang paling penting. Kegagalan ilmu modern, antara lain terletak dalam mempelajari tingkah laku manusia, oleh sebab itu sungguh tepat dan masuk akal bila mulai sekarang disusun ilmu yang merujuk kepada islam.
(Reformasi Pendidikan Islam , 149, 2007, Prof. DR. Armai Arif, M.N, Ciputat Press Gorup)
4)      Bentuk/jenis-jenis
Dari literatur pendidikan barat dapat diketahui banyak metode mengajar seperti metode mengajar, tanya jawab, diskusi, sosiodrama, dan bermain peran. Pemberian tugas dan resitasi. Metode-metode mengajar ini disebut metode umum. Disebut metode umum karena metode tersebut digunakan untuk mengajar pada umumnya. Metode-metode mengajar yang dikembangkan di Barat dapat saja digunakan untuk memperkaya teori tentang metode pendidikan islam. Tetapi metode yang digunakan haruslah sesuai tentang bagaimana merancang jalan pengajaran yaitu urutan langkah mengajar, sebagai berikut:
1.      Oleh Pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran itu.
2.      Oleh kemampuan gur.
3.      Oleh keadaan alat yang tersedia.
4.      Oleh jumlah murid.
Karena ditegaskan bahwa pengajaran agama islam terbuka untuk menerima berbagai pembaruan dalam pengajaran, dan luasnya pembaruan itu hampir tidak terbatas.
      Menurut para ahli pendidikan, paling kurang terdapat 11 jenis metode dalam ilmu pendidikan yaitu:
1.      Metode ceramah
2.      Metode tanya jawab
3.      Metode demonstrasi
4.      Metode karya wisata
5.      Metode penugasan
6.      Metode pemecahan masalah
7.      Metode diskusi
8.      Metode simulasi
9.      Metode eksperimen
10.  Metode penemuan
11.  Metode proyek
(Manajemen Pendidikan, 271, 2008, penada Metode Group)
Selain itu terdapat pula metode-metode:
-          Metode mendidik secara kelompok disebut Metode Mutual Education.
-          Metode pendidikan dengan menggunakan cara instruksional.
-          Metode mendidik dengan bercerita
-          Metode bimbingan dan penyuluhan
-          Metode mendidik adalah pemberian contoh dan teladan
-          Metode diskusi
-          Metode tanya jawab
-          Metode pemberian perumpamaan atau metode imtisal
-          Metode targhib dan tarhib
-          Metode taubat atau diampuni.
(Ilmu Pendidikan Islam, 71-78, Prof. H.M Arifi, 2008, PT. Bumu Aksara)
Metode pembinaan rasa beragam menurut al-Nabawi, dalam pendidikan islam untuk menanamkan rasa iman.
1.      Metode linear (percakapan) Qur’ani dan Nabawi
2.      Metode kisah Qur’ani dan Nabawi
3.      Metode amtsa/perumpamaan
4.      Metode teladan
5.      Metode Pembiasaan
6.      Metode Ibrah dan Ma’uziah
5)      Teknik Penerapan
Hubungan dengan penerapan metode pendidikan yang dilakukan para pendidik muslim maka implikasi yang perlu diperhatikan adalah menyangkut pengungkapan psikologis, sebagai berikut:
1.      Kesadaran pendidik sendiri tentang keagamaannya selaku orang yang berpribadi muslim.
2.      Mampu menghubungkan pandangan metafisiknya dengan mata-mata pelajaran yang saling berhubungan.
3.      Mampu menghubungkan semua disiplin ilmu pengetahuan  dalam situasi interelasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, PT. Bumu Aksara,Jakarta)
Arif, Armai, M.N, Reformasi Pendidikan Islam, 2007, Press Gorup, Ciputat
Hamdan, Manajemen Pendidikan. 2007. Prenada media Grup,Jakarta.
Arifin. M.E.D. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,  PT Remaja Rosda Karya, Jakarta