SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
A. PENDAHULUAN
Sejarah adalah kejadian dan peristiwa
yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau peristiwa penting yang
benar-benar terjadi. Definisi ini lebih menekankan pada materi peristiwa tanpa
mengaitkan dengan aspek yang lainnya. Sedangkan dalam pengertian yang lebih
luas, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang aktivitas kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial yang disusun berdasarkan fakta dan interpretasi terhadap
objek peristiwa masa lampau (Gazalba,1981:2).
Sejarah Islam adalah berbagai peristiwa
atau kejadian yang benar-benar terjadi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan Islam dalam berbagai aspek. Dalam kaitan ini, maka muncullah
berbagai istilah yang biasanya digunakan untuk sejarah itu, di antaranya:
Sejarah Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, Sejarah Peradaban Islam dan Sejarah
Pendidikan Islam (Abuddin Nata,2000:315).
Pendidikan adalah suatu proses
pengubahan tingkah laku seseorang ataupun kelompok orang dalam usaha ,mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan peatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Sedangkan menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terencana
dalam upaya mewujudkan suasana kegiatan belajar dan pembelajaran sehingga
peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya dalam memperoleh nilai-nilai
spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan-keterampilan yang sangat diperlukan bagi dirinya masyarakat,
bangsa dan Negara.
B. PEMBAHASAN/MATERI
1. Pengertian Sejarah Pendidikan Islam
Kata sejarah dalam bahasa Arab di sebut
Tarikh yang menurut bahasa berarti ketentuan masa. Sedang menurut istilah
berarti “keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah
lampau atau pada masa yang masih ada. Atau bisa diartikan sejumlah keadaan dan
peristiwa yang terjadi di masa lampau dan benar-benar terjadi pada diri
individu dan masyarakat sebagaimana benar-benar terjadi pada kenyataan-kenyataan
alam dan manusia[1]. Sedangkan pengertian yang
lain sejarah juga mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan
dunia dari masa ke masa karena sejarah mempunyai arti dan bernilai sehingga
manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarah pun membentuk manusia[2]. Dalam bahasa Inggris,
Sejarah disebut History yang berarti: pengalaman masa lampau dari umat manusia
(the past experience of mankind).
Pendidikan Islam yaitu suatu proses
bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal peserta
didik ke arah terbentuknya pribadi muslim yang baik[3]. Karena ia merupakan alat
yang dapat difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia
(sebagai makhluk pribadi dan sosial) kepada titik optimal kemampuannya untuk
memperoleh kesejateraan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat.
Pendidikan Islam menurut Zakiah Drajat
merupakan pendidikan yang lebih banyak ditunjukkan kepada perbaikan sikap
mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri
sendiri maupun orang lain yang bersifat teoritis dan praktis[4]. Dari berbagai pengertian
pendidikan islam dapat kita simpulkan bahwa pendidikan islam adalah proses
bimbingan dari pendidik yang mengarahkan anak didiknya kepada perbaikan sikap
mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan dan terbentuknya pribadi muslim
yang baik.
Dari pengertian sejarah dan pendidikan
islam maka dapat dirumuskan pengertian tentang sejarah pendidikan islam
atau Tarihut Tarbiyah Islamiyah dalam buku Zuhairini yaitu:
1. Keterangan mengenai pertumbuhan
dan perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu yang lain, sejak zaman
lahirnya islam sampai dengan masa sekarang.
2. Cabang ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam, baik dari
segi ide dan konsepsi maupun segi institusi dan operasionalisasi sejak zaman
nabi Muhammad saw sampai sekarang[5].
Dra. Hasbullah merumuskan bahwa sejarah
pendidikan islam yaitu:
1. Catatan peristiwa tentang
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam dari sejak lahirnya sampai
sekarang.
2. Suatu cabang ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam baik dari
segi gagasan atau ide-ide, konsep, lembaga maupun opersinalisasi sejak zaman
nabi Muhammad hingga saat ini[6].
Dari dua sumber yang merumuskan sejarah
pendidikan islam dapat disimpulkan bahwa kedua penjelasan ini memiliki maksud
yang sama yaitu peristiwa atau cabang ilmu pengetahuan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan islam dari segi ide, konsep, lembaga operasionalisasi
dari sejak zaman nabi Muhammad saw sampai sekarang.
2. Objek dan Metode Sejarah Pendidikan
Islam
A. Objek Sejarah Pendidikan
Islam
Objek Sejarah Pendidikan Islam mencakup
fakta-fakta yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan
Islam baik informal, formal, maupun non-formal. Sejalan dengan peranan Agama
Islam sebagai dakwah menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran, menuju
kehidupan yang sejahtera lahir dan bathin (material dan spiritual), namun
sebagai cabang ilmu pengetahuan, objek sejarah pendidikan islam umumnya tidak
jauh berbeda dengan yang dilakukan dalam objek-objek sejarah pendidikan,
seperti mengenai sifat-sifat yang dimilikinya, dengan kata lain bersifat
menjadi “sejarah sebagai subjek” [7].
B. Metode Sejarah Pendidikan Islam
Mengenai metode sejarah pendidikan
islam, walaupun terdapat hal-hal yang sifatnya khusus, berlaku kaidah-kaidah
yang ada dalam penulisan sejarah. Kebiasaan dari penelitian dan penulisan sejarah
meliputi suatu perpaduan khusus keterampilan intelektual. Sejarahwan harus
menguasai alat-alat analisis untuk menilai kebenaran materi-materi sebenarnya,
dan perpaduan untuk mengumpulkan dan menafsirkan materi-materi tersebut kedalam
kisah yang penuh makna. Sebagai seorang ahli, sejarahwan harus mempunyai
sesuatu kerangka berpikir kritis baik dalam mengkaji materi maupun dalam
menggunakan sumber-sumbernya[8].
Untuk memahami sejarah pendidikan islam
diperlukan suatu pendekatan atau metode yang bisa ditempuh adalah keterpaduan
antara metode deskriptif, metode komparatif dan metode analisis sistensis.
- Metode deskriptif
Dengan metode ini ditunjukan untuk
menggambarkan adanya pendidikan islam tersebut, maksudnya ajaran islam sebagai
agama samawi yaitu ajaran-ajaran islam yang dibawa oleh Rosulullah saw, yang
termaktub dalam Al-Qur’an dijelaskan oleh As-sunnah, khususnya yang langsung
berkaitan dengan pendidikan islam dapat dilukiskan dan dijelaskan sebagaimana
adanya. Pada saatnya dengan cara ini maka yang terkandung dalam ajaran islam
dapat dipahami.
- Metode komparatif
Metode ini berusaha membandingkan sebuah
perkembangan pendidikan islam dengan lembaga-lembaga islam lainya. Dengan
metode ini dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran islam tersebut dikomparasikan dengan
fakta-fakta yang terjadi dan berkembang dalam waktu serta tempat-tempat
tertentu untuk mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dalam suatu
permasalahan tertentu, sehingga dapat diketahui pula adanya garis-garis
tertentu yang menghubungkan pendidikan islam dengan pendidikan yang
dibandingkan serta dapat diajukan pemecahan yang mungkin apabila keduanya
terjadi kesenjangan.
3. Metode analisis sintesis.
Yaitu dengan melihat sosok pendidikan
islam secara lebih kritis, ada analisis dan bahasan yang luas serta ada
kesimpulan yang spesifik, dengan demikian akan tampak kelebihan dan kekhasan
pendidikan islam. Hal itu akan lebih jelas dengan adanya pendekatan sintesis
yang dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan yang diambil guna memperoleh suatu
keutuhan dan kelengkapan kerangka pencapaian tujuan serta manfaat penulisan
Sejarah Pendidikan Islam. Selain itu juga dapat digunakan
untuk memberikan analisis terhadap istilah-istilah atau pengertian-pengertian
yang diberikan ajaran islam secara kritis, sehingga menunjukkan kelebihan dan
kekhasan pendidikan islam.. Metode ini dapat pula didayagunakan untuk
kepentingan proses pewarisan dan pengembangan budaya umat manusia yang islami[9]
Selain ketiga metode tersebut, juga
dapat menggunakan metode lisan, observasi, dan juga documenter dalam penggalian
dan penulisan sejarah pendidikan islam, antaranya:
- Metode lisan, dengan metode ini pelacakan suatu objek sejarah dengan menggunakan interview.
- Metode Observasi, dalam hal ini objek sejarah diamati secara langsung.
- Metode Dokumenter, dimana dengan metode ini berusaha mempelajarinya secara cermat dan mendalam segala catatan atau dokumen tertulis.
3. Manfaat / Kegunaan Mempelajari
Sejarah Pendidikan Islam
Dengan mengkaji sejarah akan bisa memperoleh informasi tentang pelaksanaan
pendidikan islam dari zaman Rosulullah sampai sekarang mulai dari pertumbuhan,
perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali tentang pendidikan
islam. Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang terjadi dalam
penyelenggaraan pendidikan islam dengan segala ide, konsep, intitusi, sistem,
dan operasionalisnya yang terjadi dari waktu ke waktu, jadi sejarah pada
dasarnya tidak hanya sekedar memberikan romantisme tetapi lebih dari itu
merupakan refleksi historis. Dengan demikian belajar sejarah pendidikan islam
dapat memberikan semangat (back projecting theory) untuk membuka
lembaran dan mengukir kejaya dan kemajuan pendidikan islam yang baru dan lebih
baik. Dengan demikian sejarah pendidikan islam sebagai study tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah pendidikan sudah barang tentu
sangat bermanfaat terutama dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan
atau perkembangan pendidikan[10].
Manfaat / kegunaan mempelajari sejarah
pendidikan islam dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
- Bersifat umum
Secara umum sejarah memegang peranan
penting bagi kehidupan umat manusia. Hal ini karena sejarah menyimpan atau
mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai
baru bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama
ajaran Islam (Al-Qur’an) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan yang
langsung dan tidak langsung mengandung makna benar, pelajaran yang sangat
tinggi dan pimpinan utama khususnya umat islam. Ilmu tarikh (sejarah) dalam
islam menduduki arti penting dan berguna dalam kajian dalam islam. Oleh karena
itu kegunaan sejarah pendidikan meliputi dua aspek yaitu kegunaan yang bersifat
umum dan yang bersifat akademis[11].
Sejarah pendidikan islam memiliki
kegunaan tersendiri diantaranya sebagai faktor keteladanan, cermin, pembanding,
dan perbaikan keadaan. Sebagai faktor keteladanan dapat dimaklumi karena
al-Qur’an sebagai sumber ajaran islam banyak mengandung nilai kesejarahan
sebagai teladan. Hal ini tersirat dalam Al-Qur’an, yaitu diantaranya :
v Dalam
Al-Qur’an surat Al-Ahzab : 21, yang memiliki arti
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu
ada teladan yang baik bagi kamu sekalian”.
v
Dalam Al-Qur’an surat Ali Imran : 31, yang memiliki arti :
“Katakana olehmu (Muhammad) jika kamu
sekalian cinta kepada Allah, maka hendaklah ikut akan daku, niscaya Allah cinta
kepada kamu”.
v Dalam
Al-Qur’an surat Al-A’raf : 158, yang memiliki arti :
“Dan hendaklah kamu mengikuti akan di
(Muhammad) supaya kamu mendapat petunjuk”.
Berpedoman pada ayat diatas umat islam
dapat meneladani proses pendidikan islam semenjak zaman kerasulan Muhammad saw,
Khulafaur Rasyidin, ulama-ulama besar dan para pemuka gerakan pendidikan islam.
Sebagai cermin ilmu sejarah berusaha
menafsirkan pengalaman masa lampau manusia dalam berbagai kegiatan. Akan tetapi
sejalan dengan perkembangan bahwa tidak semua kagiatan manusia berjalan mulus
terkadang menemukan rintangan-rintangan tertentu sehingga dalam proses
kegiatannya mendapat sesuatu yang tidak diharapkan, maka kita perlu bercermin
atau dengan kata lain mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian masa lampau
sehingga ilmu tarikh itu bagi masa sekarang dapat menjadi cermin dan dapat
diambil manfaatnya, khususnya bagi perkembangan pendidikan islam.
Sebagai pembanding, suatu peristiwa yang
berlangsung dari masa ke masa tentu memiliki kesamaan dan kekhususan. Dengan
demikian hasil proses pembanding antara masa silam, sekarang, dan yang akan
datang diharapkan dapat memberi andil bagi perkembangan pendidikan islam karena
sesungguhnya tarikh itu menjadi cermin perbandingan bagi masa yang baru.
Sebagai perbaikan, setelah berusaha
menafsirkan pengalaman masa lampau manusia dalam berbagai kegiatan kita
berusaha pula untuk memperbaiki keadaan yang sebelumnya kurang konstruktif
menjadi lebih konstruktif[12].
2. Bersifat Khusus
Adapun kegunaan sejarah pendidikan islam
yang bersifat akademis diharapkan dapat :
- Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam, sejak zaman lahirnya sampai masa sekarang.
- Mengambil manfaat dari proses pendidikan islam, guna memecahkan problematika pendidikan islam pada masa kini.
- Memiliki sikapn positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan sistem pendidikan islam.
Selain itu sejarah pendidikan islam akan
mempunyai kegunaan dalam rangka pembangunan dan pengembangan pendidikan islam.
Dalam hal ini, sejarah pendidikan islam akan memberikan arah kemajuan yang
pernah dialami sehingga pembangunan dan pengembangan itu tetap berada dalam
kerangka pandangan yang utuh dan mendasar[13].
v
Pentingnya dalam Mempelajari Sejarah Pendidikan Islam
Dari mengkaji sejarah kita dapat
memperoleh informasi tentang pelaksaan pendidikan islam dari zaman Rosulullah
sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran dan
kebangkitan kembali dari pendidikan islam. Dari sejarah dapat diketahui
bagaimana yang terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan islam dengan segala
ide, konsep, institusi, sistem, dan opersionalnya yang terjadi dari waktu ke
waktu[14].
Dalam ajaran islam, pendidikan
mendapatkan posisi yang sangat penting dan tinggi karena pendidikan merupakan
salah satu perhatian sentral (central attention) masyarakat. Pengalaman
pembangunan di negara-negara sudah maju khususnya negara-negara di dunia Barat
membuktikan betapa besar peran pendidikan dalam proses pembangunan.
Tepatnya dikatakan oleh Ghulam nabi
Saqib Education may be used to help modernize a society, education, therefore
is certainly the key to the modernization of muslim societies. Demikian
juga tepat dapat dikatakan Jhon Dewey, pendidikan diartikan sebagai social
continuty of life. Pendidikan juga diartikan, it mo kowly as transmission
from some persons to others of the skills the arts and the science. Adapun
Kant, mengartikan pendidikan sebagai care, discipline and instruction.
Oleh karena itu, peranan pendidik sangat
penting dan pendidikan hendaknya memenuhi kebutuhan masyarakat[15].
4. Ilmu-ilmu yang Berkaitan dengan
Sejarah Pendidikan Islam.
Sejarah Pendidikan Islam bukanlah ilmu
yang berdiri sendiri, ia merupakan bagian dari sejarah pendidikan secara umum.
sejarah pendidikan menguraikan perkembangan pendidikan dari dahulu hingga
sekarang. Karena itu Sejarah Pendidikan Islam erat kaitanya dengan ilmu-ilmu
lain, seperti:
- Sosiologi
Kita bisa menyaksikan bahwa interaksi
yang terjadi, baik antar individu maupun antar golongan, dimana dalam hal ini
menimbulkan suatu dinamika. Dinamika dan perubahan tersebut bermuara pada
terjadinya mobilitas social, semua itu berpengaruh pada system pendidikan Islam
serta kebijaksanaan Pendidikan Islam yang dijalankan pada suatu masa.
2.
Ilmu Sejarah
Karena ia membahas tentang perkembangan
peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian penting di masa lampau, dan juga di
bahas sebagai ihwal “orang-orang besar” dalam struktur kekuasaan dan politik,
karena umumnya orang-orang besar cukup dominan pengaruhnya dalam menentukan
system, materi, tujuan pendidikan yang berlaku pada masa itu.
3.
Sejarah Kebudayaan
Sejarah pendidikan merupakan bagian
sejarah kebudayaan umat manusia, karena mendidik itu berarti pula suatu usaha
untuk menyerahkan atau mewariskan kebudayaan. Dalam hal ini pendidikan berarti
pemindahan isi kebuayaan untuk menyempunakan segala kecakapan anak didik guna
menghadapi persoalan-persoalan dan harapan-harapan kebudayaan.
Begitu juga dengan Sejarah Pendidikan
Islam, kita mengetahui bahwa pendidikan Islam adalah usaha mewariskan
nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Oleh karena itu
mempelajari sejarah kebuadayaan dalam rangka memahami sejarah Islam adalah
sangat penting.
5. Periodisasi Sejarah Pendidikan
Islam
Secara garis besar Dr. Harun Nasution
membagi sejarah Islam ke dalam 3 periode, yaitu periode klasik, pertengahan dan
modern. Kemudian perinciannya dapat dibagi menjadi lima masa, yaitu:
- Masa hidupnya Nabi Muhammad SAW (571-632 M)
- Masa khalifah yang empat (khulafaur Rasyidin; Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali; (632-661)
- Masa kekuasaan Umaiyah di Damsyik (661-750 M)
- Masa kekuasaan Abbasiyah di Bagdad (750-1250 M )
- Masa dari jatuhnya kekuasaan khalifah di Bagdad tahun 1250 M dampai sekarang.
1. Periode Klasik ( 650-1250 M )
Dalam periode klasik ini dapat pula
dibagi menjadi dua masa, yaitu masa kemajuan islam I dan masa Disintegrasi.
A. Masa Kemajuan Islam I ( 650 – 1000 M
)
Masa ini merupakan masa ekspansi,
integrasi dan keemasan islam. Dalam hal ekspansi, sebelum Nabi Muhammad wafat
di tahun 632 M. Seluruh semenanjung arabia telah tunduk kebawah kekuasaan
islam. Ekspansi ke daerah-daerah di luar Arabia dimulai dizaman Khalifah
pertama, yaitu Abu Bakar As-Siddik. Di masa pemerintahan khulafaur rosyidin (
Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali ) inilah terjadi ekspansi, integrasi, dan juga
keemasan islam.
B. Masa Disintegrasi ( 1000 – 1250 M )
Disintegrasi dalam bidang politik
sebenarnya sudah mulai terjadi pada akhir zaman Bani Umayyah, tetapi memuncak
pada bani Abbas terutama setelah kholifah-kholifah. Disintegrasi politik
ini terjadi dalam lapangan kebudayaan dan juga lapangan agama. Perpecahan
dikalangan umat Islam menjadi besar, karena adanya daerah-daerah yang berdiri
sendiri, disamping itu Bagdad telah timbul pusat-pusat kebudayaan lain,
terutama Cairo di Mesir, Cordova di Spanyol, Asfahan, Bukhara dan Samarkand di
Timur. Dengan munculnya pusat-pusat kebudayaan baru ini, terutama yang berada
di bawah kekuasaan Persia, bahasa Persia meningkat menjadi bahasa kedua di
dunia Islam[16].
2. Periode Pertengahan
Periode ini dapat dibagi menjadi dua
masa, masa kemunduran I dan masa tiga kerajaan besar.
A. Masa Kemunduran I
Kemunduran dimasa ini terjadi karena
adanya desentralisasi dan disintegrasi dalam dunia Islam yang semakin
meningkat. Di zaman ini juga hancurnya khilafah secara formil. Islam tidak lagi
mempunyai khalifah, yang diakui oleh semua umat Islam sebagai lambang persatuan
dan ini berlaku sampai kerajaan Usmani mengangkat kerajaan yang baru di
Istambul pada abad keenambelas. Bagian yang merupakan pusat dunia Islam, jatuh
ke tangan bukan Islam untuk beberapa waktu. Dan terlebih dari itu, Islam hilang
dari Spanyol[17]
B. Masa Tiga Kerajaan Besar (
1500-1800 M )
Pada masa ini dapat pula dibagi
kedalam dua fase, fase kemajuan dan fase kemunduran.
a. Fase Kemajuan ( 1500-1700 M )
Fase kemajuan ini merupakan kemajuan
Islam II. Kemajuan Islam II ini lebih banyak merupakan kemajuan dalam bidang
politik. Selain itu juga dibangunnya tempat ibadah seperti masjid Aya
Sofia, yang pada mulanya adalah gereja yang kemudian dirobohkan dan dijadikan
sebuah masjid. Terdapatnya gedung-gedung bersejarah, yaitu Taj Mahal, Benteng
Merah, Jama Masjid, istana-istana dan gedung-gedung pemerintahan di Dhelhi.
b. Fasa Kemunduran II ( 1700-1800 M )
Kemunduran disini terjadi karena
timbulnya pemberontakan-pemberontakan, seperti di Suria dan Lebanon. Selain itu
di Persia, kerajaan Safawi juga mendapat serangan dari Raja Afghan. Dimasa ini
kekuatan militer dan politik menurun. Dagang dan ekonomi umat Islam, dengan
hilangnya monopoli dagang antara Timur dan Barat dari tangan mereka, jatuh.
Begitu pula dalam bidang ilmu pengetahuan, saat itu ilmu pengetahuan tidak
banyak mengalami perkembangan. Saat itulah dunia islam dalam keadaan mundur dan
statis.
3. Periode Modern 1800 M
Periode ini merupakan zaman kebangkitan
islam. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang berakhir di tahun 1801 M, membuka mata
dunia Islam, terutama Turki dan Mesir. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai
berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan balance of Power. Kontak Islam
dengan Barat sekarang berlainan sekali dengan kontak Islam dengan Barat
diperiode Klasik. Pada saat itu Barat dalam keadaan kegelapan, sekarang
sebaliknya Islam sedang dalam masa kegelapann dan kini Islamlah yang banyak
belajar dari bangsa Barat.
Dengan demikian timbullah apa yang
disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam.
Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran bagaimana
caranya membuwat umat Islam maju kembali
seperti pada masa periode klasik.
C. KESIMPULAN
Sejarah Pendidikan Islam adalah
peristiwa atau cabang ilmu pengetahuan mengenai pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan islam dari segi ide, konsep, lembaga operasionalisasi dari sejak
zaman nabi Muhammad saw sampai sekarang atau catatan peristiwa tentang
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam sejak lahirnya hingga sekarang
ini Manfaat Sejarah Pendidikan Islam
adalah sebagai faktor keteladanan, Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan Islam, sejak zaman lahirnya sampai masa sekarang
Manfaat Sejarah Pendidikan Islam adalah
sebagai faktor keteladanan, mengetahui dan memahami pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan Islam, sejak zaman lahirnya sampai masa sekarang, dapat
mengetahui periodesasi sejarah Islam pada masa dahulu, mengambil manfaat dari
proses pendidikan Islam guna memecahkan problematika pendidikan Islam pada masa
kini, memiliki sikap positif terhadap perubahan-perubahan system pendidikan
Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan
Islam, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992
Harun Nasution , Islam ditinjau dari
berbagai aspeknya, Jakarta: Universitas Indonesia, 1985
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan
Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1997
Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan
Islam, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2001
A. Mustafa, Sejarah Pendidikan Islam
di Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam
di Indonesia, Jakarta: PT Raja Garfindo Persada, 1995.
Maksum, Madrasah Sejarah dan
Perkembangan, Jakarta: logos Wacana Ilmu, 1999
Maryam, Siti, dkk., Sejarah Peradaban
Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogjyakarta: Jur. SPI Fak. Adab IAIN
Sunan Kali Jaga bekerja sama dengan LESFI, 2003
[1] Hasbullah, Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Garfindo Persada, 1995,
hlm.1
[2] Departemen Agama, rekontruksi
Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005,
hlm.1
[3] A. Mustafa, Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999, hlm. 11
4 http//forum.dudung.net.
[5] Zuhairini, dkk, Sejarah
Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1997, hlm. 2
[6] Hasbullah, Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Garfindo Persada, 1995,
hlm. 8-9
[7] A. Mustafa, Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999, hlm. 14.
[8] A. Mustafa, Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999, hlm. 14
[9] Enung K Rukiati,Sejarah
Pendidikan Islam di indonesia,Bandung: CV Pustaka Setia, 2006, hlm. 14-15.
[10] Departemen Agama, rekontruksi
Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005,
h. 18
[11] A. Mustafa, Sejarah
Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999, hlm. 16.
[12] Enung K Rukiati, Sejarah
Pendidikan Islam di indonesia,Bandung: CV Pustaka Setia, 2006, hlm. 17.
[13] Zuhairini, dkk, Sejarah
Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1997, hlm. 2
[14]Hanun Asrohah, Sejarah
Pendidikan Islam, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2001, hlm.11.
[15] Departemen Agama, rekontruksi
Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005,
hlm. 7
[16] Harun Nasution , Islam
ditinjau dari berbagai aspeknya, Jakarta: Universitas Indonesia,
1985, hlm 75.