Posted by Drs.H.Mutawalli, M.Pd.I on February 15, 2008
Socrates
adalah seorang pemikir dan guru berkebangsaan Yunani. Ia lahir sekitar
tahun 470 sebelum Masehi dan meninggal tahun 399 S.M. Ia menikah dengan
Xanthippe yang telah begitu banyak mencaci maki, sehingga namanya itu
sekarang diartikan sebagai ‘sekrup’. Untuk beberapa waktu lamanya
Socrates bekerja sebagai tukang batu dan pemahat. Kemudian berkembang,
ia mulai tertarik pada filsafat. Karenanya, ia lalu senantiasa
menggunakan waktu luangnya untuk berfikir tentang ilmu dan
memperdebatkannya dengan setiap orang yang ditemuinya secara praktis.
Socrates tak pernah mengajar dengan cara yang
teratur. Ia tidak pernah berdiri di muka kelas dan memberi pelajaran
dengan buku dan menulis. Ia hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan
secara sederhana. Misalnya begini ” Apakah disebut keberanian itu?”
“Mengapa seseorang melakukan tindakan salah?”.
Jika ia mendapat jawaban maka ia akan memberikan
pertanyaan lebih banyak lagi, seperti sebuah ujian, hingga kerapkali
orang lainnya meminta agar ia tidak memberikan pertanyaan terlampau
banyak.
Dia memang mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu untuk
membuat orang lain berfikir mengenai gagasan-gagasannya, dan
mengambilnya sebagai sesuatu yang berguna. Sebagian orang memang
menghormatinya dengan sungguh-sungguh. Mereka kemudian menjadi teman
Socrates secara cepat dan akrab, serta bergabung dalam grup diskusi
filsafatnya hingga beberapa tahun lamanya. Sedang beberapa orang yang
lainnya lagi, berpendapat bahwa ia adalah usaha yang amat sederhana guna
menghancurkan gagasan-gagasan kuno yang baik tentang agama dan moral,
tanpa meletakkan sesuatu apapun disana.
Beberapa orang muda yang diketahuinya dengan baik
kemudian telah menjadi pengkhianat, dengan jalan meminpin revolusi dan
berusaha merobohkan pemerintah. Akibatnya, orang-orang Athena bangkit
melawan mereka dan membunuhnya. Dan setelah sistim demokrasi
diperbaharui Socrates diseret ke depan pengadilan. Ia dituduh sebagai
telah memperkenalkan dewa-dewa baru kepada orang-orang Athena dan telah
meracuni fikiran anak-anak muda.
Tetapi Socrates tak pernah menanggapi masalah ini
secara serius dan mau minta belas kasihan. Sebagai akibatnya, ia
dijatuhi hukuman mati dengan jalan harus minum secangkir air
tumbuhan-tumbuhan berracun. Banyak orang itu bertentangan dengan hak
kemerdekaan berbicara. Sedangkan yang lainya percaya dan setuju kalau ia
dihukum mati karena murid-muridnya hampir saja menghancurkan
pemerinatah Athena. Dlam beberapa hal, keberanian dan kebebasannya
selalu dihormati dsan dikenang. Salah seorang muridnya yang terkenal
ialah Plato, kemudian juga menjadi filsuf yang tangguh dan selalu
menampilkan ajaran Socrates sebagai yang paling berwatak dalam
buku-bukunya.