Rabu, 27 Juni 2012




(Situs Perkembangan Profesional Secara Swadaya)


"JAKARTA, KOMPAS.com - Proses belajar-mengajar di sekolah kerap membosankan dan tidak menyenangkan karena guru yang terlalu dominan di ruang kelas.

"Siswa tidak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat yang berbeda sehingga mematikan kreativitas siswa." -- Fasli Jalal

"Siswa tidak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat yang berbeda sehingga mematikan kreativitas siswa," kata Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal dalam diskusi panel Pendidikan Profesi Guru di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Sabtu (4/12/2010)"

Apa masalah utama dalam pelaksanaan pendidikan kita (selain korupsi), Yaitu 'Siswa tidak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat yang berbeda sehingga mematikan kreativitas siswa'. - Apakah kita mungkin dapat berharap anak-anak kita akan Aktif (maupun Pro-Aktif), Kreatif, dan Mampu Berkontribusi Kepada Perkembangan Indonesia dengan Pembelajaran-Pasif?

Guru BerkualitasPerpustakaan : Jantung Pembelajaran
Tujuan PendidikanKurikulumIni Situs Metodologi

Aman & Nyaman : Suasana Kondusive
Peraga & Teknologi Pendidikan


Menuju Pendidikan Agama Bermutu
Semoga situs baru ini dapat menstimulasikan diskusi mengenai Pendidikan Agama.
(Sedang DiBuat 6 September, 2011)


Tujuan Situs Metodologi.Com

Kami sudah menyediakan banyak contoh dan informasi untuk dibaca maupun di-download tetapi supaya lebih banyak guru dapat bertahap-tahap mengarah ke metodologi pembelajaran yang lebih bermutu maupun lebih terfokus kepada perkembangan kemampuan, kreativitas, inovasi, dan kemandirian pelajar-pelajar kita (manusia), kami ingin menjelaskan mengenai langkah-langkah yang dapat di-integrasikan dalam metodologi yang sekarang tanpa menggangu proses pembelajaran dan perencanaan yang sudah ada.

Kunci-nya untuk mencapaikan mutu pendidikan yang Tingkat Dunia adalah Pembelajaran-Aktif (Student Centred) dan Kontekstual.

Langkah Pertama: Lebih mengarahkan pembelajaran ke pelajar-pelajar sendiri. Daripada menyampaikan informasi saja (suap-suapkan), lebih sering membagi tugas-nya ke pelajar-pelajar sendiri untuk membahas, meneliti, dan mencari informasi atau solusi-nya sendiri (problem solving).



Langkah Kedua: Makin lama makin menggunakan lingungan sebagai sumber pembelajaran yang kontekstual. Mengarahkan pembelajaran dan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran ke pelajar-pelajar sendiri. Lebih mengarah ke kemandirian dalam pembelajaran.



Langkah Ketiga: Makin lama makin menggunakan peraga yang ada, atau dibuat oleh guru, atau dibuat oleh pelajar-pelajar sendiri. Peraga maupun teknologi sederhana adalah sangat bermanfaat untuk menstimulasikan "Discovery Learning". Peraga sederhana dapat menstimulasikan Imaginasi, Diskusi, Keterampilan Negosiasi, dan Kreativitas.



Langkah Keempat: Makin menghidupkan suasana kondusif belajar sambil meningkatkan penghargaian hasil karya pelajar. "Zaman Dinding Bersih" sudah lama ketinggalan zaman, sama dengan "Zaman Pelajar-Pelajar Duduk Manis". Sekarang kita menggunakan dinding dan langit-langit untuk memerkan hasil karya pelajar. Selain meningkatkan suasanya belajar ini juga menunjukkan kehormatan kepada hasil karya pelajar-pelajar kita. "Nothing Succeeds Like Success" dan kalau pelajar-pelajar kita merasa bahwa hasil karya mereka dihargai dapat sangat meningkatkan perasaan bahwa mereka bersukses. Sangat memotivasikan.....