KONSEP
PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM
PENDEKATAN
PSIKOLOGI
Proposal
Disertasi
A. Latar
Belakang Masalah
Telah menjadi pendapat umum bahwa pendidikan adalah rancangan kegiatan
yang paling banyak berpengaruh terhadap perubahan prilaku seseorang dan suatu
masyarakat. Pendidikan merupakan model rekayasa sosial yang efektif untuk
menyiapkan suatu bentuk masyarakat masa depan. Demikian juga dengan keluarga
Islam, masa depan anggota-anggota keluarga juga banyak ditentukan oleh konsepsi
dan pelaksanaan pendidikan.
Oleh karena itu, penyusun konsep
pendidikan Islam secara benar merupakan sumbangan yang cukup berarti tidak saja
bagi penyiapan suatu tata kehidupan umat Islam, akan tetapi juga bagi penyiapan
keluarga, masyarakat dan bangsa di masa depan yang lebih baik.
Usaha merumuskan konsep pendidikan Islam,
termasuk dalam lingkungan keluarga, ternyata tidak mudah. Terbukti banyak
keluarga yang mengalami hambatan dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi
anak-anaknya. Hal ini mungkin di sebabkan konsep yang disusun kurang memenuhi
apa yang diharapkan. Atau tingkat sosialisasi dan pemahaman masyarakat yang
masih rendah, sehingga tidak dapat mengaplikasikan dalam bentuk nyata.
Di samping itu, aspek luar yang mempengaruhi
keluarga semakin besar. Seperti era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi, selain berdampak positif juga bisa berdampak negatif.
Di antara masalah yang dihadapi keluarga dewasa ini adalah :
a) Renggangnya
hubungan keluarga sebagai akibat individualisme yang acap kali menimbulkan
kesenjangan hubungan antara suami-istri, antara orang tua dan anak-anaknya
(terutama remaja).
b) Berkurangnya
peran dan fungsi orang tua dalam membingbing dan mengawasi anak.
c) Berubahnya
penghayatan terhadap norma-norama agama dan sosial budaya yang bisa berlaku
dalam kelurga sehingga muncul kecendrungan beralihnya sistem kekeluargaan, dari
keluarga besar (extended family) kepada keluarga inti (nuclear
family). Hubungan antara keluarga besar menjadi renggang atau retak. Fungsi
keluarga tak dapat ditunaikan. Kebanyakan anak menjadi nakal atau melakukan
kejahatan, hal ini terjadi pada keluarga yang berantakan (broken home).[1]
Uraian diatas menggambarkan bahwa
dampak modernisasi antara lain terancamnya lembaga keluarga dan tata cara
pergaulan yang semakin menyimpang dari azas-azas kesehatan jiwa dan agama. Misalnya,
pergaulan bebas, hubungan seksual diluar nikah, perkosaan dan lain sejenisnya,
yang sekarang ini sudah menjadi berita sehari-hari diberbagai media informasi.
Upaya
mengatasi problema dalam kehidupan keluarga sebenarnya telah banyak dialakukan,
baik melalui pendidikan jalur sekolah, pengajian-pengajian atau lembaga
tertentu di bawah pemerintah, seperti pembentukan (BP4) Badan Penasehat
Perkawinan, Perceraian dan Perselisihan.
Bagi
umat Islam, sebenarnya banyak petunjuk yang memberikan dorongan kuat kepada
umatnya agar mampu membangun suatu rumah tangga yang kokoh, harmonis, dan
langgeng. Status perkawinan yang sah dan pentingnya hidup berkeluarga sebagai
bagian dari ibadah dalam Islam, merupakan ketentuan yang amat penting dan
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan serta perkembangan kehidupan seorang
muslim.
Keluarga
dalam Islam merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah
SWT. Seoarang muslim dimotivasi untuk senantiasa berupaya dengan
sungguh-sungguh dalam membina keutuhan dan keharmonisan serta kebahagiaan dan
kesejahteraan keluarganya.
Dalam
kaitannya dalam pendidikan keluarga, aspek agama merupakan hal yang amat
penting dan strategis. Karena agama mengajarkan kepada manusia tentang apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan. Nilai-nilai agama yang
diwajibkan untuk dilakukan umat manusia mengandung esensi positif. Secara
psikologis keluarga yang dapat mengamalkan ajaran agama dengan baik dan benar,
akan tercermin dalam kehidupan yang penuh dengan ketentraman, keamanan dan
kedamaian.
Jika memahami sumber pokok ajaran Islam dalam
kaitannya dengan pendidikan keluarga, maka setiap keluarga dituntut untuk
senantiasa bersikap dan berbuat sesuai dengan garis-garis yang ditetapkan oleh
Allah dan Rasul-Nya.[2]
Dengan demikian, diharapkan setiap keluarga mamiliki nilai keimanan dan
ketaqwaan yang mendalam serta ketinggian sifat dan budi pekerti yang luhur yang
sangat diperlukan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini orang
tua perlu menyadari betapa penting pendidikan agama bagi setiap anggota
keluarga khususnya bagi anak-anak dan remaja. Pendidikan agama yang ditanamkan
sedini mungkin kepada anak-anak sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
dan perkembangan kepribadian mereka. Oleh karena itu, orang tua berkewajiban
untuk memberikan bimbingan dan contoh kongkrit berupa suri tauladan kepada
anak-anak.
Berdasarkan
keyakinan orang mukmin dan penegasan Allah SWT. Islam satu-satunya agama yang
diridhai Allah dan diperintahkan kepada umat manusia untuk memeluknya. Namun manusia dengan segala kelemahannya tidak
dapat beragama dengan mudah tanpa melalui proses pendidikan yang baik, tampa
bantuan dan bimbingan pihak lain.[3]
Untuk itu, dalam proses pendidikan diperlukan tanggung jawab terhadap
pendidikan adalah keluarga, sekolah dan masyarakat.
Dalam
pandangan Islam, seorang pria dan wanita yang berjanji dihadapan Allah SWT,
untuk hidup sebagai suami istri berarti bersedia untuk menjadi orang tua dan
siap memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang akan dilahirkan.
Kaitannya dengan pendidikan, orang tua
merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sesuai dengan uraian
tersebut, M. Imron Pohan mengatakan :
“tidak
dapat disangkal lagi bahwasannya pendidikan keluarga dirumah, lebih-lebih
sebelum anak memasuki usia sekolah, merupakan pendidikan utama. Hal ini terjadi
karena orang tua adalah orang dewasa pertama
bagi anak dalam keluarga, tempat anak menggantungkan hidupnya, tempat ia
mengharapkan bantuan dalam pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaan.[4]”
Secara
naluriah orang tua memiliki rasa cinta dan kasih sayang terhadap anaknya.
Perasaan ini dijadikan Allah sebagai asas kehidupan psikis, sosial dan fisik
sebagai makhluk hidup. Allah menanamkan perasaan itu dalam diri manusia antara
lain untuk melangsungkan kehidupan jenis mereka sendiri di muka bumi. Perasaan
inilah yang secara psikologis orang tua memiliki kemampuan untuk bersabar dalam
memelihara, mangasuh, mendidik anak serta [5]memperhatikan
segala hal yang dilakukan anak. Dalam konteks tersebut, Al-Qur’an
melukiskan arti anak dengan ungkapan seperti Perhiasan Dunia[6]
dan PenyenangHati.[7]
Berdasarkan
analisis empiris, banyak ditemukan anak-anak yang hidup dengan asuhan kasih
sayang dan suasana keagamaan yang baik, mampu membentuk kepribadiannya sampai
usia dewasa. Artinya pendidikan yang ditanamkan dalam keluarga, khususnya pendidikan dari orang tua
memberikan kesan yang mendasar bagi kehidupan anak. Namun demikian, banyak
orang tua yang belum memahami bagaimana memberikan pendidikan yang sesuai
dengan taraf perkembangan atau kejiwaan anak-anaknya, baik yang disebabkan oleh
lemahnya pengetahuan maupun karena kesibukan orang tua dalam menjalankan tugas
keseharian.
Pembahasan
mengenai konsep pendidikan keluarga
dalam Islam secara umum telah banyak dilakukan baik para ahli maupun
sarjana yang menyelesaikan studi kesarjanaan. Namun demikian, kajian dengan
pendekatan Islami masih sangat terbatas. Penelitian ini mencoba melakukan
kajian secara mendalam tentang konsep pendidikan keluarga dalam Islam
berdasarkan pendekatan psikologi.
B. Perumusan
Masalah
Permasalahan yang diajukan dalam
penelitian ini yaitu :
“Bagaimanakah konsep pendidikan keluarga dalam
Islam berdasarkan pendekatan psikologis? Permasalahan umum tersebut kemudian
dijabarkan secara rinci sebagai berikut :
1. Bagaimana
konsep keluarga dalam Islam?
2. Bagaimana
peranan keluarga dalam pendidikan menurut ajaran Islam?
3. Bagaimanakah
bentuk konsep pendidikan keluarga dalam Islam dengan pendekatan psikologis?
C. Tujuan
Penenlitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka
tujuan penelitian ini berusaha memperoleh jawaban tentang :
1. Konsep keluarga
dalam Islam.
2. Peranan
keluarga dalam pendidikan menurut ajaran Islam.
3. Bentuk konsep
pendidikan keluarga dalam Islam dengan pendekatan psikologis.
2. Kegunaan
Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan
menambah khazanah keilmuan, khususnya bidang pendidikan agama IIslam. Di
samping hasil penelitian ini juga diharapkan bernilai empiris, sehingga
memberikan kontribusi begi keluarga dalam rangka memberikan konsep pendidikan
dalam keluarga dengan pendidikan psikologi Islam.
D. Metodologi
Penelitian
Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif analisis, dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Pengumpulan
Data : Dalam
mengumpulkan data penulis menggunakan library research, yaitu mengumpulkan dan mengutip, ayat-ayat
Al-Qur’an dan Hadits serta pendapat ahli dari buku-buku yang berhubungan dengan
masalah yang sedang di bahas.
2. Analisis
Data : Data yang telah terkumpul melalui mengutip dari
kitab suci Al-Qur’an, Hadist dan pendapat ahli kemudian dilakukan analisis.
Dalam melakukan analisis data ini prosedur yang ditempuh adalah sebagai berikut
:
Pertama,
mengelompokkan
ayat-ayat Al-Qur’an, Hadist dan pendapat ahli
yang penting yang harus diperbandingkan. Dari langkah tersebut diharapkan
menghasilkan deskripsi data. Kedua, mencari persamaan dan
perbedaan dari pokok-pokok pembahasan, hal ini diharapkan menghasilkan
kategori-kategori. Ketiga, menentukan cirri-ciri penting
dari kategori, sehingga menghasilkan karakteristik jawaban
dari masalah yang diajukan, hal ini diharapkan menghasilkan interprestasi yang
tepat untuk membuat kesimpulan.
E. Sistematika
Pembahasan
Disertasi
ini disusun lima bab, dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :
Bab
Pertama, pendahuluan
terdiri dari Latar belakang masalah, Perumusan masalah, Tujuan dan kegunaan penelitian, Metodologi
penelitian dan Sistematika pembahasan.
Bab
Kedua, Konsep
keluarga dalam Islam, pembahasannya meliputi : Pengertian Keluarga, Pendidikan
dalam Islam, Kebutuhan akan Pendidikan Keluarga.
Bab
Ketiga, peranan
keluarga dalam pendidikan anak, membahas : Peranan Keluarga, Wilayah Pendidikan
dalam Keluarga dan Materi Pelajaran dalam Pendidikan Agama.
Bab
keempat, Konsep
Pendidikan Keluarga dalam Islam dengan Pendekatan Psikologis Islam, membahas :
Pendidikan dalam Keluarga dengan pendekatan Psikologis dan factor-faktor yang
mempengaruhi dengan pendekatan Psikologis Islam.
Bab
kelima, Kesimpulan
dan Implikasi yang dilengkapi dengan daftar pustaka.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah
Ulwah, Tarbiyah al-Aulad fil al-Islam, (Bairut : Daar al-Salam, 1978)
Jilid. I
Abdul Azid
Ahyadi, Hubungan Psikologis dan Agama, (Jakarta : Bina Aksara, 1988).
Abudin
Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos, 1998).
Ahmad
Sadli, dkk, Islam untuk Disiplin Ilmu Pendidika, (Jakarta : Bulan
Bintang, 1996).
Ahmad
Musthafa
al-Maraghi, Tafsir al-Maragi (Mesir : al-Halabi,t.t).
Ahmad
Tafsir, Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : Rosda Karya,
1992).
-----------------,
Metodik Khusus Agama Islam, (Bandung : Rosda Karya, 1990).
Al-Qur’anul
Karim
Arifin,
MT. Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1998).
-----------------,
Hubungan Timbal Balik Pendidikan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat,
(Jakarta : Bulan Bintang,
1990).
Anton M.
Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1998).
As-Suyuti,
Al-Jami’ush Shogir Baitu, t.t.
Athiyah
al-Abrasyi, M. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam (terjemahan Bustami
(Jakarta : Darul Ulum
Press, 2000)
-----------------,
Pendidikan Agama dalam Keluarga, (Jakarta : Darul Ulum Press, 2000)
Cik Hasan
Basri, penuntutan pembuatan prosposal dan skripsi, (Jakarta : Logos, 1998).
Caplin,
J.P, Dictionary of Psychology, Fifth Printing (New York : dell
Publishing Co. Inc,
1972)
Glietman,
Hendry. Psichology (2nd Edition New York : dell Publishing
Co. Inc, 1972).
Hasby
Ash-Shidiqy, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta : RI, 1989).
Hadari
Nawawi, Pendekatan-Pendekatan dalam Pendidikan Keluarga (Makalah
Diskusi)
(Bandung : IAIN, 1987).,
1992)
Hasan
Langgulung, Manusia dan Pendidikan Islam, (Jakarta : Pustaka al-Husna,
1990).
-----------------,
Azas-azas Pendidikan Islam, (Jakarta : Pustaka al-Husna, 1988).
-----------------,
Kreatifitas Pendidikan Islam, (Jakarta : Pustaka al-Husna, 1989).
-----------------,
Azas-azas Pendidikan Islam, (Jakarta : Pustaka al-Husna, 1989).
Heri Noer
Ali, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos, 1998).
Hendri N. Siahaan,
Pendidikan Anak dalam Lingkungan Keluarga, (Makalah Diskusi
Bandung : IKIP, 1986).
Ibrohim
Amini, Bimbingan Suami Istri, (Bandung, CV. Diponegoro, 1987).
Ikhtijanto,
Keluarga Bahagia, Sejahtera dalam Era Globalisasi (Dalam Majalah Bulanan
:
Nasehat Perkawinan dan
Keluarga). Nomor 272 Tahun XIII-Februari 1995.
Imam
Barnadib, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta, 1976).
Imran
Pohan, M. Pendidikan Teoritik dan Praktis, (Bandung : Rosda Karya,
1987).
Kartini
Kartono, Psikologi Sosial, (Jakarta : Bulan Bintang, 1990).
-----------------,
Kamus Psikologi, (Jakarta : Gramedia, 1990).
Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1990).
Rebber,
Arthur S. The Penguin Dictionary of Psychology (Ringwood Victoria Books,
1988).
Muhammad
Rifa’I, Kawahirul Khitabah, (Semarang : CV Thoha Putra, 1987).
Muhibbin
Syah, Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, (Bandung : Rosdakarya,
1998).
Ahmad
Tafsir, Pendidikan agama dalam keluarga, (Bandung : Remaja Rosda Karya,
1996).
-----------------,
Psikologi Belajar (Jakarta : Logos, 1999).
Nasution,
N. Azas-azas Metodologi Pengajaran dan Evaluasi, (Jakarta : Bumi Restu,
1992).
Noeng
Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Surasin,
1990).
Oemar
Muhammad al-Tumy al-Syahbany, Filsafat Pendidikan Islam (alih bahasa
Hasan Langgulung),
(Jakarta : Bulan Bintang, 1979).
Quraish
Shihab, M. Wawasan Al-Qur’an (Bandung : Mizan, 1998).
-----------------,
Membumikan Al-Qur’an (Bandung : Mizan, 1990).
Sayyid
Quthb, Fi-Zhilalil Al-Qur’an (Bairut : Daar al-Turast, 1971).
Soegarda
Poerwakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta : Bina Aksara, 1981).
Sulaiman
Rasyid, Fiqh Islam, Attahiriyah (Jakarta : 1954).
[1] Ikhtijanto, Keluarga Bahagia
Sejahtera dalam Era Globalisasi (dalam Majalah Bulanan : Nasehat
Perkawinan dan Keluarga) Nomor 272/ Th.XXIII/Februari 1995, Hal 15.
[2] Q.S.31 (lukman) : 12-19
[3] Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan
Islam, (Jakarta : Logos, 1998), hal. 1.
[4] M. Imron Pohan< Pendidikan
Teoritik dan Praktis, (Bandung : Rosdakarya, 1987), hal. 167.
[5]
Abdullah Ulwah, Tarbiyah
al-Aulad fil al-Islam, (Bairut : Daar al-Salam, 1978) Jilid. 1, hal. 47-48
[6] Q.S. 18 (Al-Kahfi) : 46.