- A. PENGERTIAN KONVERSI AGAMA
Maka dapat disimpulkan bahwa konversi agama mengandung pengertian : bertobat, berubah agama, berbalik pendirian terhadap ajaran agama atau masuk ke dalam agama (menjadi paderi).
Sedangkan konversi agama menurut terminologi adalah suatu tindakan di mana seseorang atau sekelompok orang masuk atau berpindah ke suatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya.
Konversi agama banyak menyangkut masalah kejiwaan dan pengaruh lingkungan tempat ia berada. Selain itu, konversi agama yang dimaksudkan antara lain :
- Adanya perubahan arah pandangan dan keyakinan seseorang terhadap agama dan kepercayaan yang dianutnya.
- Perubahan yang terjadi dipengaruhi kondisi kejiwaan sehingga perubahan dapat terjadi secara berproses atau secara mendadak.
- Perubahan tersebut bukan hanya berlaku bagi perpindahan kepercayaan dari suatu agama ke agama lain, tetapi juga termasuk perubahan pandangan terhadap agama yang dianutnya sendiri.
- Selain faktor kejiwaan dan kondisi lingkungan maka perubahan itu pun disebabkan faktor petunjuk dari Yang Maha Kuasa.[1]
- B. FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KONVERSI AGAMA
- Menurut para ahli agama menyatakan, bahwa yang menjadi faktor pendorong terjadinya konversi agama adalah petunjuk dari Allah SWT dan pengaruh supernatural berperan secara dominan dalam proses terjadinya konversi agama pada diri seseorang atau kelompok.
- Sedangkan menurut para ahli sosiologi berpendapat, bahwa yang
menyebabkan terjadinya konversi agama adalah pengaruh sosial. Pengaruh
sosial yang mendorong terjadinya konversi itu sendiri terdiri dari
adanya berbagai faktor yang mendukung antara lain :
- Pengaruh hubungan antar pribadi baik pergaulan yang bersifat keagamaan maupun nonagama (kesenian, ilmu pengetahuan ataupun bidang kebudayaan yang lain).
- Pengaruh kebiasaan yang rutin.
- Pengaruh anjuran atau propoganda dari orang-orang yang dekat. Misalnya : keluarga, famili, karib dan sebagainya.
- Pengaruh yang berasal dari pemimpin keagamaan.
- Pengaruh perkumpulan yang berdasarkan hobi.
- Pengaruh kekuasaan pemimpin.
- Para ahli psikologi berpendapat bahwa yang menjadi pendorong terjadinya konversi agama adalah faktor psikologis yang ditimbulkan oleh faktor intern maupun ekstern. Apabila faktor-faktor tersebut telah mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang hingga menimbulkan semacam gejala tekanan batin, dalam kondisi jiwa yang demikian itu secara psikologis kehidupan batin seseorang itu menjadi kosong dan tak berdaya sehingga mencari perlindungan ke kekuatan lain yang mampu memberinya kehidupan jiwa yang terang dan tenteram.
- Konversi agama terjadi karena adanya suatu tenaga jiwa yang menguasai pusat kebiasaan seseorang sehingga pada dirinya muncul persepsi baru, dalam bentuk suatu ide yang bersemi secara mantap.
- Konversi agama dapat terjadi oleh karena suatu krisis ataupun secara mendadak (tanpa suatu proses).[3]
- Konversi agama dapat terjadi oleh 2 faktor intern dan faktor ekstern.
- Faktor Intern
- Kepribadian
- Pembawaan
- Faktor Ekstern
- Keluarga
- Lingkungan
- Perubahan Status
- Kemiskinan
Dan para ahli ilmu pendidikan berpendapat bahwa yang mempengaruhi terjadinya konversi agama adalah kondisi pendidikan.
- C. PROSES KONVERSI AGAMA
Ketenangan batin akan terjadi dengan sendirinya bila yang bersangkutan telah mampu memilih pandangan hidup yang baru. Pandangan hidup yang dipilih tersebut merupakan petaruh bagi masa depannya. Sehingga ia merupakan pegangan baru dalam kehidupan selanjutnya.
Sebagai hasil dari pemilihannya terhadap pandangan hidup itu maka harus bersedia untuk membuktikan diri kepada tuntutan-tuntutan dari peraturan yang ada dalam pandangan hidup yang dipilihnya itu berupa ikut berpartisipasi secara penuh. Makin kuat keyakinannya terhadap kebenaran pandangan hidup itu, semakin tinggi pula nilai bakti yang berikutnya.
M.T.L Penido berpendapat, bahwa konversi agama mengandung 2 unsur yaitu :
- Unsur dari dalam diri
- Unsur dari luar diri
Kedua unsur tersebut kemudian mempengaruhi kehidupan batin untuk aktif berperan memilih penyelesaian yang mampu memberikan ketenangan batin kepada yang bersangkutan.
Jadi, disini terlihat adanya pengaruh motivasi dari unsur tersebut terhadap batin.
Seiring dengan timbulnya ketenangan batin tersebut terjadilah semacam perubahan total dalam struktur psikologis sehingga struktur lama terhapus dan digantikan dengan yang baru sebagai hasil pilihan yang dianggap benar.
Dalam hal ini Dr. Zakiah Drajat memberikan pendapatnya bahwa proses kejiwaan dapat terjadi melalui 5 tahap yaitu :
- Masa Tenang
- Masa Ketidaktenangan
- Masa Konversi
- Masa Tenang dan Tentram
- Masa Ekspresi Konversi
Diawal-awal terjadinya perubahan itu, setiap diri merasakan kegelisahan batin sulit untuk menentukan secara spontan mana yang harus diikuti.
Kesulitan seperti itu adalah wajar, karena agama sebagai keyakinan menyangkut sisi-sisi kehidupan batin seseorang yang berkaitan dengan nilai.
Bagi manusia nilai adalah suatu yang dianggap benar dan menyangkut pandangan hidup. Oleh karena itu, selain peka, nilai juga merupakan sesuatu yang perlu dipertahankan oleh seseorang. Bahkan, pada tingkat yang paling tinggi pemeluk keyakinan itu akan rela mempertaruhkan nyawa, demi mempertahankan nilai itu
DAFTAR PUSTAKA
- Daradjat Zakiah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang.
- Jalaluddin. Prof Dr. H. Psikologi Agama. Jakarta : Rajawali Pers. 2007.
- Suryabrata, Sumadi. Pengukuran Dalam Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali. 1982.
[1] Suryabrata, Sumadi. Pengukuran Dalam Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali. 1982.
[2] Wuryo, Kasmiran dan Ali Sjaifullah. Pengantar Ilmu Jiwa Sosial. Jakarta : Erlangga. 1982.
[3] James, William. The Varieties Of Religious Experience.
[4] Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang. 1970.