Selasa, 18 Juni 2013

DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


I. PENDAHULUAN
Pada zaman yang penuh dengan kemajuan ini para ahli pendidikan berusaha untuk meningkatkan mengajar itu menjadi suatu ilmu atau science. Melalui metode mengajar yang ilmiah diharapkan, proses belajar mengajar itu lebih terjamin keberhasilannya. Inilah yang sedang diusahakan oleh teknologi pendidikan.
Dalam teknologi pendidikan itu memberi pendekatan yang sistematis dan kritis tentang proses belajar mengajar. Teknologi pendidikan memandangnya sebagai suatu masalah yang harus dihadapi secara rasional dengan menerapkan metode problem solving. Mutu pendidikan itu banyak bergantung pada mutu guru dalam membimbing proses belajar mengajar. Disamping itu perkembangan teknologi pendidikan didukung oleh perkembangan yang pesat dalam media komunikasi seperti radio, TV, computer,
dan lainnya yang dapat dimanfaatkan bagi tujuan intruksional.
II. APAKAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN?
Teknologi pendidikan dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan “instructional technology” atau “Education technology”. Pendidikan semacam ini yang diutamakan ialah media komunikasi yang berkembang secara pesat sekali yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan. Alat-alat teknologi ini lazim disebut “hardware” antara lain berupa TV, radio, video, tape, computer, dan lain-lain. Selain dari itu pendidikan juga menggunakan teknologi yang disebut dengan “software” antara lain menganalisis dan mendesain urutanatau langkah-langkahbelajar berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan metode penyajian yang serasi dan penilaian keberhasilannya.
Ada beberapa pengertian mengenai teknologi pendidikan yaitu anata lain :
- Merupakan pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat Bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar siswa.
- Yaitu pemikiran yang sistematis dan kritis tentang pendidikan.
- Menurut Webster Dictionary mengatakan bahwa teknologi pendidikan yaitu sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan secara sistematis, menurut system tertentu yang akan dijelaskan kemudian.
III. TOKOH – TOKOH DALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Ada sejumlah tokoh yang berusaha mempelajari soal belajar secara sistematis
Edward L. Thordike (1874-1949) menghasilkan sejumlah ” hukum” belar, diantaranya ” law of effect”. Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil bila respon murid terhadap suatu stimulus segera disertai oleh rasa senang atau rasa puas merupakan pujian atau hadiah, yang disebut “reinforcement” Reinforcement ini memperkuat hubungan antara stimulus dengan respons sehingga hasil belajar lebih permanent.
Sidney L. Pressey, menyusun program yang terdiri atas serentetan tugas-tugas yang disebutnya “software” dan disamping itu suatu alat ya’ni ” teaching machine” sebagai ”hardware” ia menggunakan test obyektif dengan lembar jawaban yang dapat diperiksa sendiri secara otomatis.
Ivan Pavlov (1849-1936) mengadakan percobaan dengan anjing untuk mempelajari proses belajar secara ilmiah. Proses belajar yang diselidikinya adalah “Conditioning” anjing yang mula-mula mengeluarkan air liur, bila disodorkan makanan (S1) akan keluar air liurnya bila misalnya dibunyikan lonceng (S2) yang semula disodorkan bersamaan dengan makanan dan kemudian ditiadakan.
Diantara ilmuan dalam bidang proses yang paling berpengaruh terhadap perkembangan teknologi pendidikan ialah B.F. Skinner. Ia banyak melakukan eksperimin dengan binatang diantaranya yang paling terkenal dengan burung merpati untuk mempelajari cara mengubah ketakutan binatang itu. Ia memberika stimulus tertentu dan segera memperkuat atau me-reinporce (respon yang diinginkan dengan memberi makanan sampai bentuk kelakuan itu mantap. Kemudian “reinporciment” itu berangsur – angsur dapat dikurangi untuk mempertahankan bentuk kelakuan yang telah dipelajari itu agar jangan lenyap atau dilupakan.
Noman C. Crowder mengadakan fariasi dalam pelajaran berprogram untuk memperhatikan perbedaan individual dengan mengembangkan “branching program” program bercabang. Disini langka-langkah lebih besar daripada dalam program linear diikuti oleh jawaban berganda. Seteh memilih salah suatu jawban, murid itu suruh men-chek jawaban pada halaman yang ditunjuk. Bila jawaban tersebut benar diberi keterangan apa sebab jawaban itu benar dan disuruh melanjutkan. Bila mana jawaban itu salah diberi keterangan kenapa jawaban itu salah dan murid disuruh kembali kesoal itu atau dialihkan pada soal yang lainnya.
Gordon Psak menggunakan computer dalam pelajaran beprograma. Computer lebih mampu untuk menyesuaikan program dengan kecepatan pelajar, baik yang cepat maupun yang lambat.
IV. DASAR PEMIKIRAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan ialah mengubah kelakuan si anak didik, yaitu caranya berfikir merasa, berbuat. Kurikulum disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan itu. Sudah selayaknya si pendidik maupun anak didik harus tau apa yang harus dicapai. Arti tegasnya harus diketahui dengan jelas apa yang harus dilakukan oleh murid sebagai hasil pelajaran yang tidak dapat dilakukannya sebelum ia mempelajarinya. Bia tujuan itu tak dapat dicapai maka ada kekurangan dalam proses belajar mengajar.dengan pendekatan teknologi pendidikan kita dapat menggunakan metode ilmiah untuk menguji cobakan hipotesis tentang cara yang paling efektif guna untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukannya. Usaha ini tidak berbeda dengan metode pemecahan masalah (method of problem solving) yang dilakukan dalam bidang ilmu lainnya.
Ada beberapa langkah – langkah yang diikuti dalam metode teknologi pendidikan adalah :
1. Merumuskan tujuan yang jelas yang harus dicapai yang dapat dipandang sebagai masalah
2. Menyajikan pelajaran menurut cara yang dianggap serasi yang kita pandang sebagai “hipotesis” yang perlu ditest.
3. Menilai hasil pelajaran untuk menguji hipotesis itu.
4. mencari perbaikan andaikan hasilnya belum memenuhi syarat atau standard yang ditentukan dan melangsungkan percobaan dengan cara lain sampai tercapai apa yang diharapkan.
Teknologi pendidikan mengharuskan guru merumuskan tujuan yang jelas, memikirkan metode yang dianggapnya paling efektif untuk mencapai tujuan itu. Tujuan yang jelas merupakan pegangan untuk memilih metode yang tepat. Banyak guru yang masuk kelas tanpa mengetahui dengan jelas apa yang ingin dicapainya dalam jam pelajaran itu. Tiadanya tujuan yang jelas maka kita tak akan tahu kemana kita akan pergi dan apakah kita akan sampai ke tempat yang kita harapkan.
Teknologi pendidikan menuntut agar diadakan penilaian yang segera tentang apa yang telah dipelajari.penilaian tersebut memberikan keterangan tentang prestasi anak dan sekaligus tentang keampuhan metode penyajian guru.
Fungsi penilaian itu sebagai :
  1. Alat mengukur hasil belajar murid
  2. Alat sebagai guru untuk menilai efektifnya mengajar
  3. Titik tolak untuk memperbaiki prestasi anak dengan menganalisis kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat serta memperbaiki metodenya mengajar.
V. TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PENINGKATAN PROFESI GURU
Teknologi pendidikan masih merupakan pendekatan yang terbuka bagi berbagai-bagai pendirian. Namun teknologi tidak merupakan kunci kea rah sukses yang pasti dalam pendidikan. Akan tetapi teknologi pendidikan menunjukkan suatu prosedur atau metodologi yang dapat ditetapkan dalam pendidikan. Teknologi pendidikanadalah suatu teori yang mempunyai sejumlah hipotesis. Teknologi pendidikan juga dipandang sebagai suatu gerakan dalam pendidikan yang diikuti oleh guru – guru yang merasakan bahwa mengajar hingga kini masih dilakukan secara sembrono, asal – asalan saja, tanpa dasar yang kokoh, menurut selera masing – masing. Maka teknologi pendidikan merupakan usaha yang sungguh – sungguh untuk memperbaiki metode mengajar dengan menggunakan prinsip – prinsip ilmiah yang membuktikan keberhasilan dalam bidang – bidang lain.
VI. KESIMPULAN
Dari berbagai pengertian di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulam :
1. Teknologi pendidikan adalah sebagai media yang lahir dari perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan. Alat-alat itu lazim disebut “hardware”.
2. Ada yang menafsirkan teknologi pendidikan sebagai suatu pendekatan yang ilmiah kritis, dan sistematis tentang pendidikan. Penerapan ini mengutamakan “soft ware”, tanpa alat pendidikan dapat berjalan. Sebaliknya “hardware” tak dapat berguna tanpa penerapan “soft ware”
3. Jadi, pendidikan ini merupakan suatu ekspresi dari gerakan ilmiah yang telah dirintis sejak priode Aristoteles dan bergerak terus melalui Wundt, Pavlov, Thorndike, Skinner dan lain-lain.
4. Belajar berprograma yang diciptakan oleh B.F. Skinner banyak mendorong kea rah perkembangan teknologi pendidikan.
5. Teknologi pendidikan mengajak guru untuk bersikap problematic terhadap proses belajar-mengajar dan memandang tiap metode mengajar sebagai hipotesis yang harus diuji efektivitasnya. Dengan demikian teknologi pendidikanmendorong profesi keguruan untuk berkembang menjadi suatu “science”. Namun pekerjaan guru selalu mengandung “seni”

Daftar Pustaka :
- Prof. Dr. S. Nasution. MA. Teknologi Pendidikan Penerbit Temmars Bandung tahun 1982