Sabtu, 14 Maret 2015

Fungsi Pengukuran Psikologi

        Hasil-hasil yang diperoleh dalam pengukuran psikologis berfungsi sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Berdasarkan atas keputusan yang akan diambil dalam pengukuran psikologis. Fungsi pengukuran psikologis antara lain : 
  1.  Fungsi seleksi, yaitu untuk memutuskan individu-individu yang akan dipilih. Misalnya tes masuk untuk suatu lembaga pendidikan atau tes seleksi untuk suatu jenis jabatan tertentu. 
  2. Fungsi klasifikasi, yaitu mengelompok-mengelompokkan inidvidu dalam kelompok sejenis. Misalnya mengelompokkan siswa yang mempunyai masalah yang sejenis sehingga dapat diberikan bantuan yang sesuai masalahnya. Atau mengelompokkan siswa ke program yang khusus tertentu. 
  3. Fungsi deskripsi, yaitu menyuguhkan hasil pengukuran psikologis yang telah dilkukan tanpa kalsifikasi tertentu. Misalnya melaporkan profile minat seseorang yang telah dites dengan tes minat. 
  4. Mengevaluasi suatu treatment, yaitu untuk mengetahui apakah suatu tindakan tertentu yang telah dilakukan terhadap seseorang atau kelompok individu telah mencapai hasil atau belum. Misalnya seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar diberikan remidial tersebut lalu diadakan tes untuk mengetahui apakah remidial yang diberikan sudah berhasil atau belum. 
  5. Menguji suatu hipotesis, yaitu untuk mengetahui apakah hipotesis yang dikemukakan itu betul atau salah. Misalnya seorang peniliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut : makin terang lampu yang digunakan untuk belajar makin baik prestasi belajar yang akan dicapai. 
Tujuan Pengukuran Psikologis 
        Tujuan pengukuran psikologis khususnya dalam layanannya Bimbingan dan Konseling di sekolah dapat di kemukakan sebagai berikut : 
  1. Membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri, yaitu agar siswa mengerti apa kelebihan-kelebihannya dan apa kekurangan-kekurangannya. Berdasarkan pemahaman diri tersebut siswa diharapkan dapat merencanakan masa depannya secara realistis. 
  2. Membantu orang tua untuk mengenal anaknya. 
  3. Membantu guru dalam merencanakan dan mengelola pengajaran. Guru akan dapat mengajar dengan baik apabila ia mengenal murid-muridnya dengan baik pula. 
  4. Membantu kepala sekolah dalam menetapkan untuk kebijakan. Kepala sekolah perllu mendapatkan pandangan umum tentang keadaan siswa pada masing-masing kelas. 
  5. Untuk keperluan layanan bimbingan dan konseling, seperti bahan diagonistik (baik diagnostik kesulitan belajar maupun diaagnostik kesulitan pribadi lainnya) bahan informasi dalam layanan penempatan (pemilihan program khusus, pemilihan kelanjutan studi pemilihan lapangan kerja dan penempatan lainnya), dan sebagainya. 

Cara Pendekatan Dalam Pengukuran Psikologis 
      Pendekatan psikomotorik, yaitu suatu cara pendekatan dalam pengadministrasian dan oenginterpretasian pengukuran psikologis yang didasarkan atas perhitungan numerikal dengan menggunakan satuan ukuran tertentu terhadap suatu aspek psikis tertentu. 
     Pendekatan impresionistik, yaitu suatu cara pendekatan dalam pengadministrasian dan penginterpretasian pengukuran psikologis untuk memahami kepribadian seseorang yang didasarkan atas kesan yang ditimbulkan oleh orang yang bersangkutan. Ada beberapa perbedaan pokok antara pendekatan psikometrik dengan pendekatan impresionistik antara lain. 
1. Bentuk item yang digunakan 
      Aliran psikometrik cenderung menggunakan item yang berstruktur, atau item yang menyediakan bebrapa alternatif pilihan. Sedangkan aliran impresionistik cenderung menggunakan item yang tak berstruktur, atau item yang menghendaki jawaban bebas. Misalnya untuk mengadakan pengukuran tenntang minat seseorang aliran psikometrik cenderung untuk menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang bisa dijawab dengan “ya’,”tidak” atau “ragu”, seperti contoh berikut : 
  • Apakah anda senang mengunjungi konser ? ya tidak ragu 
  • Apakah anda senang bermain sepak bola ? ya tidak ragu 
  • Apakah anda senang mendaki gunung ? ya tidak ragu 
Sedangkan aliran empirosionistik akan memilih item yang menghendaki jawaban bebas, seperti : 
  • Coba anda ceritakan, kegiatan-kegiatan apakah yang menarik minat anda ? 
  • Coba anda sebutkan, kegiatan-kegiatan apa sajakah yang anda lakukan untuk mengisi waktu luang anda ? 
     Dari contoh-contoh diatas jelaslah bahwa pada item kelompok pertama semua responden akan memberikan jawaban dengan cara yang sama, yaitu memilih sesuatu salah satu alternatif jawaban yang cocok dengan dirinya. Sedangkan untuk item kelompok kedua, setiap responden akan mempunyai variasi masing-masing dalam memberikan jawaban. Makin banyak variasi yang dimungkinkah=n dalam menjawab suatu item makin kurang berstruktur item tersebut. 
        Aliran psikometrik memilih bentuk jawaban alternatif, karena dapat diskor secara lebih obyektif, tidak dipengaruhi oleh kecepatan dan ekspresi, serta memperkecil salah pengertian terhadap soal dibangdingkan dengan bentuk jawaban bebas. Sebaliknya aliran emprisionistik evaluator untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang aspek yang sedang diukur. Misalnya dari jawaban subyek bisa diartikan apakah bisa subyek bisa mengorganisir pikirannya secara jelas atau tidak. 

2. Produk dan proses 
      Pendekatan psikometrik tidak menaruh perhatian terhadap proses suatu tindakan, melainkan hanya memoerhatikan hasil pekerjaan yang dibuat oleh subyek. Sebaliknya pendekatan impresionistik memperhatikan suyek pada waktu mengerjakan pekerjaan tertentu, sehingga dari proses tersebut akan dapat di tarik suatu kesan umum yang merupakan data tentang psikis subyek. Misalnya dalam tes penyusunan balok-balok, aliran psikometrik hanya menilai bagaimana hasil susunan balok tersebut. Sedangkan aliran impresionistik menilai bagaimana cara subyek menyusun balok. 
3. Cara memberi interpretasi 
       Pendekatan Psikometri memberikan skor tertentu terhadap setiap pilihan alternatif yang dilakukan oleh responden. Skor yang diperoleh oleh responden kemudian dianalisis dengan menggunakan tehnik perhitungan-perhitungan tertentu, sehingga dapat ditarik kesimpulan “seberapa besar” aspek psikis responden yang sedang diukur. Sebaliknya pendekatan impresionistik tidak melakukan perhitungan-perhitungan. Interpretasi langsung diberikan berdasarkan kesan yang diperoleh dari responden.
Metode Pengukuran Psikologis 
        Metode pengukuran psikologis pada garis besarnya dapat dikategorikan atas dua jenis metode yaitu metode tes dan metode non tes. Pengukuran psikologis dengan cara membaca/mendengar apa yang dikatakan oleh individu yang bersangkutan tentang dirinya, merupakan pengukuran psikologis dengan menggunakan metode laporan diri (self report). Yang termasuk dalam laporan metode laporan diri (self report) adalah metode angket langsung, invertori dan otobiografi. Pengukuran psikologi dengan jalan mendengar/membaca apa yang dikatakan orang lain tentang individu yang bersangkutan merupakan pengukuran psikologis dengan menggunakan metode laporan orang lain (report by other). 
       Adapula yang menyebutnya sebagai metode “individu sebagaimana dilihat oleh orang lain”. Termasuk kedalam kategori metode ini adalah angket tak langsung, interview tak langsung, sosiometri dan biografi. Pengukuran psikologi dengan jalan melihat apa yang dilakukan individu dalam situasi yang wajar, merupakan pengukuran psikologis dengan metode observasi. Sedangkan pengukuran psikologis dengan melihat/mendengar/membaca bagaimana reaksi seorang terhadap dunia imaginer merupakan pengukuran psikologi dengan metode proyektif. 
  • Pengukuran psikologis yang dilakukan secara tidak langsung, berdasarkan tingkah laku yang nampak, atau berdasarkan atas respon terhadap stimulus yang diberikan. 
  • Pengukuran psikkiologis tidak pernah menunjukkan ketepatan100%/bagaimanapun baiknya instrumen yang digunakan, dan bagaimanapun cermatnya mengadministrasian yang dilakukan, pengukuran psikologis selalu mengandung kesesatan (error) tertentu. 
  • Pengukuran psikologis tidak mempunyai satuan mutlak. Seorang yang mendapatkan angka 0 (nol) tidak berarti kosong sama sekali. 
  • Hasil pengukuran psikologis tidak mempunyai skala ratio.