Sabtu, 27 September 2014

Arti dan Tujuan Pendidikan Islam


ARTI DAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM 
  1. Arti Pendidikan Islama
a. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba
Pendidikan Islam, yaitu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain, seringkali beliau menyatakan kepribadian utama dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memilki nilai-nilai agama Islam, mamilih, dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
      b. Menurut Drs. Burlian Somad
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya adalah mewujudkan tujuan itu, yaitu ajaran Allah. Secara terperinci, beliau mengemukakan, “pendidikan itu disebut pendidikan Islam apabila memiliki dua cirri khas, yaitu:
1. Tujuannya membentuk individu menjadi bercorak diri tertinggi menurut ukuran Al-Qur’an.
2. Isi pendidikannya adalah ajaran Allah yang tercantum dengan lengkap didalam Al-Qur’an yang pelaksanaannya didalam praktek hidup sehari-hari sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
c.       Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung
Pendidikan Islam ialah pendidika yang memiliki 4 macam fungsi, yaitu:
1. Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang.
2.    Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
3.   Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara kebutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup (survival) suatu masyarakat dan peradaban.
4.      Mendidik anak agar beramal didunia ini untuk memetik hasilnya diakhirat.
d.      Menurut Syeh Muhammad An-Naquib Al-Attas
Pendidika Islam ialah usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang benar dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat didalam tatanan wujud dan keberadaan.
e.     Menurut Musthafa Al-Ghulayaini
Pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak mulia didalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya, kemudian buahnya berujud keutamaan, kebaikkan, dan cinta bekerja untuk memanfaatkan tanah air.
f.     Hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7 sampai dengan 11 Mei 1960 di Cipayung Bogor:
“Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam”.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan Islam ialah bimbingan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.
b.      Karakteristik Pendidikan Islam
1.      Pendidikan Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya.
Pendidikan Islam laksana mata uang yang mempunyai dua muka. Pertama, sisi keagamaan, yang merupakan wahyu illahi dan sunah Rasul, berisikan hal-hal mutlak dan berada diluar jangkauan indera dan akal budi manusia untuk memahami segala hakikat kehidupan. Kedua, sisi pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin dapat diindera dan diakali, berbentuk pengalaman-pengalaman factual maupun pengalaman pikir, baik yang berasal dari wahyu dan sunah maupun dari para pemeluknya.
2.      Pendidikan Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti.
Pendidikan Islam mengikuti aturan atau garis-garis yang sudah jelas dan pasti serta tidak dapat ditolak dan ditawar. Aturan itu, yaitu wahyu Tuhan yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW. Semua yang terlibat dalam pendidikan Islam harus berpedoman pada wahyu Tuhan tersebut. Kenyataannya, manusia bukan hanya digembirakan dan didorong untuk memiliki system nilai yang sesuai dengan ajarn agamanya, melainkan juga diancam jika seandainya mereka mengingatkan atau melanggarnya.
3.      Pendidikan Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah.
Pendidikan Islam bermisikan pada pembentukan hati nurani, menanamkan dan mengembangkan sifat-sifat Illahiyah yang jelas dan pasti, baik dalam hubungan manusia dengan Maha Pencipta, dengan sesamanya, maupun dengan alam sekitar. Budi manusia diterangi oleh wahyu dan sunah, sehingga pikiran, kemauan, dan perasaannya tidak bergerak menerawang semaunya sendiri dan mengenal keterbatasan-keterbatasannya.
4.      Pendidikan Islam diyakini sebagai tugas suci.
Pada umumnya, kaum muslimin berkeyakinan bahwa penyelenggaraan pendidikan Islam merupakan bagian dari misi risalah. Karena itu, mereka menganggapnya sebagai misi suci.
5.     Pendidikan Islam bermotifkan ibadah sejalan dengan no. 4 diatas, maka berkiprah didalam pendidikan Islam merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
c.       Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu kegiatan. Karena itu, tujuan ilmu pendidikan Islam, yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau kelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, fungsi tujuan itu ada 4 macam. Yaitu:
1.      Mengakhiri usaha.
2.      Mengarahkan usaha.
3.      Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
4.      Memberi nilai(sifat) pada usaha-usaha itu.
Tujuan mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan yang diinginkan, arah atau pedoman yang harus ditempuh, tahapan sasaran, serta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Karena itu, kegiatan yang tanpa disertai tujuan, menyebabkan sasarannya akan kabur,akibatnya program dan kegiatan tersebut menjadi acak-acakan.
Menurut Imam Ghazali, tujuan pendidikan, yaitu pembentukan Insan paripurna, baik didunia maupun diakhirat. Menurut Imam Ghazali, manusia dapat mencapai kesempurnaan apabila berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadilah melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya.
Prof. H.M. Arifin, M.Ed. membedakan tujuan teoritis dengan tujuan dalam proses. Tujuan teoritas terdiri dari berbagai tingkat, antara lain: tujuan intermedier, tujuan akhir, tujuan incidental.
1.  Tujuan intermedier, yaitu tujuan yang merupakan batas sasaran kemampuan yang harus dicapai dalam proses pendidikan pada tingkat tertentu.
2.  Tujuan incidental, merupakan peristiwa tertentu yang tidak direncanakan, tetapi dapat dijadikan sasaran dari proses pendidikan pada tujuan intermedier.
3.     Tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin didunia dan diakhirat.