Minggu, 10 Maret 2013

Belajar dari Socrates( Pemikir Yunani)


Posted by Drs.H.Mutawalli, M.Pd.I    on February 15, 2008
soctates-2.jpgSocrates adalah seorang pemikir dan guru berkebangsaan Yunani. Ia lahir sekitar tahun 470 sebelum Masehi dan meninggal tahun 399 S.M. Ia menikah dengan Xanthippe yang telah begitu banyak mencaci maki, sehingga namanya itu sekarang diartikan sebagai ‘sekrup’. Untuk beberapa waktu lamanya Socrates bekerja sebagai tukang batu dan pemahat. Kemudian berkembang, ia mulai tertarik pada filsafat. Karenanya, ia lalu senantiasa menggunakan waktu luangnya untuk berfikir tentang ilmu dan memperdebatkannya dengan setiap orang yang ditemuinya secara praktis.
Socrates tak pernah mengajar dengan cara yang teratur.   Ia tidak pernah berdiri di muka kelas dan memberi pelajaran dengan buku dan menulis. Ia hanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara sederhana. Misalnya begini ” Apakah disebut keberanian itu?” “Mengapa seseorang melakukan tindakan salah?”.
Jika ia mendapat jawaban maka ia akan memberikan pertanyaan lebih banyak lagi, seperti sebuah ujian, hingga kerapkali orang lainnya meminta agar ia tidak memberikan pertanyaan terlampau banyak.
Dia memang mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu untuk membuat orang lain berfikir mengenai gagasan-gagasannya, dan mengambilnya sebagai sesuatu yang berguna. Sebagian orang memang menghormatinya dengan sungguh-sungguh. Mereka kemudian menjadi teman Socrates secara cepat dan akrab, serta bergabung dalam grup diskusi filsafatnya hingga beberapa tahun lamanya. Sedang beberapa orang yang lainnya lagi, berpendapat bahwa ia adalah usaha yang amat sederhana guna menghancurkan gagasan-gagasan kuno yang baik tentang agama dan moral, tanpa meletakkan sesuatu apapun disana.
Beberapa orang muda yang diketahuinya dengan baik kemudian telah menjadi pengkhianat, dengan jalan meminpin revolusi dan berusaha merobohkan pemerintah. Akibatnya, orang-orang Athena bangkit melawan mereka dan membunuhnya. Dan setelah sistim demokrasi diperbaharui Socrates diseret ke depan pengadilan. Ia dituduh sebagai telah memperkenalkan dewa-dewa baru kepada orang-orang Athena dan telah meracuni fikiran anak-anak muda.
Tetapi Socrates tak pernah menanggapi masalah ini secara serius dan mau minta belas kasihan. Sebagai akibatnya, ia dijatuhi hukuman mati dengan jalan harus minum secangkir air tumbuhan-tumbuhan berracun. Banyak orang itu bertentangan dengan hak kemerdekaan berbicara. Sedangkan yang lainya percaya dan setuju kalau ia dihukum mati karena murid-muridnya hampir saja menghancurkan pemerinatah Athena. Dlam beberapa hal, keberanian dan kebebasannya selalu dihormati dsan dikenang. Salah seorang muridnya yang terkenal ialah Plato, kemudian juga menjadi filsuf yang tangguh dan selalu menampilkan ajaran Socrates sebagai yang paling berwatak dalam buku-bukunya.