KEMAUAN
1. Pengertian Kemauan
Kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu, dan dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Jadi, pada kemauan itu ada kebijaksanaan akal dan wawasan, di samping itu juga ada kontrol dan persetujuan dari pusat kepribadian. Oleh kemauan, timbullah dinamika dan aktivitas manusia yang diarahkan pada pencapaian tujuan hidup tertentu.
Kemauan merupakan dorongan keinginan pada setiap manusia untuk membentuk dan merealisasikan diri, dalam pengertian: mengembangkan segenap bakat dan kemampuannya, serta meningkatkan taraf kehidupan. Jelasnya, dengan kemauan kuat diri sendiri itu dijadikan proyek untuk dibangun dan diselesaikan, sesuai dengan gambaran ideal tertentu.
Manusia itu harus mengadakan regulasi (pengaturan) diri terhadap badan dan kehidupan psikisnya. Pada binatang ada instink-instink yang membatasinya dalam batas gerak tertentu. Binatang tidak akan melampaui batas-batas ini, sebab nafsu dan potensinya semuanya sudah terbatas. Pada manusia, soalnya lain, padanya ada unsure kebebasan. Semua kecenderungan nafsunya pada hakikatnya tidak terbatas dan tanpa kekangan. Karena itu manusia harus membatasi diri, harus mengatur dan menguasai diri sendiri supaya tidak tenggelam dalam keliaran nafsu, yaitu secara individual dengan kemauan dan secara kolektif dengan noram-norma sosial. Sebab semua nafsu manusia itu tidak terbatas sifatnya dan tanpa kekangan sehingga perlu diatur dan dikendalikan oleh kemauan.
Menurut Rosseau, kekuatan kemauan sangat erat hubungannya dengan keinginan. Jika seseorang memiliki perbedaan keinginan dalam dirinya, hal ini dapat mengakibatkan konflik keinginan. Kekuatan untuk memungkinkan kita mengadakan pilihan di antara tujuan-tujuan dan mengambil tindakan yang mengarah kepada tercapainya tujuan yang telah dipilih, disebut kemauan.
Kemauan hanya dimiliki oleh manusia. Berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan dicapai oleh seseorang bergantung kepada ada dan tidaknya kemauan seseorang. Dengan kemampuan ini berarti sudah ada suatu usaha untuk mencapai suatu kebutuhan atau tujuan yang diharapkan.
Jadi, kemauan ini merupakan suatu usaha aktif karena adanya kebutuhan, dan usaha itu selalu didahului oleh kesadaran yang tergantung dan sesuai dengan segala kemungkinan yang ada pada diri masing-masing.
2. Ciri-ciri Gejala Kemauan
Ciri-ciri gejala kemauan sebagai berikut:
• Gejala kemauan merupakan dorongan dari dalam yang khusus dimiliki oleh manusia.
• Gejala kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan.
• Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan yang didasarkan atas berbagai pertimbangan.
• Di dalam gejala kemauan terdapat sifat aktif/giat.
• Pada perbuatan kemauan bukanlah tindakan yang bersifat kebetulan, tetapi merupakan tindakan yang disengaja dan terarah pada tercapainya suatu tujuan.
3. Proses-proses Kemauan
Gejala kemauan akan diikuti aktivitas yang disebut perbuatan kemauan. Dorongan kemauan akan menyebabkan timbulnya kebulatan hati, jiwa tenaga bergerak mencapai suatu tujuan yang mempunyai proses bertingkat-tingkat. Berikut ini dipaparkan beberapa proses kemauan:
• Adanya motive
Kalau orang akan melakukan sesuatu, sebelum berbuat terlebih dahulu tertanam alasan dalam hatinya. Apa alasannya berbuat demikian? Mengapa berbuat demikian, dan sebagainya. Tanpa alasan tertentu orang tidak akan melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh-sungguh, dan kalaupun jadi berbuat kemungkinan besar perbuatannya itu tidak menentu arahnya.
• Mempertimbangkan motive-motive
Hidup manusia memiliki banyak motive. Tiap-tiap motive mempunyai tujuan. Karana banyaknya motive, kemudian timbullah saat mempertimbangkan motive-motive itu, motive manakah yang diambil dan mana yang ditinggal.
• Saat memilih
Memilih bukan suatu pekerjaan yang mudah, karena memilih berarti menentukan salah satu di antara banyak hal yang mempunyai arti bagi pemilih. Pekerjaan memilih dilakukan setelah pertimbangan-pertimbangan motive dilakukan sebaik-baiknya, dengan mengingat kemungkinan terkesannya suatu tujuan, baik buruknya, untung-ruginya, positif dan negatifnya, berguna dan tidaknya.
• Memutuskan
Memutuskan merupakan langkah terakhir setelah pertimbangan motive. Keputusan akan diikuti tindakan-tindakan nyata yang bertanggung jawab. Inilah yang memberikan kesukaran kepada pemilih pada saat memilih dan memutuskan. Setelah segala pertimbangan dilakukan, keputusan kemauan diambil berdasarkan pertimbangan yang terkuat. Di dalam keputusan seolah-olah terdapat suatu pengakuan, alasan manakah yang terkuat.
• Melaksanakan keputusan kemauan
Keputusan memilih sebenarnya terletak pada perbuatan kemauan, artinya keputusan kemauan itu tentu diiringi dengan tindakan kemauan. Kalau keputusan kemauan itu tidak diiringi dengan perbuatan kemauan, akan sia-sialah proses sebelumnya. Kalau keputusan kemauan sudah dilaksanakan dalam perbuatan kemauan, maka berakhirlah proses kemauan.
4. Hal-hal Mempengaruhi Kemauan
• Keadaan fisik, pengaruh yang berhubungan dengan kondisi-kondisi jasmani, sanggup tidaknya, mampu tidaknya, kuat tidaknya melakukan keputusan kemauan.
• Keadaan materi, yang dimaksud ialah bahan-bahan, syarat-yarat, alat-alat yang dipergunakan untuk melaksanakan keputusan kemauan.
• Keadaan psikis, yaitu kondisi jiwa dan mental, termasuk intelek dan kesanggupan-kesanggupan yang lain, mampu atau tidaknya menetukan dan melaksanakan keputusan kemauan.
• Keadaan milleu (lingkungan), maksudnya apakah keputusan kemauan dapat dilaksanakan dalam lingkungan tertentu, sesuai dengan lingkunganya, apakah lingkungan dapat membantu atau sebaliknya dapat menghalangi.
• Kata hati (consciensi), ini benar-benar peranan yang penting. Keputusan kata hati dapat mengalahkan pertimbangan yang lain. Sebagai imbangan pelaksanaan, keputusan itu ditempuh dengan sepenuh hati.
5. Kebebasan Kemauan dan Batasan-batasannya
Dalam ilmu jiwa mengakui adanya kebebasa kekuatan kemauan. Namun demikian kekuatan kemauan manusia tetap ada batasan-batasannya. Manusia dengan kemauannya tidak dapat mengubah sifat-sifat tubuhnya dan tidak dapat mengubah tingkat inteligensinya. Memang benar adanya kemauan yang kuat merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan. Dengan modal yang kuat orang dapat memilih jalan yang sebaik-baiknya untuk dilalui.
Kemauan memiliki peran yang penting. Demikianlah pepatah mengatakan: “Where there is will there is a way”, yang artinya “di mana ada kemauan tentu ada jalan”. Sejauh-jauhnya usaha manusia dilakukan, manusia tidak mampu memastikan berhasil atau tidaknya tujuan yang dicapai. Di atas segala-galanya, Tuhan memberi ketetapan terakhir. Namun manusia tidak boleh diam, manusia diwajibkan berusaha dengan didasari niat yang baik.
Dengan niat dan diikuti usaha yang baik, mudah-mudahan Tuhan mengabulkan. Demikianlah bunyi pepatah: “Usaha menjalani, nasib menyudahi”. Tentang nasibnya hanya di tangan Tuhan Yang Maha Esa.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Kemauan merupakan kekuatan kehendak yang hanya dimiliki oleh manusia, karena dikendalikan oleh pertimbangan akal dalam pencapaian tujuan-tujuan yang dikendaki. Kemauan itu bukan keinginan, orang yang ingin belum tentu mau dan orang yang mau belum tentu ingin. Akan tetapi, kedua hal tersebut memiliki hubungan yang sangat erat.
Kemauan memiliki ciri-ciri gejalanya seperti: gejala kemauan dilakukan secara sadar karena dipengaruhi oleh akal, dengan kemauan membuat orang aktif atau lebih giat untuk berusaha mencapai tujuannya.
Di dalam kemauan ada tahapan-tahapan yang dilalui, mulai dari menentukan motive atau alasan penyebab hal yang mau dilakukan, memilih berbagai alternatif hingga sampai pada pelaksanaan keputusan kemauan.
Kemauan merupakan modal terbesar untuk melakukan tujuan yang ingin dicapai karean setiap ada kemauan pasti ada jalan.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini, DR. PSIKOLOGI UMUM. Bandung: CV Mundur Maju. Cet ke 2. 1990.
Soemanto, Wasty, Drs. PSIKOLOGI PENDIDIKA. Jakarta: Bina Aksara. 1987.
Zuhairini dan Sardjoe. ILMU JIWA UMUM. Surabaya: Usaha Nasional. 1984.
Ahmadi, Abu, Drs. H. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta. cet ke-3. 2003.