PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perencanaan (planning) merupakan fungsi
awal dari serangkaian aktivitas manajemen dalam mencapai tujuan secara
efektif dan efiasien, sebelum fungsi berikutnya yaitu organizing,
actuating, dan controlling. Menurut Anderson dalam Syafaruddin,
perencanaan adalah pandangan masa depan dan menciptakan kerangka kerja
untuk mengarahkan tindakan seseorang di masa depan.
Perencanaan pendidikan pada hakikatnya
adalah proses pemilihan yang sistematis, analisis yang rasional mengenai
apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa pelaksananya dan
kapan suatu kegiatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan lebih efektif dan efisien, sehingga proses pendidikan itu
dapat memenuhi tuntutan / kebutuhan masyarakat. Dengan demikian seperti
dikemukakan oleh Burhanuddin, maka terdapat empat aspek yang berkaitan
dengan perencanaan pendidikan tersebut yaitu berhubungan dengan masa
depan, adanya seperangkat kegiatan, adanya proses yang sistematis, dan
adanya tujuan.
Perencanaan dalam dunia pendidikan,
terutama dalam sebuah lembaga pendidikan, memang sangatlah penting,
sebab perencanaan tersebut kedepannya akan berperan vital sebagai
petunjuk dalam gerak langkah lembaga tersebut. Namun demikian, model
perencanaan dalam sebuah lembaga pendidikan tentunya akan sangat berbeda
dengan perencanaan dalam sebuah perusahaan. Perusahaan yang notabene
berorientasi profit, tentu saja ‘memproses’ benda mati, baik berupa
barang maupun jasa. Di lain pihak, lembaga pendidikan, atau dapat
disebut sebagai sekolah, ‘memproses’ manusia dengan segala sifat-sifat
kemanusiaannya yaitu hidup dan berkembang.
Perencanaan dalam sebuah lembaga
pendidikan, tentunya tidak boleh melenceng dari tujuan pendidikan itu
sendiri, karena tujuan itulah yang nantinya akan menjadi titik tolak
penyusunan sebuah kerangka rencana. Dan agar sebuah perencanaan dalam
lembaga pendidikan tersebut tidak melenceng dari tujuan pendidikan itu
sendiri, harus digunakan sebuah model dan metode perencanaan yang sesuai
dan tepat. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang
model dan metode perencanaan pendidikan.
Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah akan dibahas dalam makalah ini antara lain :
- Apakah pengertian model dan metode perencanaan pendidikan?
- Apa saja macam-macam model dan metode perencanaan pendidikan?
- Bagaimana model dan metode perecanaan pendidikan berbasis wahyu?
PEMBAHASAN
Pengertian Model dan Metode Perencanaan Pendidikan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Hoetomo
menterjemahkan model sebagai contoh, pola acuan ragam, macam, atau
barang tiruan yang kecil dan tepat seperti yang ditiru. Sedangkan metode
diartikan sebagai cara yang telah diatur dan terfikir baik-baik untuk
mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan, cara belajar dan
sebagainya.
Perencanaan (planning) menurut Newman dalam Manullang, “Planning is deciding in advance what is to be done”. Jadi perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan. Sedangkan Louis Allen mengatakan “Planning is the determination of a course of action to achieve a desired result”, perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Dengan demikian, model perencanaan dapat
diartikan sebagai pola atau contoh atau acuan yang digunakan dalam
penyusunan sebuah perencanaan. Sedangkan metode perencanaan diartikan
sebagai cara atau langkah atau strategi yang ditempuh dalam penyusunan
sebuah perencanaan.
Model dan metode perencanaan dalam
lingkup pendidikan, diartikan sebagai pola atau acuan, dan cara yang
ditempuh dalam penyusunan rencana pendidikan secara umum. Tetapi model
dan metode perencanaan pendidikan tentunya berbeda dengan model dan
metode perencanaan pengajaran, perencanaan pendidikan cakupannya lebih
luas dan lebih umum menyangkut rencana dan kebijakan yang dikeluarkan
oleh pengambil kebijakan tertinggi dalam instansi pendidikan. Sedangkan
model dan metode perencanaan pengajaran sebagaimana dilakukan Oleh
Lukman Hakim bahwa model perencanaan pengajaran memuat komponen sistem
pembelajaran dan unsur kegiatan yang dilakukan, baik oleh guru maupun
siswa dalam proses pembelajaran. Dan metode perencanaan pengajaran
merpakan suatu cara menyusun materi-materi pembelajaran atau pengalaman
belajar yang ingin dicapai. Perencanaan berkaitan dengan bagaimana cara,
startegi, atau kegiatn yang dilakukan agar siswa memperoleh pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan.
Macam-macam Model Perencanaan Pendidikan
Perencanaan merupakan petunjuk mengenai
apa yang akan dilakukan, akan tetapi jika perencanaan tersebut disusun
dengan begitu padat, ketat, kaku, dan tidak manusiawi, maka dapat
menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian, karenanya perencanaan untuk
menjadi alat yang berguna menurut Harjanto perlu juga dipakai dalam
suatu kombinasi yang harmonis dengan alat lainnya seperti pengawasan dan
evaluasi. Lebih lanjut ia mengatakan, suatu rencana yang baik
senantiasa menjadi alat petunjuk arah dan sekaligus merupakan kiat yang
lentur dan fleksibel.
Ada beberapa model perencanaan pendidikan
yang dikemukakan para ahli pendidikan, diantaranya Dr. Nanang Fattahdan
Dr. Husaini Usman mengemukakan empat model perencanaan pendidikan,
yaitu :
Model Perencanaan Komperehensif
Model ini terutama digunakan untuk
menganalisis perubahan-perubahan dalam system pendidikan secara
keseluruhan. Di samping itu berfungsi sebagai suatu patokan dalam
menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik ke arah tujuan-tujuan
yang lebih luas.
Model Target Setting
Model ini diperlukan dalam upaya
melaksanakan proyeksi ataupun memperkirakan tingkat perkembangan dalam
kurun waktu tertentu. Dalam persiapannya dikenal:
a. Model untuk menganalisis demografis dan proyeksi penduduk
b. Model untuk memproyeksikan enrolmen (jumlah siswa terdaftar) sekolah
c. Model untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja.
3. Model Costing dan keefektifan biaya
Model ini sering digunakan untuk
menganalisis proyek-proyek dalam criteria efisien dan efektifitas
ekonomis. Dengan model ini dapat diketahui proyek yang paling fleksibel
dan memberikan suatu perbandingan yang paling baik di antara
proyek-proyek yang menjadi alternative penanggulangan masalah yang
dihadapi.
Penggunaan model ini dalam pendidikan didasarkan pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas dari masalah pembiayaan. Dan, dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses pendidikan, diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan benefit tertentu.
Penggunaan model ini dalam pendidikan didasarkan pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas pada pertimbangan bahwa pendidikan itu tidak terlepas dari masalah pembiayaan. Dan, dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses pendidikan, diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan benefit tertentu.
4. Model PPBS
PPBS (planning, programming, budgeting
system) bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program dan penganggaran
dipandang sebagai suatu system yang tak terpisahkan satu sama lainnya.
PPBS merupakan suatu proses yang komprehensif untuk pengambilan
keputusan yang lebih efektif. Beberapa ahli memberikan pengertian,
antara lain: Kast Rosenzweig (1979) mengemukakan bahwa PPBS merupakan
suatu pendekatan yang sistematik yang berusaha untuk menetapkan tujuan,
mengembangkan program-program, untuk dicapai, menemukan besarnya biaya
dan alternative dan menggunakan proses penganggaran yang merefleksikan
kegiatan program jangka panjang. Sedangkan Harry J. Hartley (1968)
mengemukakan bahwa PPBS merupakan proses perencanaan yang komprehensif
yang meliputi program budget sebagai komponen utamanya.
Berdasarkan kedua pengertian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa:
a. PPBS merupakan pendekatan yang sistematik. Oleh karena itu, untuk menerapkan PPBS diperlukan pemahaman tentang konsep dan teori system.
a. PPBS merupakan pendekatan yang sistematik. Oleh karena itu, untuk menerapkan PPBS diperlukan pemahaman tentang konsep dan teori system.
b. PPBS merupakan suatu proses
perencanaan komprehensif. Penerapannya hanya dimungkinkan untuk
masalah-masalah yang kompleks dan dalam organisasi yang dihadapkan pada
masalah yang rumit dan komprehensif.
Untuk memahami PPBS secara baik, maka
perlu kita perhatikan sifat-sifat esensial dari system ini. Esensi dari
PPBS adalah sebagai berikut:
- Memperinci secara cermat dan menganalisis secara sistematik terhadap tujuan yang hendak dicapai.
- Mencari alternative-alternatif yang relevan, cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan.
- Menggambarkan biaya total dari setiap alternative, baik langsung ataupun tidak langsung, biaya yang telah lewat ataupun biaya yang akan dating, baik biaya yang berupa uang maupun biaya yang tidak berupa uanag.
4. Memberikan gambaran tentang efektifitas setiap alternative dan bagaimana
alternative itu mencapai tujuan.
- Membandingkan dan menganalisis alternative tersebut, yaitu mencari kombinasi yang memberikan efektivitas yang paling besar dari sumber yang ada dalam pencapaian tujuan.
Macam-macam Metode Perencanaan Pendidikan
Ada banyak metode yang digunakan dalam
perencanaan, akan tetapi yang biasa dipakai dalam perencanaan
pendididkan adalah yang ditemukan oleh Augus W Smith dalam Nanang Fattah
menyebutkan ada 8 metode perencanaan pendidikan:
a. Metode mean-ways-end analysis (analisis mengenai alat-cara-tujuan)
Metode ini digunakan untuk meneliti
sumber-sumber dan alternatif untuk mencapai tujuan tertentu. Tiga hal
yang perlu dianalysis dalam metode ini, yaitu: means yang berkaitan
dengan sumber-sumber yang diperlukan, ways yang berhubungan dengan cara
dan alternative tindakan yang dirumuskan dan bakal dipilih dan ends yang
berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Ketiga aspek tersebut
ditelaah dan dikaji secara timbal balik.
b. Metode input-output analysis (analisis masukan dan keluaran)
Metode ini dilakukan dengna mengadakan
pengkajian terhadap interelasi dan interdependensi berbagai komponen
masukan dan keluaran dari suatu system. Metode ini dapat digunakan untuk
menilai alternative dalam proses transformasi.
c. Metode econometric analysis (analisa ekonometrik)
Metode ini menggunakan data empirik,
teori ekonomi dan statistika dalam mengukur perubahan dalam kaitan
dengan ekonomi. Metode ekonometrik mengembangkan persamaan-persamaan
yang menggambarkan hubungan ketergantungan di antara variable-variabel
yang ada dalam suatu system.
d. Metode Cause-effect diagram (diagram sebab akibat)
Metode ini digunakan dalam perencanaan
dengan menggunakan sikuen hipotetik untuk memperoleh gambaran tentang
masa depan. Metode ini sangat cocok untuk perencanaan yang bersifat
strategic.
e. Metode Delphi
Menurut Nanang Fattah metode Delphi
bertujuan untuk menentukan sejumlah alternative program. Mengeksplorasi
asumsi-asumsi atau fakta yang melandasi “Judgments” tertentu dengan
mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai suatu consensus. Biasa
metode ini dimulai dengan melontarkan suatu masalah yang bersifat umum
untuk diidentifikasi menjadi masalah yang lebih spesifik. Partisipan
dalam metode ini biasanya orang yang dianggap ahli dalam disiplin ilmu
tertentu.
Sedangkan menurut Sudjana, metode Delphi
digunakan untuk menghimpun keputusan-keputusan tertulis yang diajukan
oleh calon peserta didik atau para pakar yang tempat tinggalnya tersebar
dan mereka tidak dapat berkumpul atau bertemu muka dalam menentukan
keputusan iti. Metode ini pada dasarnya merupakan proses kegiatan
kelompok dengan menggunakan jawaban-jawaban tertulis dari para calon
peserta didik atau para pakar terhadap rancangan keputusan yang diajukan
secara tertulis kepada mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk melibatkan
calon peserta didik atau pakar dalam membuat keputusan, sehingga
keputusan itu lebih berbobot dan menjadi milik bersama.
f. Metode heuristic (prosedur penelitian ilmiah)
Metode ini dirancang untuk mengeksplorasi
isu-isu dan untuk mengakomodasi pandangan-pandangan yang bertentangan
atau ketidakpastian. Metode ini didasarkan atas seperangkat prinsip dan
prosedur yang mensistematiskan langkah-langkah dalam usaha pemecahan
masalah.
g. Metode life-cycle analysis (analisa siklus kehidupan)
Metode ini digunakan terutama untuk
mengalokasikan sumber-sumber dengan memperhatikan siklus kehidupan
menghenai produksi, proyek, program atau aktivitas. Dalam kaitan ini
seringkali digunakan bahan-bahan komperatif dengan menganalogkan data,
langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ini adalah:
1. Fase Konseptualisasi;
2. Fase Spesifikasi;
3. Fase Pengembangan Prototype;
4. Fase Pengujian dan Evaluasi;
5. Fase Operasi;
6. Fase Produksi.
3. Fase Pengembangan Prototype;
4. Fase Pengujian dan Evaluasi;
5. Fase Operasi;
6. Fase Produksi.
Metode ini bisa dipergunakan dalam bidang
pendidikan terutama dalam mengalokasikan sumber-sumber pendidikan
dengan melihat kecenderungan-kecenderungan dari berbagai aspek yang
dapat dipertimbangkan untuk merumuskan rencana dan program.
h. Metode value added análisis (analisa nilai tambah)
Metode ini digunakan untuk mengukur
keberhasilan peningkatan produksi atau pelayanan. Dengan demikian, kita
dapat mendapatkan gambaran singkat tentang kontribusi dari aspek
tertentu terhadap aspek lainnya.
Sementara itu, Husaini Usman menambahkan metode lain dari delapan metode yang telah disebutkan di atas, yaitu:
1. Metode proyeksi.
Perencanaan pendidikan dengan menggunakan
metode proyeksi inilah yang menghasilkan metode pemecahan penduduk lima
tahunan, data persekolahan, proyeksi penduduk dan penduduk usia
sekolah, proyeksi siswa, proyeksi ruang kelas, dan proyeksi kebutuhan
guru. Dalam hal ini metode proyeksi dibagi menjadi :
- Angka pertumbuhan siswa
Angka pertumbuhan siswa (APn) iialah kenaikan siswa setiap tahunnya. Rumusnya adalah sebagai berikut:
APn = Sn-1 – Sn-2
Sn-2
APn = Angka pertumbuhan siswa tahun n
Sn-1 = Siswa tahun n-1
Sn-2 = Siswa tahun n-2
Kohort siswa
Kohort ialah suatu angkatan siswa yang
masuk kelas 1 sampai tamat sekolah. Dengan kohort ini kita bisa melihat
perkembangan jumlah siswa dari semenjak masuk kelas 1 hingga lulus ujian
kelas terakhir.
Arus siswa
Metode proyeksi dengan arus siswa
menggambarkan hasil proyeksi tiga arus siswa yaitu angka mengulang,
angka naik kelas, dan angka putus sekolah dari setap angkatan/tingkat.
2. Metode pemecahan penduduk usia lima tahunan menjadi tahunan.
Metode ini diperlukan karena dalam dunia
pendidikan proyeksi jenjang usia berbeda dengan yang disusun oleh BPS
(Badan Pusat Statistik), data pada BPS menggunakan interval 0 – 4 tahun,
5 – 9 tahun, 10 – 14 tahu, 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun, dan
seterusnya. Sedangkan usia untuk perencanaan pendidikan menggunakan
interval 7 – 12 tahun (SD), 13 – 15 tahun (SMP), 16 – 18 tahun (SMA),
dan 19 – 24 tahun (PT).
3. Proyeksi penduduk dan penduduk usia sekolah
Proyeksi ini dilakukan BPS dengan menggunakan dua pola, yaitu :
- Metode componen berdasarkan asumís kecenderungan fertilitas, mortalitas, dan perpindahan penduduk antarpropinsi
- Angka pertumbuhan, angka pertumbuhan dapat dihitung minimal untuk dua tahun berurutan. Untuk menghitung angka pertumbuhan, maka diperlukan data penduduk minimal da tahun, semakin banyak data penduduk semakin telita proyeksi yang dihasilkan.
Hal yang sama juga dilakukan untuk
menghitung proyeksi penduduk usia sekolah, sebagai control, setelah
proyeksi penduduk usia sekolah selesai dihitung selanjutnya perlu
dibandingkan dengan jumlah penduduk seluruhnya, sehingga muncullah
presentase usia penduduk terhadap penduduk seluruhnya, maka proyeksi
yang dihaslkan akan semakin rasional.
4. Proyeksi kebutuhan ruang kelas
Dalam perencanaan pendidikan, kebuuhan
tambahan Ruang Kelas Baru (RKB) dan Unit Sekolah Baru (USB) Sangay
diperlukan, terutama dalam rangka perluasan desempatan relajar. Metode
perhitungan dapat dilakukan dengan pendekatan makro dan mikro.
Keuntungan pendekatan makro hádala lebih mudah dilaksanakan karena hanya
menbutuhkan waktu singkat dan data lebih mudah didapat, sedangkan
kelemahannya hádala hasil perhitungan yang didapat bersifat umum dan
kasar karena daerahnya cukup luas.
Sedangkan keuntungan menggunakan
pendekatan mikro ádalah hasil yang diperoleh lebih mendekati kebutuhan
nyata, karena memperhatikan berbagai variable seperti pencapaian,
pemukiman, demografis, ekonomi, dan variable nonkependidikan lanilla
yang relevan. Kelemahannya hádala memerlukan waktu lama, koordinasi yang
rumit, memerlukan ketrampilan khusus dan membutuhkan biaya besar. Akan
tetapi manfaat dari proyeksi ini hádala alokasi kebutuhan ruang kelas
yang tepat dengan keperluan daerah dan cocok dengan kebutuhan nyata
sekolah.
Data yang diperlukan untuk menghitung gedung dan ruang kelas baru antara lain:
- Jumlah kelas dan ruang kelas milik;
- Proyeksi jumlah siswa sesuai dengan tahun yang akan dihitung;
- Jumlah sekolah yang sedang dibangun dalam bentuk ruang kelas;
- Jumlah sekolah minimal tiga tahun berurutan
- Jumlah siswa tiga tahun berurutan;
Dengan menggunakan angka tersebut, dapat
dihitung angka parameter yang diperlukan untuk menghitung kebutuhan rung
kelas. Angka parameter terdiri dari rasio siswa per kelas, rasio kelas
per ruang kelas milik, rasio siswa per sekolah, pertambahan jumlah
sekolah, dan penambahan jumlah siswa. Adapun cara menghitung kebutuhan
gedung dan tambahan ruang kelas dilakukan dua tahap, yaitu:
- Menghitung jumlah ruang kelas seluruhnya yang diperlukan, baik yang akan dialokasikan dalam bentuk gedung dengan 6 ruang kelas, 9 ruang kelas, atau 12 ruang kelas, maupun yang akan dibangn sebagai tambahan ruang kelas;
- Hasil perhitungan tahap pertama kemudian dirinci menjadi tambahan kebutuhan gedung dan ruang kelas;
Perhitungan tahap pertama yaitu kebutuhan jumlah ruang seluruhnya dapat digunankan dengan rumus:
BRKt = PSt / (S/K)t x (K/RK)t – (RKLt-1 + RKSt-1)
Keterangan:
BRKt = jumlah kebutuhan ruang kelas seluruhnya pada tahun t
PSt = proyeksi jumlah siswa pada tahun t
(S/K)t = rasio siswa per kelas tahun t
(K/RK)t = rasio kelas per ruang kelas tahun t
RKLt-1 = jumlah ruang kelas lama yang sudah ada
RKSt-1 = jumlah ruang kls yang sedang dibangun / belum digunakan
5. Proyeksi Kebutuhan Guru
Metode ini akan menghitung kebutuhan guru
pada tap jenjang pendidikan, kebutuhan guru SD ada lima jenis, yaitu
kepala sekolah, guru kelas, guru penjas, guru agama, dan guru bimbingan
penyuluhan. Untuk jenjang SMP ada empat jemis kebuthan guru yaitu kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru bidang studi, dan guru BP.
Kebutuhan guru SMA/SMK juga ada empat jenis, yaitu kepala sekolah, empat
wakil kepala sekolah, guru bidang studi/praktik, dan guru BP.
Untuk menghitung jumlah kebutuhan kepala
sekolah sama dengan jumlah sekolahnya, sedangkan untuk menghitung jumlah
wakil kepala sekolah SD juga sama dengan jumlah sekolahnya. Akan
tetapi, untuk menghitung jumlah wakil kepala sekolah SMA/ SMK ada dua
cara perhitungan, yaitu :
- Sama dengan jumlah sekolahnya dikalikan 4
- Jika jumlah kelas 27, siswa 1.080, diperlukan 4 wakil kepala sekolah;
- Jika jumlah kelas 18, siswa 720, diperlukan 3 wakil kepala sekolah;
- Jika jumlah kelas 9, siswa 360, diperlukan 2 wakil kepala sekolah;
Kebutuhan guru kelas untuk SD sama dengan
jumlah kelas, tetapi jika guru kelas I merangkap guru kelas II, maka
dapat dihitung dengan rumus :
KGK = JKt – JKIIt – JG
Keterangan :
KGK = kebutuha guru kelas
JKt = jumlah kelas pada tahun t
JKIIt = jumlah kelas II pada tahun t
JG = jumlah guru seluruhnya
Kebutuhan guru penjas dan guru agama pada jenjang SD sama dengan jumlah sekolah, sedangkan untuk guru BP digunakan rumus :
KGBPt = JSt / 150
Kebutuhan guru bidang studi untuk SMP dapat dihitung dengan rumus:
KGBSat = (JKt x JBa) / 24
Keterangan :
KGBSat = kebutuhan guru bidang studi a pada tahun t
JKt = jumlah kelas tahun t
Jba = jumlah jam belajar bidang studi a sesuai kurikulum
24 = jam mengajar bidang studi sesuai kurikulum
Untuk guru bidang studi tertentu, misal
B. Indonesia adalah jumlah kelas dikali jam belajar B. Indonesia yaitu
6, dibagi beban mengajar guru yaitu 24.
Alternatif lain untuk menghitung guru bidang studi SMP dapat menggunakan rumus:
KBnSMP = Kn x 42
24
Keterangan:
KBn = kebutuhan guru SMP/MTs seluruhnya tahun n
Kn = proyeksi jumlah kelas tahun n
42 = jumlah jam seluruh mata pelajaran sesuai kurikulum 1994
24 = jumlah jam belajar guru per minggu
Kebutuhan guru bidang studi untuk jenjang SMA dapat dihitung dengan rumus :
KGBSat = (JKIt x JBIa) + (JKIIt x JBIIa) + (JKIIIt x JBIIIa)
24
Keterangan:
KGBSat = kebutuhan guru bidang studi a pada tahun t
JKIt = jumlah kelas tingkat I pada tahun t
JKIIt = jumlah kelas tingkat II tahun t
JKIIIt = jumlah kelas tingkat III tahun t
JBIa = jumlah jam belajar tingkat I bidang studi a
24 = jam mengajar guru per minggu
Alternatif lain untuk menghitung kebutuhan guru mata pelajara SMA dapat menggunakan rumus:
KBnSMA = Kn x 44
24
Metode perencanaan proyeksi juga dapat
digunakan untuk menghitung hal-hal yang berkaitan dengan masalah
pendidikan yang lain, misalnya;
1. Prediksi Rasio siswa per guru dapat dihitung dengan rumus:
RS/G = Jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu
Jumlah guru pada jenjang pendidikan tertentu
Semakin tinggi rasio berarti semakin banyak siswa yang dilayani guru atau jumlah guru semakin kurang
2. Rasio siswa per kelas dapat dihitung denga rumus:
RS/K = Jumlah siswa pada jenjang penddikan tertentu
Jumlah kelas pada jenjang pendidikan tertentu
Semakin tinggi rasio berarti semakin padat siswa di kelas atau semakin kekurangan jumlah kelas
3. Rasio kelas per guru dapat dihitung dengan rumus :
RK/G = Jumlah kelas pada jenjang pendidikan tertentu
Jumlah guru pada jenjang pendidikan tertentu
Semakin tinggi rasio berarti semakin kurang guru dibandingkan jumlah kelas.
4. Angka Partisipasi Kasar (APK) dapat dihitung dengan rumus :
APK = Jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu x 100%
Jumlah penduduk kelompok usia tertentu
Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang sekolah di jenjang pendidikan tertentu.
5. Angka Partisipasi Murni (APM) dapat dihitung dengan rumus :
APM = Jumlah siswa kelompok usia sekkolah jenjang tertentu x 100%
Jumlah penduduk usia tertentu
Semakin tinggi APM berarti semakin banyak usia sekolah yang sekolah di suatu daerah tertentu.
6. Angka transisi dari semua jenjang baik jalur sekolah maupun luar sekolah dapat dihitung dengan rumus :
PAT = Jumlah sekolah jenjang pendidikan tertentu
Jumlah sekolah jenjang yang lebih tinggi
Semakin tinggi nilai angka transisi semakin besar kesenjangan antara sekolah tertentu dengan jenjang sekolah yang lebih tinggi.
7. Jumlah lulusan SMA/SMK yang diterima
di PTN/PTS dan jumlah mahasiswa baru yang diterima di PTN/PTS dapat
dihitung dengan rumus:
Angka melanjutkan = Jumlah mahasiswa baru di jenjang PT tertentu tahun t x 100 %
Jumlah lulusan SMA/SMK tahun t
Semakin tinggi nilai angkanya maka semakin baik, idealnya 100%.
8. Jumlah lulusan SMA/SMK yang diterima di dunia kerja dapat dihitung dengan rumus:
Jumlah lulusan SMA/SMK yang diterima kerja x 100 %
Jumlah lulusan seluruhnya
Semakin tinggi nilai hasilnya maka semaikin baik, ideal angkanya 100%.
Model dan Metode Perencanaan Pendidikan berbasis Wahyu
Sebagaimana fahami bahwa perencanaan
dalam sebuah lebaga pendidikan adalah sebuah keniscayaan. Akan tetapi
satu hal yang perlu dipahami dalam perumusan perencanaan tersebut tidak
melepaskan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Yang mana tujuan dari
perencanaan adalah segala upaya yang dilakukan untuk tercapainya tujuan
secara sestimatis, efektif dan efesien. Sedangkan tujuan pendidikan
Islam adalah untuk membentuk manusia yang bertaqwa disisi Allah.
Modal yang terbesar diberikan Allah
kepada manusia adalah wahyu. Wahyu inilah kemudian seharusnya yang
menjadi pembimbing dan pedoman dasar dalam segala urusan manusia tidak
terkecuali dalam model dan metode perencanaan pendidikan. Kebenaran
firman Allah ini didukung oleh argumentasi tekstual (nash).
Huruf-hurufnya, kata-katanya, uslub (susunan kalimat), adalah pilihan
Allah sendiri tidak ada iterpensi sedikitpun dari makluknya.
الله الذي أنزل الكتاب بالحق والميزان (الشورى: 17)
“Allah menurunkan kitab al-Qur’an dengan penuh kebenaran dan keseimbangan”
Model dan metode perencanaan pendidikan
berbasis wahyu dimaksud disini adalah kembali kepada pemahaman akan
model dan metode bagaimana Allah menurunkan wahyu kepada Rasulnya
Muhammad saw. Sejak ia mulai diproses menjadi nabi pilihan di akhir
zaman. Tentu rentetan-rentetan peristiwa yang terjadi pada rasulullah
dalam peruses kenabiannya khususnya dalam penerimaan wahyu adalah bukan
sutau hal yang “kebetulan”, dalam artian ini adalah melalui perencanaan
Allah yang maha teliti dan maha tahu tentang makhluknya dan apa yang ia
akan sampaikan kepada Rasulnya untuk menjadi pelajaran bagi ummat-ummat
setelahnya.
وبالحق أنزلناه وبالحق نزل وما أرسلناك إلا مبشرا ونزيرا. وقرانا فرقناه لتقرأه على الناس على مكث ونزلناه تنزيلا (الإسراء: 105-106)
“Dan kami turunkan (Al-Qur’an itu)
dengan sebenar-benarnya dan al-Qur’an itu telah turun dengan (membawa)
kebenaran” . Dan Al-Qur’an itu lelah kami turunkan secara
ber-angsur-angsur agar kamu membacanya perlahan-lahan kepada manusian
kami menurunkannya bagian demi bagian.
Melaksanakan perencanaan pendidikan
Islam idealnya mengacu kepada bagaiman Allah menurunkan Al-Qur’an ini
sesui dengan tahapannya(tartibunnuzul) kepada Muhammad. Karena dalam
tartibunnuzulnya ini sebagai suatu metode dalam merencanakan pendidikan
Islam. Dan ia harus diyakini mengandung nilai-nilai dan prinsip-prinsip
yang jiaka diserap, dianalisa dan diterapkan dengan benar dapat
mengantarkan kepada terbentuknya lembaga pendidikan Islam yang
menghantarkan semua elemenya kepada ketaqwaan.
Tahapan turunya wahyu yang dimaksud
disini menurut pakar tafsir dari kalangan sahabat, ibnu abbas, yaitu:
QS. Al-Alaq 1-5, QS. al-Qalam 1-7, QS. al-Muzammil 1-10, QS.
al-Mudasstir 1-7, dan ditutup dengan QS. al-Fatihah 1-7. Sehingga
apabila ini terjadi akan dapat diharapkan outpun pendidikan sesui
tujuannya yaitu menjadi orang yang bertaqwa.
Maka Model dan Metode perencanaan Peendidikan Islam yang berbasis wahyu tersebut adalah :
Surat Al-Alaq memiliki pandangan dasar pendidikan
karena surat ini persoalan-soalan
substansial tentang siapa itu jati didiri manusia dijawab dengan
subtansial. Sebagaimana kita ketahui, setiap aliran pendidikan memiliki
pandangan dasarnya, dan dengan demikian pendidikan Islampun harus
berbasis pada tentang manusia apa yang dikemukakan pada surat al-Alaq.
Membangun sebuah paradigma pendidikan sangat erat hubungannya dengan “cara pandang”, seorang terhadap sebuah pendidikan.
“ Bacalah dengan (menyebut ) nama Tuhanmu yang menciptakan”;
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah”;
“Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia”;
“Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam”;
“Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(QS. Al Alaq: 1-5)
Surat Al-Qalam Membentuk nilai-nilai kebenaran
Begitu juga halnya dalam paradigma dan
model-model pendidikan perlu diktetengahkan nilai-nilai pendidikan
misalnya tentang kecerdasan, kejujuram integritas, moral atau komitmen,
dll. Dan itu sebetulnya dapat dirujuk pada Al-Qalam 1-7. Nilai-nilai ini
diperlukan sebagai standar atau acuan dalam mengukur realitas lebaga
pendidikan atau subyek didik menuju lembaga dan peribadi-peribadi yang
dikehendaki
“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis”;
“Berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila”;
“Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar
yang tidak putus-putusnya”;
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”;
“Maka kelak kamu akan melihat
dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat”;
“Siapa diantara kamu yang gila”;
“Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang paling Mengetahui
siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. Al Qalam: 1-7)
Surat Al-Muzammil membentuk karakter ,
Dengan adanya padangan dasar dan nilai2
yag dikembangkan itulah suatu pola transpormasi atau metode pendidikan
dapat dirumuskan untuk melakukan perubahan anak didik. Misalnya metode
pengajarannya, pilihan materi ajarnya, pilihan kurikulum yang
diterapakan, itu semua secara mendasar ditunjujukkan dalam ayat- surat
muzammil. Kekuatan suatu pendidikan terletak pada seberapa jauh tingkat
berubahan yang diberikan oleh pendidikan itu dlam mentransoprmasi kan
subyek didiknya.
“Hai orang yang berselimut (Muhammad)”;
“bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya)”;
“(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit”;
“atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan”;
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat”;
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan”;
“ Sesungguhnya kamu pada siang hari
mempunyai urusan yang panjang (banyak)”;
“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya
dengan penuh ketekunan”;
“(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung”;
“Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.”
(QS. Al Muzammil: 1-10)
Surat Al-Mudassir pilar transpormasi
Selanjutnya untuk menjaga kontinyuitas
proses pendidikan itu hal yang penting untuk dilakukan adalah membentuk
institusi atau perangkat organisasi lainya yang itu semua sebenarnaya
telah dicakup oleh ayat-ayat dalam surat mudassir. sebagimana kita
ketahui bahwa suatu proses pendidikan membutuhkan lingkungan dan
perangkat pendukung lainnya termasuk dalam proses aggaran dll.
Perangkat-perangkat ini disusun dengan suatu pola pendekatan dimana
dalam hal-hal yang besifat materil harus tunduk kepada hal-hal yang
lebih kepada sifat-sifat spirituil.
“Hai orang yang berselimut”;
“bangunlah, lalu berilah peringatan!”;
“dan Tuhanmu agungkanlah”;
“dan pakaianmu bersihkanlah”;
“dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah”;
“dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak”;
“Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.”
Surat Al-Fatihah Visi Pendidikan Islam
Terakhir, tetapi Mencakup dari sejak
awalnya sebuah model perencanaan pendidikan Islam haruslah memiliki visi
yang jelas hendak dijadiakan apa subyek didik ini kedepan dan itu semua
dijawab dengan tuntas dalam surat al-fatihah.
Sebuah visi pada kenyataannya memberikan arahan gerak dan konsistensi utnuk mencapai tujuan yang menjadi harapan pendidikan.
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”;
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”;
“Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”;
“Yang menguasai hari pembalasan”;
“hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan
hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan”;
“Tunjukilah kami jalan yang lurus”;
“(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat
kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.
(QS. Al Fatihah: 1-7)
Dari kelima hal ini (tartibunnuzul)
seharusnya kemudian menjadi paradigma dasar dalam merencanakan model
dan metode pendidikan Islam. Jawaban yang dapat ditampilkan adalah
bahwa konsep pendekatan atau paradigma tartibunnuzul ayat ini ini adalah
“ijtihadi”.
Pertama,
berkenaan dengan urut-urutan nuzulnya Al Qur’an sebagaimana yang tertera
dalam paradigma sistematika Nuzulnya wahyu, kenyataannya merujuk pada
keterangan Ibnu Abbas dan beberapa ahli tafsir lainnya.
Kedua, secara
substansial dapat dianalisis bahwa kandungan ayat-ayat, sebagaimana yang
dimaksudkan dalam wahyu tersebut, adalah kerangka dasar perencanaan
pendidikan yang berarti secara penuh bersifat Islami.
Ketiga, mengikuti umumnya ahli tafsir bahwa surat Al Fatihah dipandang sebagai induk kitab (ummul kitab)
yang merupakan garis-garis besar atau bahkan kesimpulan Al Qur’an
sendiri, dan oleh karena itu tartib Nuzul wahyu ini berprinsip pada
batas nuzulnya surat Al Fatihah.
Keempat,
adalah nyata bahwa perjuangan Rasulullah menyampaikan risalah-Nya
sehingga berhasil membangun peradaban Islam, menerapkan secara sempurna
tahapan-tahapan turunnya wahyu ini. Sehingga wajar atau bahkan
seharusnya, jika kita ingin membangun atau merencanakan pendidikan
Islam mengikuti apa yang telah dipraktekkan oleh Beliau yang ternyata
juga terbukti kebenarannya.
Karena itu ketika umat Islam ingin
kembali meraih kejayaannya, menjadi kiblat peradaban manusia, maka
prasyarat mutlak yang harus dilakukan adalah membangun dasar-dasar
orientasi, mengelaborasi dan menderivasikannya sehingga menjadi tatanan
nilai, visi ideologis dan sistem penjelas serta konsep-konsep yang
diperlukan. Ini berarti mengikuti pola yang diterapkan oleh Rasulullah
dan substansi dari wahyu-wahyu yang pertama kali diturunkan atau dengan
apa yang disebut sebagai Tartibunnuzul al-wahyu. Upaya ini
ditransmisikan secara luas dan mendalam ke dalam umat manusia, secara
terus menerus dan akseleratif, sehingga tercapailah cita-cita sebagai
masyarakat yang diridlai Allah SWT.
KESIMPULAN
Dari uraian dan pembahasan tentang model
dan merode perencanaan pendidikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
- Model dan metode perencanaan dalam lingkup pendidikan, diartikan sebagai pola atau acuan, dan cara yang ditempuh dalam penyusunan rencana pendidikan secara umum. Tetapi model dan metode perencanaan pendidikan tentunya berbeda dengan model dan metode perencanaan pengajaran, perencanaan pendidikan cakupannya lebih luas dan lebih umum menyangkut rencana dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pengambil kebijakan tertinggi dalam instansi pendidikan.
- Macam-macam model perencanaan pendidikan menurut Nanang Fattah yang perlu diketahui diantaranya:
- Model perencanaan komprehensif;
- Model target setting;
- Model costing dan keefektifan biaya
- Mode PPBS (planning, programming, budgeting sistem)
-
-
- Metode input-output analisis (analisis masukan-keluaran)
- Metode analysis econometrik (analisa ekonometrik)
- Metode cause-effect diagram (diagram sebab-akibat)
- Metode Delphi
- Metode heuristic
- Metode life sycle analysis (analisa siklus kehidupan)
- Metode value added analysis (analisa nilai tambah)
- Metode proyeksi
- Metode proyeksi dipecah menjadi beberapa metode diantaranya :
- Proyeksi pemecahan penduduk usia lima tahunan menjadi tahunan
- Proyeksi penduduk dan penduduk usia sekolah
- Proyeksi kebutuhan ruang kelas
- Proyeksi Kebutuhan Guru
-
Agama Islam dengan ajarannya adalah
sebuah konsep yang komprehensif yang mengatur semua lini kehidupan
manusia. perencanaan dalam Islam adalah sebuah keniscayaan dan harus
dipersiapakan segala sesuatu untuk tercapainya tujuan. Al-Qur’an dalam
surat Al-Hasyar ayat 18 Allah menjelaskan tentang keharusan dalam
perencanaan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18)
Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”(Qs.Al-Hasyr:18).
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa
perlunya perencanaan untuk masa depan, apakah untuk diri sendiri,
pemimpin keluarga, lembaga, masyarakat maupun sebagai pemimpin Negara.
Ayat-ayat yang berkaitan dengan model dan metode perencanaan pendidikan
Perencanaan dalam Al-Qur’an
- Al-Baqarah 208
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا
فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ
لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (208)
Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu.(Al-Baqarah 208)
- Al-Fur’qan 67
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
67. Dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir,
dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
- Al-baqarah 185,
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا
يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا
اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Allah menghendaki kemudahan bagimu,
dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
- Ali Imran 191,
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا
وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ (191)
191. (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
- Al-An’am 62,
ثُمَّ رُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ أَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ (62
Kemudian mereka (hamba Allah)
dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah
bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaanNya. Dan Dialah Pembuat
Perhitungan yang paling cepat.
- Annisa 9,
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ
خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ
وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (9
9. Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.
- Al-Isra’ 26-27
وَآَتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ
وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (26) إِنَّ
الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ
الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا (27)
Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
KESIMPULAN
Dari uraian dan pembahasan tentang model
dan merode perencanaan pendidikan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Pertama : Model dan metode perencanaan
dalam lingkup pendidikan, diartikan sebagai pola atau acuan, dan cara
yang ditempuh dalam penyusunan rencana pendidikan secara umum. Tetapi
model dan metode perencanaan pendidikan tentunya berbeda dengan model
dan metode perencanaan pengajaran, perencanaan pendidikan cakupannya
lebih luas dan lebih umum menyangkut rencana dan kebijakan yang
dikeluarkan oleh pengambil kebijakan tertinggi dalam instansi
pendidikan.
Kedua : Macam-macam model perencanaan pendidikan menurut Nanang Fattah yang perlu diketahui diantaranya:
- Model perencanaan komprehensif;
- Model target setting;
- Model costing dan keefektifan biaya
- Mode PPBS (planning, programming, budgeting sistem)
Ketiga : Macam-macam metode perencanaan pendidikan menurut Husaini Usman adalah :
- Metode means-ways-goals analysis (analisis sumber-cara-tujuan)
- Metode input-output analisis (analisis masukan-keluaran)
- Metode analysis econometrik (analisa ekonometrik)
- Metode cause-effect diagram (diagram sebab-akibat)
- Metode Delphi
- Metode heuristic
- Metode life sycle analysis (analisa siklus kehidupan)
- Metode value added analysis (analisa nilai tambah)
- Metode proyeksi
Keempat : Metode proyeksi dipecah menjadi beberapa metode diantaranya :
- Proyeksi pemecahan penduduk usia lima tahunan menjadi tahunan
- Proyeksi penduduk dan penduduk usia sekolah
- Proyeksi kebutuhan ruang kelas
- Proyeksi Kebutuhan Guru
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001)
Usman, Husaini, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006)
Syafaruddin, Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran (Jakarta: Quantum
Teaching, 2005)
Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepeminpinan Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 1994)
Hoetomo, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005)
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)
Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Yogyakarta: UGM Press, 2001)
Hakim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008)
Sudjana, H.D, Matode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah
Production, 2001)
Terry, GR, disadur Winardi, Azas-azas Manajemen, (Bandung: Alumni, 1970)
Nata, Abuddin, H, Kapita Selecta Pendidikan Islam (Bandung: Angkasa, 2003)