A. Pendahuluan
Metode
dan teknik pembelajaran merupakan bagian sistem yang tidak terlepas
dari komponen-komponen lain, lalu berinteraksi didalamnya. Salah satu
komponen dalam proses tersebut adalah metode dan teknik pembelajaran.
Setiap guru yang akan mengajar, idealnya membuat perencanaan pelaksanaan
pembelajaran [RPP], dengan menampilkan standar kompetensi dasar alokasi
waktu metode media evaluasi yang tepat. Sehingga membantu guru dalam
menyampaikan materi dalam proses pembelajaran sesuai kondisi psikologi,
kemampuan pikiran, karakter dan prilaku. Pelaksanaan proses
pembelajaran, guru kadang lupa memperhatikan aspek psikologi anak,
utamanya tahap perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses
pembelajaran kadang tidak sesuai dengan target guru, sehingga apa yang
ditangkap peserta didik tidak sesuai dengan keinginan dan kemampuan
peserta didiknya.
Metode
pembelajaran yang dipilih guru terkadang tidak berdasarkan perkembangan
kognitif perserta didik. Pengajar seharusnya perlu mengetahui tingkat
perkembangan anak agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai dengan baik
dan sesuai dengan harapan. Metode dan teknik apapun hendaknya
memperhatikan kondisi perkembangan kognitif peserta didik, bukan hanya
sekedar melaksanakan rutinitas belaka, tanpa adanya target lebih lanjut
tentang makna dan tujuan metode pembelajaran, hal ini merupakan proses
pendidikan, sehingga dalam perkembangan kognitif peserta didik mengarah
secara dinamis.
Hal
ini menyebabkan guru tidak tahu harus bagaimana mengembangkan potensi
yang ada pada diri peserta didiknya. Wajar bila kelulusan hasil
pembelajaran ketika menghadapi ujian maupun semesteran tidak maksimal.
Lembaga pendidikan kurang siap dalam menghadapi kenyataan di lapangan
akan tentangan pendidikan dinamis, proses pendidikan yang terjadi
pada lembaga pendidikan hanya merupakan proses regulasi kelas belaka,
misalnya naik kelas atau naik tingkat madrasah bukan kerena mereka telah
menguasai apa yang seharusnya mereka kuasai, tetapi karena regulasinya
mengharuskan untuk naik kelas atau naik tingkat. Hanya mereka menganggap
sudah menguasai materi lewat jalur tes, yang kebanyakan dari mereka
berhasil karena hafal dari materi yang diajarkan.
Dalam
proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan
makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya.
Istilah–istilah tersebut adalah; 1) pendekatan pembelajaran, 2) strategi
pembelajaran, 3) metode pembelajaran, 4) teknik pembelajaran, 5) taktik
pembelajaran, dan 6) model pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalam mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoritis tertentu.
Kemp (Wina Sanjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya dengan mengutip pemikiran J. R. David, Wina Senjaya (2008)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat
konseptual tentang keputusan – keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran.
Strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya
digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Jadi, metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Apabila
antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik
pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka
terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran
pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambarkan dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Sementara
itu Reigeluth dan Merril (1983), menyatakan ada tiga komponen utama
dalam strategi pembelajaran, yaitu; strategi pengorganisasian
pembelajaran, strategi penyampaian, dan strategi pengelolaan (kegiatan)
pembelajaran.
a. Strategi pengorganisasian
Strategi
pengorganisasian pembelajaran atau strategi pengorganisasian bahan
ajaran menitikberatkan pada “cara untuk membuat urutan dan mensistesis
fakta, konsep, prosedur, dan meta kognitif yang berkaian dalam penyajian
isi suatu mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa”.
b. Strategi penyampaian
Strategi penyampaian pembelajaran dapat dirinci menjadi:
1). Penggunaan media pembelajaran,
Media
pembelajaran mampu menyajikan muatan isi (fakta, konsep, prosedur, meta
kognitif) yang akan disampaikan kepada siswa. Interaksi siswa dengan
media akan mencakup “apa yang harus dilakukan siswa dan bagaumana
peranan media untuk meningkatkan interaksi yang dimaksud”. Proses
belajar terjadi dalam diri siswa ketika mereka berinteraksi dengan media
atau sumber belajar.
2). Bentuk belajar mengajar (pembelajaran),
Bentuk kegiatan pembelajaran akan mencakup pengelompokan siswa dalam bentuk kelompok besar, kecil, perorangan atau mandiri.
c. Strategi pengelolaan
Ada 4 hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan, yaitu;
1). Penjadwalan,
Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran
mengacu kepada kapan dan berapa kali suatu strategi pembelajaran atau
komponennya dipakai dalam suatu situasi pembelajaran.
2). Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa,
Pembuatan
catatan kemajuan belajar siswa, mengacu kepada kapan dan berapa kali
penilaian hasil belajar dilakukan, serta bagaimana prosedur penilaian.
3). Kontrol belajar,
Kontrol belajar merupakan bagian penting untuk mempreskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran.
4). Pengelolaan motivasional,
Motivasi
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa,
disamping faktor karakteristiknya diantaranya kemampuan awal dan sikap
siswa terhadap mata pelajaran dan guru.
Metode
pembelajaran PAI sebagai salah satu langkah upaya menggali potensi
proses penerapan pembelajaran PAI secara idial, sehingga materi PAI
sebagai materi penting dapat diterima anak untuk di implementasikan
dalam kehidupan nyata. Pelajaran PAI adalah pelajaran yang mempunyai
nilai penting dari ilmu-ilmu Islam karena ia mempunyai dimensi kognitif,
efektif dan psikomotor yang dicapai. Disinilah perlu penelitihan
pengkajian penerapan pembelajaran dan penerapandan tindakan bagi peserta
didik dengan menggunakan metode dan teknik pembelajarn PAI yang tepat,
sesuai dengan harapan dan pendidikan bisa tercapai.
Untuk
melaksanakan pendidikan agama Islam yang berhasil perlu di lakukan
pendidikan agama yang terpadu. Keterpaduan yang di maksud adalah:
keterpaduan tujuan, keterpaduan mater , keterpaduan proses.
Keterpaduan tujuan
berarti pencapaian tujuan pendidikan merupakan tanggung jawab
semua pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan, yaitu pemerintah,
kepala sekolah, guru, orang tua siswa, dan masyarakat.
Keterpaduan materi
ialah keterpaduan isi kurikulum yang di gunakan atau materi
pelajaran. Semua materi pelajaran yang di pelajari siswa
handaknya saling memeluk keterkaitan antara satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lainnya. Pengikat keterpaduan tersebut
adalah tujuan pendidikan keimanan dan ketakwaan. Jadi selain
tujuan mata pelajaran itu sendiri, hendaknya semua bahan ajar
mengarah kepada terbentuknya manusia beriman dan bertaqwa.
Keterpaduan proses,
berarti para pendidik hendaknya menyadari bahwa semua kegiatan
pendidikan sekurang-kurangnya tidak berlaianan dengan tujuan
pendidikan keimanan dan ketakwaan, bahkan di kehendaki semua
kegiatan pendidikan membantu tercapainya siswa yang beriman dan
bertakwa.
Ada
beberapa konsep yang harus di pahami dan diterapkan untuk
menjadikan pendidikan agama (termasuk agama Islam) berhasil
memberagamakan murid. Konsep-konsep itu di uraikan berikut ini .