Metode Pendidikan Agama Islam
*Oleh mutawalli
Latar Belakang
Pendidikan agama merupakan bagian penting
dalam pendidikan untuk membentuk insan kamil. Agama islam sebagai
bagian dari sejumlah agama didunia, merupakan agama yang mempunyai
pandangan hidup bahwa dunia adalah sesuatu yang fana dan permaianan
belaka. Manusia beragama akan lebih mementingkan kehidupan akhirat
sehingga ia akan menjadikan dunia ini sebagai lapangan kebajikan untuk
memperoleh kehidupan yang sempurna di akhirat kelak.
Salah satu jalan untuk mencapai kehidupan
kamil ini adalah dengan adanya pendidikan agama, lebih khusus yakni
pendidikan agama islam sebagai agama yang dipeluk oleh sebagian besar
penduduk Indonesia. Namun demikian realitanyamenunjukkan adanya
kegagalan pendidikan agama islam di lingkungan kita.
Pendidikan agama islam sebagai bagian
dari pendidikan agama islam merupakan salah satu bagian dalam mencapai
tujuan pendidikan untuk menjadikan manusia yang kamil. Pendidikan sebagai transfer of knowledge merupakan
mata tombak utama dalam menyampaikan ajaran-ajaran yang tertuang dalam
al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sumber utama ajaran agama islam. Dimana
dengan adanya pendidikan ini maka ajaran-ajaran agama dapat diwariskan
kepada generasi berikutnya dan benar-benar terinternalisasi dalam diri
generasi mendatang.
Salah satu alat pendidkan agama islam
yakni metode pendidikan agama islam. Yang mana dengan menggunakan metode
yang tepat maka ajaran-ajaran agama dapat diserap oleh anak didik
dengan sebaik-baiknya. Metode yang tepat akan menentukan efektifitas dan
efisiensi pembelajaran. Sebagai seorang calon pendidik agama islam maka
kita perlu mengetahui metode-metode dalam pendidikan agama islam.
Dengan mengetahui metode-metode tersebut maka kita diharapkan mampu
menyampaikan materi-materi ajaran agama islam dengan berbagai variasi
sehingga tujuan pendidikan agama islam dapat tercapai dengan lebih mudah.
Pengertian Metode Pendidikan Agama Islam
Sebelum lebih jauh membicarakan lebih
jauh tentang metode pendidikan agama islam, maka pada bagian ini kami
akan menjelaskan terlebih dahulu tentang pengertian dari metode
pendidikan agama islam itu sendiri. Secara etimologi metode berasal dari
bahasa Yunani ”methodos” dan dalam bahasa Inggris ditulis dengan ”method”.
Secara terminologi metode diartikan sebagai tata cara untuk melakukan sesuatu[1]lebih dari itu metode didefinisikan sebagai cara kerja atau cara yang teratur dan sistematis untuk melaksanakan sesuatu[2].
Dan hampir sama dengan arti tersebut metode diartikan sebagai cara
utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, dengan menggunakan
teknik dan alat-alat tertentu.[3]
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia tahun 1988 sebagaimana
yang dikutip oleh Erwati Aziz, metode mengandung arti cara yang teratur
dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan
sebagainya); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.[4]
Pengertian seperti diatas dapat digunakan
pada berbagai objek termasuk pendidikan. Sehingga metode pendidikan
merupakan cara yang teratur dan terpikir baik-baik yang digunakan untuk
memberikan pelajaran kepada anak didik. DR. Nana Sudjana mendefinisikan
metode pendidikan sebagai cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pendidikan.[5] Dan ketika dilekatkan dengan agama islam maka definisinya adalah metode tentang pendidikan materi-materi agama islam.
Dari pengertian diatas kami merumuskan
pengertian metode pendidikan agama islam sebagai cara kerja yang teratur
dan sistematis serta memikirkan semua faktor-faktor yang ada untuk
mencapai tujuan pendidikan agama islam atau untuk menyampaikan
materi-materi pendidikan agama islam secara efektif dan efisien.
Faktor-Faktor Dalam Memilih Metode Pendidikan
Metode pendidikan merupakan salah satu
sarana yang amat penting dalam mencapai tujuan pendidikan. E. Mulyasa
menuliskan bahwasannya dalam proses interaksi edukasi seorang pendidik
atau guru harus mampu memberikan pengalaman yang bervariasi, serta
memperhatikan minat dan kemampuan siswa.[6]
Masih menurut E, Mulyasa bahwasannya pembelajaran perlu dilakukan
dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru. Senada
dengan E. Muyasa, Nana Sudjana menyatakan bahwa proses interaksi
edukasi akan berjalan baik jika siswa banyak aktif dibanding dengan
guru. Oleh karena itu metode belajar yang baik adalah yang dapat
menumbuh kembangkan kegiatan belajar siswa.[7]
Dalam hal ini, ada beberapa hal yang
perlu kita pertimbangkan sebelum memilih metode yang akan kita pakai.
Winarno Surahmat menyatakan bahwa setidaknya ada lima faktor yang perlu
kita perhatikan yakni[8] :
a) Siswa (dengan berbagai tingkat kematangan dan minatnya)
b) Tujuan (dengan berbagai jenis dan fungsinya)
c) Situasi (dengan berbagai keadaannya)
d) Fasilitas (dengan berbagai kuailitas dan kuantitasnya)
e) Pengajar (dengan bernagai kemampuannya)
Sedangkan Wenstenlein juga mempertimbangkan lima hal dalam menetukan metode pendidikan yang akan dipakai, yakni[9]:
a) Tujuan
b) Lingkungan pendidikan dan peralatan
c) Sistem pendidikan
d) Kebutuhan anak didik
e) Kemampuan pendidik
Sedangkan Ahmad Pathoni dalam bukunya
metodologi pendidikan agama islam menuliskan bahwasannya ada 6 faktor
yang mempengaruhi metode pendidikan[10], anatara lain :
a) Tujuan pendidikan
b) Bahan pendidikan
c) Guru/pendidik
d) Anak didik
e) Situasi mengajar
f) Faktor lain, yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi jenis metode tersebut.
Secara umum faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan metode pendidikan tidak jauh berbeda. Satu sama
lain saling melengkapi dan terkadang hanya penyusunannya saja yang
berbeda.
Metode-Metode Pendidikan Agama Islam
Pada dasarnya metode yang dipakai dalam
pendidikan secara umum tidak beda jauh dengan metode yang dipakai dalam
pendidikan agama islam. Metode-meyode yang dipakai dalam pendidikan
agama islam banyak macamnya dan tentu saja dapat kita kembanagkan.
Abdur-Rahaman an-Nahlawi sebagaimana yang
dikutip olehErnawati aziz mengemukakan beberapa metode pendidikan islam
sebagaimana berikut [11]:
a) Metode hiwar (percakapan) Qur’ani dan Nabawi.
b) Kisah-kisah Qur’ani dan Nabawi
c) Amtsal Qur’ani dan Nabawi.
d) Teladan
e) Pembiasaan dan pengamalan
f) Ibroh dan Mau’izoh
g) Targhib dan tarhib
Sedangkan A. Patoni menyebutkan lima belas metode yang bisa dipakai dalam pendidikan agama islam yakni[12]
:metode ceramah, tanya jawab, diskusi/ musyawarah atau sarasehan,
tugas, permainan dan simulasi, latihan siap, demonstrasi dan eksperimen,
karya wisata atau sinau wisata, kerja kelompok, sosiodrama dan bermain
peran, sistem belajar beregu, pemecahan masalah, proyek dan unit,
uswatun khasanah, dan metode anugerah.
Secara garis besar beberapa ahli juga
menjelaskan hal yang sama tentang metode-metode yang bisa dipakai dalam
pendidikan sebagaimana yang kami sebutkan diatas. Dan disini kami akan
mencoba menjelaskan beberapa metode sebagaimana yang kami sebut diatas.
>>Metode Ceramah<<
Metode ini sering juga disebut sebagai ”one man show method” merupakan bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh seseorang terhadap sekelompok pendengar.[13] Metode ini sangat tepat jika digunakan untuk menyampaikan suatu informasi. Kelebihan metode ini adalah[14]:
- Biayanya murah
- Dapat menyajikan pelajaran kepada murid dalam jumlah yang besar dalam waktu yang sama
- Mudah mengulang lagi jika diperlukan
- Seorang guru yang mampu berceramah dengan baik akan menjadikan materi yang disampaikan lebih menarik
- Memberikan pengalaman keada murid untuk belajar mendengar dan memahami dengan baik perkataan orang lain
- Memberi pengalaman kepada murid untuk membuat catatan-catatan kecil (membuat ringkasan)
- Materi yang ddisusun dengan sisitematis dapat dapat menghemat waktu belajar
Namun demikian metode ini juga memiliki kelemahan.Kelemahan metode ini adalah:[15]
- Perhatian murid hanya pada guru dan terkadang guru dianggap paling benar. Sehingga dalam metode ini gurulah yang aktif.
- Terdapat unsur paksaaan, yakni murid harus mendengar apa yang disampaikan guru dan menganggapnya benar setiap jalan fikiran guru.
- Pada pendidikan dasar metode ini kurang baik jika dilaksanakan 100%. Hal tersebut dikarenakan dimungkinkan adanya keengganan murid untuk bertanya terhadap istilah atau sesuatu yang belu difahami oleh murid.
Dalam pendidikan agama metode ini sangat
tepat untuk menyampaikan materi tentang tauhid. Karena tauhid merupakan
materi yang sukar untuk didiskusikan serta tidak dapat dipragakan.
>>Metode Tanya Jawab<<
Metode ini merupakan metode yang memungkikan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic[16].
Metode yang biasanya dipadukan dengan metode ceramah ini mempunyai
fungsi sebgai tolak ukur utuk mengetahui tingkat pemahaman siswa serta
untuk memberikan latihan dan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
terhadap materi yang belum dikuasai.[17]
Sikap guru dalam menerima jawaban dari
anak didik adalah jangan mematahkan semangat serta jangan terlalau
menonjolkan kesalahan murid yangdapat mengurangi harga dirinya didepan
yang lain.[18]
Dalam pendidikan agama metode ini dapat digunakan sebagai jalan untuk
segera menemukan kesalahfahaman terhadap materi agama. Karena kesalahan
kecil dapat menimbulkan madhorot yang sangat besar jika seorang murid
memahami hal agama tidak sesuai dengan apa yang guru sampaiakan.
>>Metode Diskusi/ Musyawarah atau Sarasehan<<
Diskusi merupakan metode dengan jalan
saling tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur pengalaman secara
teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas
dan lebih teliti tentang sesuatu.[19]
Fungsi dari diskusi adalah utnuk merangsang murid untuk berfikir dan
mengeluarka pendapatnya sendiri, serta ikut menymbangkan fikiran dalam
suatu masalah. Juga sebagai sarana mengambil satu jawaban yang aktual
atau suatu rangkaian jawaban yang didasarkan atas pertimbangan yang
seksama.[20] Keistimewaan metode ini dalam pendidikan agama antara lain :[21]
- Mendidik murid untuk saling bertukar nformasi, pikiran dan pendapat
- Memberikan kesempatan murid untuk menghayati pembaharuan suatu problematika secara bersama-sama.
- Memberikan kesempatan murid untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sudut pandang dan sumber.
- Memeberikan kesempatan kepada murid untuk berdiskusi dibawah asuahn guru
- Mengembangkan solidaritas dan sikap toleransi terhdap berbagai pendapat yang bervariasi.
- Membina murid untuk berfikir matang sebalum bicara.
- Mengajarkan kepadamurid untuk berfikir dan menyampaiakan pendapat secara logis dan sistematis.
Namun demikian biasanya diskusi hanya
berjalandiantara murid-murid yang pandai bicara saja. Sehingga
diperlukan pimpinan diskusi yang lihai untuk memandu sebuah diskusi.
>>Metode Tugas<<
Yakni suatu cara dimana dalam proses
belajar mengajar guru memberikan tugas tertentu kepada murid untuk
dikejakan yang kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru
tersebut.[22]
Dalam istilah lama metode ini kita kenal sebagai PR ”pkerjaanRumah”.
Namun dalam pengertian baru tugas diartikan sebagai suatu perencanaan
atau pengorganisasian bersama antara murid mengenai sesuatu hal.[23] Keistimewaan metode ini adalah :[24]
- Murid-murid berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri.
- Baik sekali untukuntuk mengisi waktu terluang dengan masalah-maslah yang konstruktif
- Membiasakan anak untuk giat belajar.
- Murid-murid dapat belajar dan bekerja dalam suasana yang demokratis.
>>Metode Permainan Dan Simulasi<<
Metode ini merupakan bentuk pendidikan
dengan menduplikasikan bagian-bagian peting dalam bentuk yang
sesungguhnya kedalam bentuk permainan.[25]
Simulasi merupakan cara menjelaskan sesuatu mellaui perbuatan yang
bersifat pura-pura atau melalui proses tingkah laku imitasi, atau
bermain peranan mengenai suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah
dalam keadaan yang sebanarnya.[26]
Bentuk dari permaiana simulasi ada beberapa macam antara lain : peer
teaching (latihan mengajar oleh siswa kepada teman-teman calon guru),
sosiodrama, psikodrama, simulasi game, role playing.
Metode ini merupakan metode yang dipakai
jika seorang guru bertujuan unutk melatih siswa berbaur dalam masyarakat
dengan berbagai problematikanya. Sehingga siswa belajar untuk bertindak
dan bertingkah laku dalam situasi sosial tertentu.
Dalam pendidikan agama metode ini sangat cocok digunakan untuk menanamkan akhlakul karimah dalam diri siswa.
>>Metode Latihan Siap<<
Metode ini biasanya dipakai untuk
materi-materi yang bersifat motoris dan keterampilan. Metode ini
digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan yang
biasanya memerlukan latihan secara terus-menerusterhadap suatu bahan
pelajaran.
Hasildari metode ini adalah menambah daya fikir atau daya ingat serta bertambahnya pengetahuan atau pemahaman siswa.[27] Dalam pendidkan agama metode ini bisa dipakai dlam rangka mengajarkan baca tulis al-Qur’ar serta praktek-praktek ibadah.
>>Metode Demonstrasi Dan Eksperimen<<
Demonstrasi merupakan metode dengan jalan
pengajar memperlihatkan suatu proses kepada anak didik. Sedangkan
eksperimen merupakan metode engan jalan memberikan kesempatan kepada
anak didik untuk mengerjakan serta mengamati proses dan hasilyang
dikerjakannya.[28] Dalam pendidikan agma metode ini bisa dipakai untuk menjelaskan tentang mengurus mayat, tata cara ibadah haji, dan sebagainya.
Metode ini digunakan untuk :[29]
- Memberikan keterampilan tertentu
- Mempeermudah berbagai jenis penjelasan karena penggunan bahasa lisan dlam metode ini terbatas.
- Mengurangi atau mengurangi proses interaksi edukasi yang bersifat verbalistik
- Membantu murid untuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian, sebab lebih menarik
>>Metode Karya Wisata Atau Sinau Wisata<<
Nana sudjana menyebut metode ini dengan ” Field Trip”.
Dalam pendidikan agama metode ini sangat baik digunakan untuk lebih
menanamkan keimanan kepada siswa dengan mengunjungi langsung
tempat-tempat wisata dan lainnya untuk lebih mengenal ayat-ayat Allah
yang ada di alam ini.
>>Metode Kerja Kelompok<<
Yakni dengan memandang anak didik kedalam
satu kelompok sebagai satu kesatuan tersendiri, untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dengan gotong royong. Sebagai metode interaksi edukatif,
kerja kelompok dapat diterapkan utnuk berbgai bahan atau materi
pelajaran untuk berbagai macam tjuan proses belajar-mengajar.
>>Metode Sistem Belajar Beregu (Team Teching)<<
Yakni metode mengajar sekelompok siswa
dengan dihadapi oleh beberapa guru.dalam metode ini kita juga bisa
mendatangkan para ahli dibidangnya atau pengajar non formal.[30] Dengan metode ini diharapkan pemahaman siswa akan lebih luas dan mendalam.
>>Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)<<
Yakni metode pendidikan dengan menyajikan
bahan pelajaran dengan mengajak dan memotivasi siswa untuk memecahkan
masalah dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar. Metode ini
sangat baik untuk melatih siawa berfikir kritis dan dinamis terhadap
suatu masalah tertentu.
Menurut Gagne (1985) kalau peserta didik
dihadapkan pada suatu masalah pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar
memecahkan masalah, tettapi juga akan belajar sesuatu yang baru.[31]
>>Metode Proyek Dan Unit<<
Metode proyek yang disebut juga sebagai
metode unit merupakan metode mengajar dimana bahan pelajaran diorganisir
sedemikian rupa, sehingga merupakan suatu keseluruhan atau kesatuan
bulat yang bermakana dan mengandung suatu pokok masalah.[32]
Dalam metode ini anak didik disuguhi bermacam-macam masalah dan anak
didik bersama-sama menghadapi masalah tersebut denga mengikuti
langkah-;angkah tertentu secara ilmiah, logis dan sistematis. Menurut J.
Dewey langkah-langkah umum yang dipakai adalah merealisir adanya suatu
permasalahan, kemudian menyusun hipotesa yang kemudian dilanjutkan
dengan mengumpulkan data dan informasi. Data yang terkumpul tentunya
belumtentu benar dan sesuai dengan permasalahan kitasehingga perlu
dianalisis. [33]
>>Metode Uswatun Khasanah<<
Menurut Ahmad Fatoni metode ini merupakn
metode yang paling tua dan sulit. Yakni menyampaikan pendidikan agama
melalui contoh yang baik dari pendidiknya.
Metode ini merupakan metode yang
mempunyai penruh besar dalam pendidikan agama islam. Bahkan menurut
Ahmad fatoni merupaknmetode yang menentukan keberhasilan dari pendidikan
agama islam[34]
kita semua tentu menyadari bahwa apa yang dilihat dan dilakukan oleh
seorang pendidik agama merupakan tambahan dari daya didiknya. Sehingga
jika seorang guru agama tidak mencerminkan tinakan yang agamis dalam
perilaku kesehariannya tentu akan melumpuhkan daya didiknya.
>>Metode Anugerah.<<
Islam mengenalkan umatnya dengan adanya
pahala sebagai bentuk imbalan dari tindakan khasanahnya. Dan terbukti
bahwa pahala sangat mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan
ajaran agamanya. Setiap manusia yang normal tentu mempunyai harapan dan
keinginan. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh metode ini. Dengan adanya
anugerah anak didik didorong untuk mengerjakan perbuatan yang baik dan
anugerah sebagai imbalannya. Imbalan tersebut dapat berupa pujian,
penghormatan, hadiah, tanda penghargaan, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya metode-metode yang kami
jelaskan diatas merupakan pilihan yang tentunya masih dapat
dikembangkan. Dan tentunya metode-metode yang dianggap baik masih bisa
kita gnakan dalam proses interaksi edukasi. Metode-metode diatas dengan
berbagai tujuan yang hendak dicapainya bukanlah metode-metode yang
berdiri sendiri melainkan metode-metode yang perlu untuk dikolaborasikan
shingga proses interaksi edukasi yang ada akan lebih menarik lagi.
Untuk itu diperlukan kreatifitas dari pendidik dalam menggunakan
metode-metode tersebut.
Penutup
Terserah bagaimana anda menyimpulkannya semuanya tergantung pilihan anda.
[1] Saliman & Sudarsono. Kamus Pendidikan, Pendidikan dan Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 1994).
[2] Dahlan al-Barri & M. Pius A. Partanto. Kamus Ilmiah Populer. (Surabaya : Arkola, 1994).
[3] Alimanjogja.blogspot.com/
[4] Erwati Aziz. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam . hal.79
[5] Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Hal. 76
[6] E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional “menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan”. Hal. 107
[7] Nana Sudjana. Dasar-dasar…h.76
[8] Winarno surahmat. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar…h.97
[9] Wenstenlain. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Buku Panduan Mahasiswa)…h.92-93
[10] Achmad Patoni. Metodologi Pendidikan agama Islam…h.107-109
[11] Erwati Aziz. Prinsip-prinsip…h.79-80
[12] Achmad Patoni. Metodologi Pendidikan…h.110
[13] Achmad Patoni. Metodologi Pendidikan…h.110
[14] Achmad Patoni. Metodologi Pendidikan…h.111-112
[15] Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Metodik khusus Pendidikan Agama Islam…h.227
[16] Nana sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar…h.78
[17] Achmad Patoni. Metodologi Pendidikan…h.113
[18] Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Metodik khusus Pendidikan…h.242
[19] Nana sudjana, Dasar-dasar Proses…h.79
[20] Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Metodik khusus Pendidikan…h.230
[21] Achmad Patoni. Metodologi Pendidikan…h.118
[22] Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Metodik khusus Pendidikan…h.233
[23] Achmad Patoni. Metodologi Pendidikan…h.119
[24] Achmad Patoni. Metodologi Pendidikan…h.120
[25] Ibid.
[26] Nana sudjana, Dasar-dasar Proses…h. 79
[27] Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Metodik khusus Pendidikan…h.236-237
[28] Winarno surahmat. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar…h.110
[29] Achmad Patoni. Metodologi Pendidikan…h. 122
[30] Nana sudjana, Dasar-dasar Proses…h. 86
[31] E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional “menciptakan…h. 111
[32] Achmad Patoni. Metodologi Pendidikan…h. 132
[33] Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Metodik khusus Pendidikan…h.242-243
[34] Achmad Patoni. Metodologi Pendidikan…h. 133