Mempelajari psikologi berarti mempelajari tingkah laku manusia, baik yang teramati maupun yang tidak teramati. Segenap tingkah laku manusia tnempunyai latar belakang psikologis, karena itu secara umum aictivitasaktivitas amanusia itu dapat dicari hukum psikologis yang mendasarinya. Ada beberapa aktivitas kejiwaan yang berhubungan erat dengan psikologi pendidikan yaitu:
1. Pengamatan Indera
Setiap manusia yang sehat rnentalnya dapat mengenal lingkungan fisik yang nyat4, baik di dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya dengan menggunakan organ-organ inderanya. Cara mengenal dunia luar seperti mi disebut mengamati secara indera, organ-organ indera yang ada pada din manusia disebut “modalitas pengamatan”. Pengamatan merupakan fungsi sensoris yang mernungkinkan seseorang menangkap stimuli dan duma nyata sebagai bahan yang teramati. Pengamatan sebagai suatu fungsi primer dan jiwa dan menjadi awal dan aktivitas intelektual. Objek pengarnatan memiliki sifatsifat keinginan, kesendirian, lokalitas, dan bermateri. Subjek dapat mengadakan orientasi terhadap suatu objek, karena objek itu dapat ditangkap dengan tidak tergantung kepada adanya saja.
Untuk memungkinkan subjek mengadakan orientasi, maka subjek dapat menggambarkan dunia pengamatan menurut aspek pengaturan tertentu berupa sudut-sudut tinjauan: (1) ruang, yaitu menggambarkan dunia pengamatan dalam konsep-konsep seperti atas bawah, kanan kin, jauh dekat, muka belakang, dan sebagainya: (2) waktu, dunia pengamatan digambarkan dalam hubungannya dengan jarak waktu, jarak ruang, stabilitas benda tetap maupun tidak tetap, waktu dulu, sekarang dan akan datang dan sebagaiƱya; (3) Gestalt, dunia pengamatan digambarkan sebagai bentukan-bentukan athu medan psikologis yang tersusun dalam kebulatan, kesatuan, dan kesarnaan dan bagian-bagian dalam konteks keseluruhan; dan (4) arti, medan pengamatan digambarkan dengan hubungan arti atau struktur arti. Berbagai objek atau peristiwa yang sama, apabila ditinjau dan sudut arti dan masing-masing akan rnenunjukkan hal-hal yang sangat berbeda misalnya bentuk gedung sekolah, gedung asrarna, gedung markas tentara, rumah sakit, perkantoran yang bersamaan, namun artinya berbeda-beda meskipun sama-sama gedung. Para ahli psikologi membedakan lima macam alat indera menurut jima macam modalitas pengamatan yakni:
a. Penglihatan
Ada tiga macam penglihatan yaitu: (I) penglihatan terhadap bentuk, yaitu penglihatan terhadap penglihatan yang berdimensi dua. Setiap objek penglihatan tidak dilihat secara terpisah-pisah, melainkan sebagai objek yang saling berhubungan, misalnya objek yang dekat dan yang jauh, objdk yang pokok dan yang melatarbelakangi, objek yang menjadi bagian dan keseluruhannya; (2) penglihatan terhadap warna yaitu objek psikhis dan warna menyangkut nilai-nilai psikologis warna meliputi nilai efektif suatu objek yang mempengaruhi tingkah laku manusia dan nilai lamb ang atau simbolis misalnya merah adalah lambang keberanian, putih adalah lambang kesucian dan ketulusan, hitam lambang kesedihan, kuning lambang pengharapan, biru lambang kasih sayang atau kesetiaan, hijau lambang kesejahteraan, ungu lambang kebesaran dan kemuliaan, abu-abu lambang keraguan atau kesabaran dan lain-lain; (3) penglihatan terhadap dalam objek yang berdimensi tiga, gejala penting yang tampak dan penglihatan mi adalah kontansi volume dan jarak yang berbeda kita melihat sesuatu benda, ternyata memperoleh kesan bahwa volume benda itu tidak berbeda, melainkan sama, tidak berubah sifatnya melainkan konstan besarnya. [ni terjadi karena objek yang kita hadapi setalu dilihat dalam konteks sistemnya dan proporsi atau perbandingan benda-benda satu sama lain serta terhadap tempatnya adalah sama.
b. Pendengarannya
Mendengar adalah menangkap bunvi-bunyi (suara) dengan indera pendengar, pendengaran dan suara itu memelihara komunikasi vokal antara makhluk yang satu dengan lainnya. Bunyi suara binatang dan manusia sebenamya adalah pemyataan, dan dimengerti oleh binatang dan manusia lain dalam suatu arti tertentu. Karena itu, makna bunyi dapat berfungsi dua macam yaitu sebagai tanda (signal) dan sebagai lambang karena itu yang kita tangkap adalah artinya bukan bunyi atau suaranya. Mendengar atau mendengarkan adalah menangkap atau menerima suara melalui indera pendengaran. Pendengaran terhadap bunyi-bunyian, mi berarti apa yang barn saja didengar atau terdengar tidak akan segera hilang, melainkan masih terngiang dan masih turut bekerja dalam apa yang didengar atau terdengar pada saat berikutnya.
2. Tanggapan
Tanggapan menurut Bigot at al (1950:72) biasanya didefinisikan sebagai bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan. Suryabrata (2001:36) berpendapat sebenamya definisi mi kurang menggambarkan materinya, sebab hanya menunjuk kepada sebagian saja dan tanggapan itu. Linschoten mencoba membenikan definisi yang lebih memadai, walaupun agak sukar difahami, dia mengemukakan bahwa tanggapan adalah melakukan kembali sesuatu perbuatan atau melakukan sebelumnya sesuatu perbuatan tanpa hadimya objek fungsi primer yang merupakan dasar dan modalitas tanggapan itu. Kemudian tanggapan juga bisa didefinisikan sebagai bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dan pengamatan. Kesan tersebut menjadi isi kesadaran yang dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan konteks pengalaman waktu sekarang seth antis ipasi keadaan untuk masa yang akan datang. Ada tiga macam tanggapan yaitu: (1) tanggapan masa lampau yang sering disebut sebagai tanggapan ingatan; (2) tanggapan masa sekarang sebagai tanggapan imajinatif, dan (3) tanggapan masa mendatang sebagai tanggapan antisipatif. Menganggap dapat diartikan sebagai mereaksi stimuli dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi kepada pengarnatan masa lalu, pengamatan masa sekarang, dan harapan masa yang akan datang.
Tanggapan dip eroleh dan penginderaan dan pengamatan. Johann Frederich E-lerbart (1776-1841) mengemukakan bahwa tanggapan ialah mempakan unsur dasar dan jiwa manusia. Tanggapan dipandang sebagai kekuatan psikologis yang dapat menolong atau menimbulkan keseimbangan, ataupun merintangi atau merusak keseimbangan. Tanggapan-tanggapan ada yang berada dalam kesadaran, dan kebanyakan dibawah sadar, diantara kedua kesadaran mi terdapat batas pemisah yang disebut “ambang kesadaran”.
Tanggapan yang mengendap dibawah kesadaran dapat muncul kembali ke dalam kesadaran dan yang semula memang berada diambang kesadaran itu selalu ada dan muncul secara mekanis (Soemanto, 2000:26). Dalam tanggapan kita tidak hanya dapat menghidupkan kembali apa yang telah kita amati di masa lampau, akan tetapi kita juga dapat mengantisipasikan yang akan datang, atau mewakili yang sekarang. Untuk memudahkan penafsiran tanggapan biasanya ditenipuh dengan jaJan membuat perbanthngan antara tangga pan daiz pengamatan. Biasanya orang mengemukakan deretan gejala dan yang paling berperaga, dengan berpangkal pada pengamatan, sampai ke paling yang kurang berperaga yaitu berpikir.
3. Fantasi
Fantasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas imajinasi untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapantanggapan lama yang telah ada, dan tanggapan yang barn itu tidak hams sama atau sesuai dengan benda-benda yang ada. Dengan demikian fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinir, dimana aktivitas irnajinasi itu melampaui dunia nyata, fantasi dapat dibedakan atas sengaja atau yang disadari. Menurut Suryabrata, (2001:39) biasanya fantasi didefinisikan sebagai daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan barn dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang telah ada, dan tanggapan barn itu tidak hams sesuai dengan benda-benda yang ada. Fantasi dapat dikatakan sebagai fantasi sengaja atau disadari yang merupakan usaha imajinasi dan subjek secara sengaja dan disadari. Fantasi disengaja mi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: (1) fantasi sengaja secara pasif, yaitu yang tidak dikendalikan oleh pikiran dan kemauan; dan (2) fantasi sengaja secara aktif, yaitu yang dikendalikan oleh pikiran dan kemauan.
Baik fantasi sengaja maupun tidak sengaja, keduanya dapat bersifat mengabstraksikan, mendeterminasikan yaitu apabila fantasi itu membentuk gambaran barn dengan menggunakan skema tertentu, ataupun mengombinasikan yaitu apabila fantasi itu menggabungkan beberapa tanggapan. Fantasi mencipta yaitu fantasi yang mengadakan tanggapantanggapan yang benar-benar barn, misalnya orang mengarang cerita, anak menciptakan alat mainan, dan sebagainya. Kegunaan fantasi antara lain adalah (1) orang dapat memahami, mengerti dan menghargai kultur orang lain; (2) orang dapat keluar dan ruang dan waktu, sehingga dengan demikian ia dapat mernahami hal-hal yang ada dan terjadi di tempat lain dan diwaktu yang lain, misalnya dalam mempelajari sejarah atau peristiwa sebelumnya yang telah terjadi; (3) dapat melepaskan din dan kesukaran dan permasalahan serta melupakan kegagalan atau kesan-kesan buruk; (4) dapat membantu seseorang dalam mencari keseimbangan bathin dengan melupakan kegagalan-kegagalan di masa lampau; (5) fantasi memungkinkan orang untuk menyelesaikan konflik nil secara imajinir, sehingga dapat mengurangi ketegangan psikhis dan menjaga keseimbangan bathin; dan (6) mernungkinkan seseorang untuk dapat membuat perencanaan untuk dilaksanakan di masa mendatang dan berusaha rnerealisasikannya. Karena itu pendidikan dalam kegiatan pembelajaran hendaknya berusaha mengembangkan fantasi anak secara sehat. Hal mi akan memberi arah kepada anak untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya menjadi lebih bermakna dan mampu menentramkan suasana bathinnya.
4. Ingatan
Pribadi manusia beserta aktiitas-aktivitasnya tidak semata-mata ditentukan oleh pengaruh dan proses-proses yang berlangsung waktu kini, tetapi juga oleh pengaruh-pengaruh dan proses-proses di masa yang lampau. Pengaruh-pengaruh dan proses-proses yang lampau ikut menentukan perkembangan kepribadian dalam suatu sejarah di mana hal yang lampau dalam cara tertentu dapat diaktifkan kembali. Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pengecaman secara aktif, fiingsi ingatan itu meliputi tiga aktivitas yaitu: (1) mencamkan, yaitu menangkap atau menerima kesan-kesan; (2) menyimpan kesan-kesan; dan (3) mereproduksi kesan-kesan. Atas dasar kenyataan inilah biasanya ingatan didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan kesan-kesan. Sifat dan ingatan yang baik adalah cepat berlaku untuk aktivitas mencamkan, sifat setia, kuat, dan luas berlaku untuk menyimpan, sedangkan sifat siap berlaku dalam hal memproduksi kesan-kesan.
Dengan dernikian kita dapat rnenyebutkan adanya berbagai sifat ingatan yang baik. Ingatan dikatakan cepat apabila dalam mencamkan kesan-kesan tidak mengalami kesulitan. Ingatan dikatakan setia apabila kesan yang telah dicamkan itu tersimpan dengan baik dan stabil. Ingatan dikatakan kuat apabila kesan-kesan yang tersimpan bertahan Lama, ingatan dikatakan luas, apabila kesan-kesan yang tersimpan sangat bervariasi dan banyak jurnlahnya. Ingatan dikatakan siap, apabila kesan-kesan yang tersimpan sewaktu-waktu mudah direproduksikan ke alam kesadaran. Mencarnkan terhadap sesuatu kesan akan lebih kuat apabila: (1) kesan-kesan yang dicamkan dibantu dengan penyuaraan; (2) pikiran subjek lebih terkonsentrasi kepada kesan-kesan itu; (3) teknik belajar yang dipakai oleh subjek adalah efektif (4) subjek menggunakan titian ingatan; dan (5) struktur bahan dan kesan-kesan yang dicamkan adalahjelas.
Ingatan cepat artinya mudah dalam mencamkan sesuatu hal tanpa menjumpai kesukaran, penggunaan metode belajar yang tepat akan mempertinggi pencaman. Dalam hubungan dengan mi dikenal ada tiga macam metode belajar yaitu: (1) metode keselunthan yaitu metode menghafal dengan mengulang berkali-kali dan permulaan sampai akhir; (2) metode bagian yaitu menghafal sebagian demi sebagian, masing-masing bagian itu dihafal; dan (3) metode campuran yaitu menghafal bagian-bagian yang sukar lebih dahulu, selanjutnya dipelajari dengan metode keseluruhan. Secara umum pencaman dip erkuat oleh faktor struktur bahan yang dicamkan dan sikap bathin orang mengenai bahan itu.
5. Pikiran dan Berpikir
Pikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan antar bagian pengetahuan yang telah ada dalarn din yang dikontrol oleh akal. Akal adalah sebagai kekuatan yang mengendalikan pikiran. Sedangkan berpikir berarti meletakkan hubungan antar bagian pengetahuan yang dip eroleh manusia. Berpikir sebagai proses menentukan hubungan-hubungan secara bermakna antara aspek-aspek dan suatu bagian pengetahuan. Sedangkan bentuk aktivitas berpikir merupakan tingkah laku simbolis, karena seluruh aktivitas mi berhubungan dengan atau mengenai penggantian hal-hal yang konkret. Berpikir merupakan proses dinamis yang menernpuh tiga langkah berpikir yaitu: (1) pembentukan pengertian yaitu melalui proses mendeskripsi ciri-ciri objek yang sejenis mengklasifikasi ciri-ciri yang sama mengabstraksi dengan menyisthkan, membuang, dan menganggap ciri-ciri yang hakiki; (2) pembentukan pendapat, yaitu meletakkan hubungan antar dua buah pengertian atau lebih yang hubungan itu dapat dirumuskan secara verbal berupa pendapat menolak, pendapat menerima atau mengiakan, dan pendapat asumtif yaitu mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan suatu sifat pada suatu hal; dan (3) pembentukan keputusan, yaitu penarikan kesimpulan yang bempa keputusan sebagai hasil pekerjaan akal berupa pendapat barn yang dibentuk berdasarkan pendapat-pendapat yang sudah ada.
6. Perhatian
Perhatian bukannya suatu fiingsi, melainkan suatu modus fungsi, jadi jika perhatian diartikan sebagai aktivitas jiwa tidak sepenuhnya tepat. Hal-hal yang termasuk sebagai ffingsi jiwa yaitu pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, dan pikiran, jadi fungsi memberi kemungkinan dan perwujudan aktivitas. Perhatian adalah cam menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Dilihat dan versi lain perhatian dapat diartikan dua macam yaitu: (1) perhatian adalah pemusatan tenaga! kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu objek (Stern, 1950:653 dan Bigot, 1950:163); dan (2) perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.
Pada pokoknya ada bermacam-macam perhatian yang meliputi: (1) perhatian menurut cam kerjanya terdiri dad perhatian spontan yaitu perhatian yang tidak sengaja atau tidak sekehendak subjek dan perhatian retleksif yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subjek; (2) perhatian menurut intensitasnya terdiri dan perhatian intensif yaitu perhatian yang banyak dikuatkan oleh banyaknya rangsang atau keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman bathin dan perhatian tidak intensif yaitu perhatian yang kurang diperkuat oleh rangsangan atau beberapa keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman bathin; dan (3) perhatian menurut luasnya terdiri dan perhatian terpusat atau konsentratif yaitu perhatian yang tertuju kepada lingkup objek yang sangat terbatas dan perhatian terpencar yaitu perhatian yang pada suatu saat tertuju kepada lingkup objek yang luas dan tertuju kepada bermacammacam objek.
Ditinjau dan segi kepentingan pendidikan dan belajar, pemilihan jenis perhatian yang efektif untuk memperoich pengalaman belajar adalah hal yang penting bagi subjek yang belajar. Pemilihan cara kerja perhatian oleh anak didik dapat dibimbing oleh pihak pendidik atau lingkungan belajarnya dalam proses pembelajaran. Salah saW usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu melalui pemberian rangsangan atau stimuli yang menarik perhatian anak didik. Untuk memudahkan persoalan, maka dalam mengemukakan perhatian mi dapat ditempuh cara dengan menggolong-golongkan perhatian tersebut menurut cara tertentu.
Adapun golongan-golongan atau macam-macam perhatian itu adalah :
(1) atas dasar intensitasnya yaitu banyak sedikatnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman bathin; (2) atas dasar cam timbulnya dibedakan menjadi perhatian spontan atau perhatian tak sengaja yang timbul begitu saja dan perhatian sekehendak atau perhatian yang disengaja karena usaha dengan sekehendak; dan (3) atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian yang dibedakan menjadi perhatian terpencar yaitu suatu saat dapat tertuju kepada macam-macam objek dan perhatian terpusat pada suatu saat hanya dapat tertuju kepada objek yang sangat terbatas.
Dipandang dan segi praktis adalah sangat penting untuk mengetahui hal-hal apa yang menarik perhatian itu, dalam rnelihatnya dapat dilihat dan dua segi yaitu objek yang diperhatikan dan dan segi subyek yang memperhatikan. Dipandang dan segi objek, maka dapat dirumuskan bahwa “hal yang menarik perhatian adalah hal yang keluar dan konteksnya atau yang lain dan yang lain”. Sedangkan dipandang dan segi subyek yang memperhatikan maka dapat dimmuskan bahwa hal yang menarik perhatian adalali yang sangat bersangkut paut dengan pribadi si subyek. Hal yang bersangkut paut dengan din si subyek itu dapat bermacam-macam yaitu yang bersangkut paut dengan kebutuhan, yang bersangkut paut dengan kegemaran, yang bersangkut paut dengan pekerjaan atau keahlian, bersangkut paut dengan sejarah hidup sendiri, dan lain sebagainya kesemuanya mi menarik perhatian.
7. Perasaan
Secara sederhana perasaan dapat diartikan sebagai pengalaman yang bersifat efektif, yang dihayati sebagai suka (pleasentness) atau ketidaksukaan (unpleasentness) yang timbul karena adanya perangsang-perangsang tertentu. Perangsang yang menyenangkan adalah perasaan yang disukai, yang diingini, sehingga diusahakan untuk memperolehnya, sebaliknya perangsang yang tidak menyenangkan adalah perasaan yang tidak disukai, yang tidak diingini sehingga diusahakan untuk menghindarinya. Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka din terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam din. Apabila berpikir itu bersifat objektif, maka perasaan itu bersifat subjektif karena lebih banyak dipengaruhi oleh keadaan dir Apa yang baik, menarik, dan indah menurut seseorang belum tentu dernikian bagi orang lain, penilaian subjek terhadap suatu objek, membentuk perasaan subjek yang bersangkutan. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi mengamati, menanggap, membayangkan, mengingat, atau memikirkan sesuatu. Perasaan banyak mendasari dan juga mendorong tingkah laku manusia.
Perasaan dapat dibagi atas: (1) perasaan-perasaan jasmaniah sering disebut perasaan rendah seperti perasaan sensoris yaitu perasaan yang berhubungan dengan stimuli terhadap indera misalnya dingin, hangat, pahit, masam, dan sebagainya. Kemudian perasaan vitas yang berhubungan dengan kondisi jasmani seperti lelah, lesu, letih, lemah, segar, sehat, dan sebagainya; (2) perasaan-perasaan rohaniah sering disebut sebagai perasaan luhur yang terdiri dan perasaan intelektual yaitu perasaan yang berhubungan dengan kesanggupan intelektual dalarn mengatasi sesuatu masalah, perasaan etis yaitu perasaan yang berhubungan dengan baik dan buruk atau norma, perasaan estetis yaitu perasaan yang berhubungan dengan penghayatan dan apresiasi tentang sesuatu yang indah dan tidak indah, perasaan sosial yaitu perasaan yang cenderung untuk meningkatkan din dengan orang lain, dan perasaan harga din yaitu perasaan yang berhubungan dengan penghargaan din seseorang.
Perasaan bereaksi terhadap lingkungan atau stimulinya atas dorongan emosi sebagai kekuatan jiwa, emosi mi erat hubungannya dengan jasmani. Karena itu, pembahan-perubahan jasmani, baik jasmani luar maupun dalam diikuti dengan timbulnya emosi. Perubahan pernafasan, perubahan denyut jantung, perubahan darah, perubahan pencemaan dalam perut, perubahan kesehatan badan, dan sebagainya semuanya mempengaruhi tirnbulnya emosi. Keadaan emosi yang stabil maupun goncang amat mempengaruhi perasaan, karena itu pendidikan hendaknya mengenal serta mengusahakan stabilitas emosi anak didik dengan jalan menyeimbangkan emosi anak didik. Perasaan anak didik dapat diwujudkan dalam bentuk ekspressi, yaitu pemyataan emosi atau perasaan yang dapat diamati oleh orang lain misalnya tersenyum, tertawa, menangis, murung, muram, nanar, tunduk kepala, mengelus dada, cemberut, merengut, dan sebagainya. Karena itu ekspressi mi dapat membantu pendidik dalam usaha mengenal emosi dan perasaan anak didiknya. Perasaan dapat pula dibedakan dengan perasaan merdeka dan perasaan terikat. Perasaan menjadi merdeka, apa bila tidak terdapat stimuli dan gangguan yang merintangi dan atau menekan jasamani dan rohani. Perasaan dapat terikat, apabila terdapat stimuli dan gangguan yang menntangi dan atau menekan jasmani atau rohani, sedangkancara bekerja perasaan lebih bersifat internal
8. Kernauan
Kemauan bukanlah aktivitas maupun usaha kejiwaan, melainkan kekuatan atau kehendak untuk memilih dan merealisasi suatu tujuan yang merupakan pilihan diantara berbagai tujuan yang bertentangan. Pemilihan dan relasi tujuan memerlukan suatu kekuatan yang disebut kemauan, dan kemauan itu bukan keinginan. Kemauan dapat bekerja baik secara paksaan maupun dalam bentuk pilihan sendiri. Kemauan yang bebas adalah kemauan yang sesuai dengan keinginan din, sedangkan kemauan yang terikat adalah kemauan yang ditimbulkan oleh kondisi kebutuhan yang terbatasi oleh norma sosial ataupun kondisi lingkungan.
Kekuatan kemauan bereaksi, apabila dipancing oleh adanya usaha memenuhi kebutuhan. Bila ditekankan pada kepentingan pribadi, maka kemauan mengaktualisasikan din sebagai kekuatan yang mendorong perbuatan mencapai tujuan. Bila ditekankan pada segi Iainnya, maka kemauan mengaktualisasikan din sebagai kekuatan yang menarik perbuatan yang mencapai tujuan. Kekuatan kemauan dapat diterangkan berupa dorongandorongan pemilihan yang dilatarbelakangi oleh nilai-nilai, kebutuhankebutuhan, pengetahuan, ketrampilan sikap, dan kebiasan yang dimiliki pribadi. Kuat atau lemahnya kemauan seseorang dilatarbelakangi oleh pengalaman atu hasil belajamya.
Karena itu pendidikan mempunyai peranan penting dalam mengendalikan kemauan anak didik untuk belajar lebih lanjut. Pendidikan hendaknya mampu memberikan pengalaman belajar sedemikian rupa, sehingga pengalaman itu memperkuat kemauan anak didik untuk belajar lebih rajin dan lebih baik.