Agama islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik kehidupan yang sifatnya duniawi maupun yang sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah.[2]
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan Islam sangat beragam, hal ini terlihat dari definisi pendidikan Islam yang dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan berikut ini:
Prof.Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979: 399)
Pengertian tersebut memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut menekankan pada aspek-aspek produktivitas dan kreatifitas manusia dalam peran dan profesinya dalam kehidupan masyarakat dan alam semesta.
Dr. Muhammad SA Ibrahimy (Bangladesh) mengemukakan pengertian pendidikan islam sebagi berikut;
Islamic education in true sense of the term, is a system of education which enables a man to lead his life according to the islamic ideology, so that he may easily mould his life in according with tenent of islam.
Pendidikan dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran islam.
Pengertian itu mengacu pada perkembangan kehidupan manusia masa depan tanpa menghilangkan prinsip-prinsip islami yang diamanahkan oleh Allah kepada manusia, sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya seiring dengan perkembangan iptek.
Dr. Muhammad Fadhil Al-Jamali memberikan pengertian pendidikan islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.
Definisi tersebut memiliki tiga prinsip pendidikan islam sebagai berikut:
a. pendidikan merupakan proses perbantuan pencapaian tingkat keimanan dan berilmu ( QS. Al-Mujadilah 58:11)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ
تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا
قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
خَبِيرٌ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah
kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat.Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”- Sebagai model, maka Rasulullah saw sebagai uswatun hasanah (QS. Al-Ahzab 33:21) yang dijamin Allah memiliki akhlaq mulia (QS. Al-Qalam 68:4)
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ
كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab 33:21)
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam 68:4)- Pada manusia terdapat potensi baik dan buruk (QS. Asy-Syam 91:7-8), potensi negatif seperti lemah (QS. An-Nisa’ 4: 28), tergesa-gesa (QS. Al-Anbiya 21: 37), berkeluh kesah (QS. Al-Maarij 70: 19), dan ruh Allah yang ditiupkan kepadanya pada saat penyempurnaan penciptaannya (QS. At-Tin 95: 4). Oleh karena itu pendidikan ditujukan sebagai pembangkit potensi baik yang ada pada anak didik dan mengurangi potensinya yang jelek. [3]
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَافَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”(QS. Asy-Syam 91:7-8)
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الإنْسَانُ ضَعِيفًا
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.”(QS. An-Nisa’ 4: 28)
خُلِقَ الإنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلا تَسْتَعْجِلُونِ
“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku
perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab) -Ku. Maka janganlah kamu minta
kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.”(QS. Al-Anbiya 21: 37)
إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir”(QS. Al-Maarij 70: 19)
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”(QS. At-Tin 95: 4)