Habibi Ya Rasulullah
Posted By Drs. Mutawalli, M.Pd.I
Bulan Rabi’ul Awwal, masyarakat muslim familiar menyebut dengan istilah Bulan Maulid. Tepat tanggal 12 Rabi’ul Awwal, ‘Am Fiil atau Tahun Gajah, lahirlah Nabi pembawa petunjuk, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthallib, semoga shalawat dan keselamatan tercurah atas beliau dan keluarganya.
Momentum peringatan ini menggugah kita akan banyak hal yang perlu dikerjakan, ketika sebagian umat Islam lupa dengan sirah atau perikehidupan Rasulullah saw. “Semoga pengingat ini bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”
Kalau kita cermati kondisi umat Islam dewasa ini secara umum, kita temukan realitas yang sangat memprihatinkan dalam banyak sisi kehidupan, sehingga umat Islam mendesak untuk kembali meneladani Rasul, melaksanakan syariah dan sunnahnya yang telah diturunkan oleh Ruhul Qudus, Malaikat Jibril as dari atas tujuh langit. Peristiwa itu digambarkan dalam syair Arab, “Pada malam gulita, terbitlah purnama benderang.”
Kita sangat membutuhkan keteladanan Rasulullah saw. Jumlah umat Islam lebih dari satu setengah milyar, namun kuantitas itu tidak memiliki kekuatan yang diperhitungkan di tengah ombang-ambing pihak Timur dan Barat. Di antara umat Islam ada yang masih dalam cenkraman dan penindasan penjajah. Gambaran ini direkam oleh Allah swt dalam firman-Nya,
”Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian).” (Q.S. At Taubah : 8).
Kami katakan dengan lantang kepada orang-orang yang menjadikan musuh sebagai teman dekat di manapun mereka berada. Kami katakan kepada mereka yang menjadikan musuh sebagai penolong, di waktu yang sama mereka meninggalkan orang-orang yang beriman. Kami katakan ini, ketika banyak umat Islam di Palestina, Iraq dan lainnya menghadapi boikot, pembunuhan dan penghancuran luar biasa. Mereka hidup di bawah moncong senjata, pemboman pesawat tempur, bolduser dan tank-tank penghancur.
Bagi saudara-saudara kita yang mendapat perlakuan tidak manusiawi ini, dengan simpati yang sangat mendalam kami bisikkan di telinga mereka,
”Kalian hendaknya meneladani Rasulullah saw, jika kalian mendapatkan perlakuan menyakitkan, kelaparan, boikot dalam segala hal, dan pembunuhan, maka ketahuilah bahwa Rasulullah saw, penghulu para Nabi dan pemimpin umat, pemimpin Arab atau non Arab, lebih dari tiga tahun mendapat beragam penyiksaan dari kaumnya, padahal beliau menghendaki kebaikan dan keselamatan mereka, fiddun wal akhirah. Lebih dari itu, kaum Quraisy memboikot beliau, baik sisi ekonomi, maupun social. Mereka memutuskan hubungan jual-beli dan transaksi lainnya, sampai beliau dan para sahabat memakan rerumputan, karena kelaparan, sehingga Allah swt memberi jalan keluar bagi mereka.”
Demikian, wahai saudaraku yang berada di Gaza, hendaknya kalian bersabar, sampai Allah swt membukakan pintu-pintu keselamatan dan kedamaian atas kalian dan terbebas dari kedzaliman Yahudi. Do’a dan dukungan kami menyertai kalian wahai saudaraku!
Momentum peringatan hari kelahiran Rasulullah saw. senantiasa hidup kekal dalam hati umat Islam. Kami merasakan sakit ketika melihat dan mendengar sampai saat ini masih adanya pelecehan dan penghinaan pribadi Rasul. Penistaan yang tidak pantas dialamatkan kepada beliau saw. Perilaku demikian menunjukkan bahwa mereka benar-benar tidak tahu sejarah hidup Muhammad. Meskipun tidak asing kalau para musuh dan non muslim berbuat demikian. Namun yang menyayat hati adalah, adanya sekelompok orang yang mengaku muslim, tapi mendukung penodaan ini, wal iyadzu billah.
Cara tepat mensikapi penodaan mereka adalah dengan berkomitmen terhadap petunjuk Nabi Muhammad saw., membela, menolong, baik dengan ucapan atau kerja nyata, dalam wujud menampilkan pribadi beliau yang agung, akhlak yang mulia, menjelaskan kepada mereka yang tidak tahu sebelumnya. Dengan upaya ini semoga Allah swt membukakan pintu hati mereka, dan berubah menuju cahaya Islam. Atau dengan cara diskusi ilmiyah bukan membalas dengan caci maki, menjelaskan hakekat kebenaran yang nyata, meyakinkan dengan menggunakan bahasa dan logika mereka.
Sebagai contoh, perhelatan besar berupa pameran ”Musium Nabi Islam” diselengarakan oleh pemerintahan Dubai. Dengan kegiatan ini menjadi salah satu cara menjawab tuduhan-tuduhan orang yang tidak bertanggungjawab itu.
Cara lain yang juga sangat efektif adalah dengan mengoptimalkan media massa, terutama internet. Dengan mengirim tulisan, makalah yang isinya menjelaskan hakekat kebenaran ini, dengan menggunakan bahasa dan logika mereka, dilandasi argumentasi dari wahyu maupun hadits Nabi, sirah perjalanan hidup Nabi, sejarah Islam, buku-buku fiqh dan yang mendukung lainnya.
Betapa banyak dari kalangan non muslim -setelah penodaan dan penistaan terhadap diri Rasul dan umat Islam secara umum- justeru tergelitik untuk mencari-cari dan menelaah agama Islam, mereka membaca dengan obyektif kepribadian Rasul dan misi penyelamatan beliau terhadap kemanusiaan. Banyak di antara mereka yang masuk Islam dan menjadi pembela sejati terhadap Nabi dan ajarannya. ”Washallallahu ’alaihi wasallama taslima.” Allahu a’lam