Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di Indonesia untuk sekolah umum mempunyai dasar-
dasar yang cukup kuat. Dasar tersebut dapat ditinjau dari segi yaitu:
yuridis, Hukum, Religius, dan Sosial psychologis.
1. Dasar Yuridis.
Yaitu:
dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan yang secara langsung ataupun secara tidak
langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di
sekolah-sekolah atau pun di lembaga-lembaga pendidikan formal di
Indonesia.
2. Dasar ideal,
Yaitu:
dasar yang bersumber dari falsafah Negara Pancasila, dimana sila
pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mengandung pengertian bahwa
seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau
tegasnya harus beragama. Di dalam ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978
tentang P.4 (Eka Prasetia Pancakarsa) disebutkan bahwa:
Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dam kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dam kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Dasar Religius
Yaitu
: dasar pelaksanaan pendidikan agama di SMA yang bersumber dari ajaran
agama, dalam hal ini ajaran agama Islam. Dimana dasar utama Pendidikan
Agama Islam adalah Al-qur’an yang menjadi pedoman utama hidup manusia
dan tidak diragukan lagi akan kebenarannya, dan dasar yang kedua adalah
Al- Hadist/ Sunnah Rasulullah SAW.
Dalam ayat Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah didapati petunjuk tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam antara lain:
1) Dalam surat At Tahrim ayat 6 berbunyi
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
2) Dalam surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
Terjemahnya:
Dan hendaknya di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menerus kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar: merekalah orang-orang yang beruntung.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
Terjemahnya:
Dan hendaknya di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menerus kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar: merekalah orang-orang yang beruntung.
Di dalam Hadist Rasulullah SAW. didapati juga petunjuk tentang pelaksanaan tersebut, antara lain di sebutkan dalam kisah
رَحْمَةُ اللهِ عَلىَ خَلَفَا ِفىْ قِـيْلَ : وَمَنْ خُلَفَاؤُكَ ، قَالَ : الَّذِيْنَ يُحْيُوْنَ سُنَّـنِى وَيُعَلِّى نَـهَا عِبَادَ اللهِ
Artinya :
Rahmat Allah bagi seluruh pengganti-pengganti Ku Beliau SAW. Di tanya: siapakah pengganti-pengganti Tuan itu? Beliau SAW. Bersabda: mereka itu ialah orang-orang yang menghidupkan SunnahKu dan mengajarkan kepada hamba Allah (HR. Ibnu Adlbbarr).
رَحْمَةُ اللهِ عَلىَ خَلَفَا ِفىْ قِـيْلَ : وَمَنْ خُلَفَاؤُكَ ، قَالَ : الَّذِيْنَ يُحْيُوْنَ سُنَّـنِى وَيُعَلِّى نَـهَا عِبَادَ اللهِ
Artinya :
Rahmat Allah bagi seluruh pengganti-pengganti Ku Beliau SAW. Di tanya: siapakah pengganti-pengganti Tuan itu? Beliau SAW. Bersabda: mereka itu ialah orang-orang yang menghidupkan SunnahKu dan mengajarkan kepada hamba Allah (HR. Ibnu Adlbbarr).
Dari
dasar-dasar yang termaktub di dalam Al-quran dan Al-Hadist dapat
diartikan bahwa agama Islam mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan
Pendidikan Agama Islam bagi dirinya ataupun bagi orang lain agar agama
Islam tersebut dapat tetap eksis di atas bumi ini. Dan perintah
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam tersebut merupakan perintah dari
Allah SWT.
4. Dasar social
Dalam
kehidupan sehari-hari membutuhkan kepada bimbingan dan petunjuk yang
benar, yang bernilai mutlak untuk kebahagiaan hidup di dunia dan di alam
sesudah mati. Suatu yang mutlak pula, yaitu Allah SWT. Tuhan seru
sekalian alam. Untuk itulah yang bersifat pengasih dan penyayang
memberikan suatu anugrah kepada manusia yang beragama.
Salah
satu masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan agama Islam saat ini,
adalah bagaimana teknik penyampaian materi pelajaran agama tersebut
kepada peserta didik sehingga memperoleh hasil semaksimal mungkin.
Apabila
kita perhatikan dalam proses perkembangan Pendidikan Agama Islam, salah
satu kendala yang paling menonjol dalam pelaksanaan pendidikan agama
ialah masalah metodologi. Metode merupakan bagian yang sangat penting
dan tidak terpisahkan dari semua komponen pendidikan lainnya, seperti
tujuan, materi, evaluasi, situasi dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan Pendidikan Agama diperlukan suatu pengetahuan tentang
metodologi Pendidikan Agama, dengan tujuan agar setiap pendidik agama
dapat memperoleh pengertian dan kemampuan sebagai pendidik yang
professional
Penggunaan
metode yang tepat akan membuat proses pendidikan akan berjalan dengan
baik dan menyenangkan, Metode yang baik adalah metode yang dapat
memahami anak baik dari segi psikologis maupun paedogogis atau pun aspek
lainnya yang terus di olah dan di kembangkan.
Agar
proses pendidikan dapat berjalan dengan menyenangkan setiap pendidik
harus dapat menciptakan suatu kondiisi yang memudahkan pencapaian tujuan
dari pendidikan tersebut, melalui motifasi ataupun menarik minat
peserta didik. Karena yang harus mencapai tujuan itu siswa, maka ia
harus berminat untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk menarik minat
itulah seorang guru harus menguasai dan menerapkan metodologi
pembelajaran yang sesuai.
Metodologi
merupakan upaya sistematis untuk mencapai tujuan, oleh karena itu
diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Tujuan harus
dirumuskan dengan sejelas-jelasnya sebelum seseorang menentukan dan
memilih metode pembelajaran yang akan dipergunakan. Karena kekaburan
dalam tujuan yang akan dicapai, menyebabkan kesulitan dalam memilih dan
menentukan metode yang tepat.
Setiap
mata pelajaran memiliki kekhususan-kekhususan tersendiri dalam bahan
atau materi pelajaran, baik sifat maupun tujuan, sehingga metode yang
digunakan pun berlainan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya.
Misalnya
dari segi tujuan dan sifat pelajaran tauhid yang membicarakan tentang
masalah keimanan, tentu lebih bersifat filosofis, dari pada pelajaran
fiqih, seperti tentang shalat umpamanya yang bersifat praktis dan
menekankan pada aspek keterampilan. Oleh karena itu,cara penyajiannya
atau metode yang dipakai harus berbeda.
Selain
dari kekhususan sifat dan tujuan materi pelajaran yang dapat membedakan
dalam penggunaan metode, juga faktor tingkat usia, tingkat kemampuan
berpikir, jenis lembaga pendidikan, perbedaan pribadiserta kemampuan
guru , dan sarana atau fasilitas yang berbeda baik dari segi kualitas
maupun kuantitasnya. Hal ini semua sangat mempengaruhi guru dalam
memilih metode yang tepat dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.