by mutawalli
KOMPULSIF DAN IMPULSIF
Kompulsif
Adi merasa perlu melakukan segala
sesuatu dengan cara tertentu setepat mungkin. Orang sering menganggap
dia bersikap kaku, karena berpegang teguh pada kegiatan rutin yang
ditetapkannya. Baran-barang miliknya selalu diatur rapi dan ia juga
mengatur waktunya dengan cermat sekali. Seringkali ia mengetahui dengan
pasti dan rinci apa yang akan dilakukannya setiap hari jauh-jauh hari
sebelumnya. Dibandingkan dengan orang lain. Adi memerlukan waktu yang
lebih lama untu melaksanakan tugas-tugasnya karena hal-hal kecilpun
diperhatikannya untuk menjamin bahwa ia bekerja dengan seksama. Tidak
mudah bagi Adi untuk melepaskan atau melupakan sesuatu dan kemudian
pergi bersenang-senang. Ia merasa tidak tentram dengan keadaan yang
tidak teratur rapi. Berbagai hal yang menyelesa kesibukan dan
orang-orang yang salah meletakkan barang-barang, sangat mengganggunya.
Adi mempunyai perasaan bersalah yang tidak dapat diatasinya. Ia tidak
dapat merasa “benar” kecuali bila secara terus menerus ia membuktikan
harga dirinya dengan bekerja keras dan produktif serta memberikan
pelayanan kasih.
Adi akan merasa lebih tentram dengan
pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan tidak menonjolkan
diri. Ia merasa tidak tentram dengan keadaan yang tidak teratur dan
tertata rapi. Ia orang yang tepat untuk mengurus keuangan dan akuntansi.
Demikian pula dalam penyusunan rencana dan tugas serta berbagai jadwal
pekerjaan yang membutuhkan perhatian penuh dan kesabaran tinggi. Adi
akan melakukannya dengan baik.
Tapi perlu diingat, jangan sampai
menekannya, karena sesungguhnya ia telah merasa cukup tertekan, bila ia
menunda pekerjaan karena ia merasa usahanya belum cukup baik. Kita harus
memberi perhatian dan ucapan terima kasih kepadanya atas keberhasilan
yang dicapainya selama ini. Jangan sampai dibiarkan Adi tinggal sendiri
untuk “menyelesaikan pekerjaannya” sementara semua orang meninggalkan
pekerjaannya. Kita undang dia menemui kita, dan katakan kepadanya bahwa
kita ingin menemaninya, kita harus bersikap ceria, jangan cemberut
karena dia akan penuh tanda tanya (bertanya-tanya), terbuka dan ramah
terhadapnya, terutama bila pekerjaannya tidak terlalu produktif (tidak
berhasil dengan baik). Kita harus berusaha agar tidak menolaknya, karena
akan memperberat keraguan akan dirinya.
Impulsif
Sari dalam banyak hal justru
sebaliknya. Ia selalu bekerja dengan desakan waktu. Bila timbul sesuatu
ide dalam pikirannya. Ia akan langsung melaksanakannya tanpa
memikirkannya dengan baik. Sari tidak pernah membuat rencana sebelumnya.
Dan sering tampak kurang memperhatikan kewajiban dan komitmennya. Ia
dapat meninggalkan setengah selesai bila tiba-tiba muncul ide lain.
Sering kali Sari mendapat ide (insight) yang baik, dan menemukan jalan
keluar yang kreatif dalam situasi yang genting. Ia juga dapat bersikap
menyenangkan, dan membawa kelegaan dalam menghadapi masalah-masalah yang
berat. Sari membutuhkan mekanisme kerja yang sangat berbeda dari Eva.
Sebaliknya ia tidak diberi tanggung jawab atas suatu tugas yang mungkin
dapat mengacau segalanya, bila ia tidak berhasil mengerjakannya, ia
harus diberi batas waktu untuk menentukan pilihan, guna meyelesaikan
suatu pekerjaan,mendahului batas waktu yang sebenarnya. Harus
diberitahukan kepadanya ketidakpuasan kita secara terbuka. Bila ia tidak
menepati batas waktunya. Ia perlu mengetahui, bahwa ia akan merepotkan
orang lain. Tentu saja, harus diusahakan agar kita memusatkan perhatian
pada masalah yang sedang dihadapi, sebaliknya kita tidak mengungkit masa
lalu atau kesalahan di masa lampau, karena dia sangat perasa. Bila perlu
memberikan kesempatan mengajukan usul secara terbuka, kita minta Sari
mengajukan usulnya sebanyak mungkin. Bila kita merasa sulit untuk
bersikap santai, kita coba mempertimbangkan usul-usulnya yang spontan :
“bagaimana kalau kita ke pantai sekarang ?”.
Pada hakikatnya Sari perlu belajar mengetahui kapan pola
sikap implusif itu menimbulkan masalah, dan kapan sebaliknya bermanfaat
untuk menikmati keceriaan hidup.
MENGUASAI DAN MENYERAH PADA SITUASI
Menguasai Situasi
Wini merasa dirinya tidak aman bila
tidak dapat menguasai situasi. Ia ingin berkuasa bila ada kesempatan dan
akan bertindak dengan keras. Orang lain harus memperhatikan apa yang
dikehendakinya, bila ia menginginkan demikian. Setiap masalah mempunyai
arti yang sangat penting baginya. Ia menjadi tak sabar bila orang lain
tidak mau “bekerja sama” dengannya. Ia akan memakai berbagai taktik
seperti mengejek, marah, bersikeras dan sebagainya, agar orang mau
berpihak kepadanya. Pada hakikatnya Wini memaksa orang lain agar setuju
dengannya, karena ia tidak mengetahui cara orang lain untuk
berkomunikasi dengan mereka.
Cara terbaik untuk menghadapi Wini
adalah menunjukkan kepadanya bahwa dua orang dapat menyumbangkan pikiran
dan tenaga lebih banyak dari pada satu orang. Kita hindari perselisihan
terbuka dengannya. Jangan sampai membuatnya terdesak atau kehilangan
muka, bila bersikeras untuk memaksa, tanggapi dengan pasif sehingga ia
menjadi jemu sendiri. Dengan cara yang tidak menyolok, catatlah hal-hal
baik yang diusulkannya, demikian pula titik-titik kelemahan usulnya,
sehingga kita terpaksa menolaknya. Jangan memberikan alasan yang panjang
lebar kepadanya. Kita katakan bahwa kita telah memahaminya dan iapun
boleh bertanya apa saja untuk membuktikan bahwa kita telah memahaminya.
Kuncinya adalah bersikap tenang, tetap pada pendirian dan bersikap
mendukung walaupun kita menolaknya.
Menyerah pada Situasi
Mimi selalu setuju dengan usul apapun,
karena merasa takut ditolak ia akan mengatakan apa yang diduga ingin di
dengar orang lain. Ia tidak berani mengungkapkan pendapat yang
berlawanan, karena takut terjadi konflik. Sayang sekali, ia tidak dapat
menguasai lidahnya. Ia mudah berjanji, menyetujui banyak usul dan
memaksakan dirinya untukmelakukan hal-hal yang tidak dapat dijaminnya.
Adakalanya ia meraka kurang enak dengan sekian banyak janji yang telah
dibuatnya.
Mimi perlu dorongan agar bersikap
lebih jujur. Sebaliknya kita tidak mudah menerima perkataan “ya” darinya.
Diusahakan agar ia menjelaskan gagasannya, terutama gagasan yang berbeda
dari pendapat orang lain, minta kepadanya agar ia memberikan penilaian
atas usul-usul yang sedang diajukan, jangan membiarkannya tidak
memberikan tanggapan. Kemudian kemukakan rasa kagum terhadap sikap
keterbukaan dan masukkannya yang baik. Bila ia membuat suatu komitmen,
sepakati suatu jadwal waktu dan perincian tentang apa yang telah
disepakati, hargai pikiran dan tindakannya yang mandiri dan usahakan
agar komitmen tersebut tetap dilaksanakannya dan jangan merasa terikat
dengan sikapnya yang ramah tamah.
PRAKTIS DAN ROMANTIS
Praktis
Utami merasa bangga akan dirinya
karena bersifat praktis. Ia perlu mengetahui hasil dan imbalan dari
suatu tindakan, sebelum berjanji akan melakukannya ia akan mengandalkan
impuls yang timbul dan mempertimbangkan segala sesuatunya berulang kali.
Secara sadar ia mengesampingkan perasaannya, karena ia selalu
menganalisis situasi untuk memperkirakan hasilnya. Utami tidak
memperoleh kepuasan karena keterlibatan emosional semata-mata dan ia
menilai hubungan antar sesama hanya dalam ukuran hasil yang dicapai.
Yang utama baginya ia menghindari dirinya disakiti atau dikecewakan.
Agak sukar berhadapan dengan Utami,
karena ia tidak mudah dipercaya. Harus kita sadari bahwa ia sangat peka
dan kita mesti bersikap benar-benar dapat dipercaya terhadapnya.
Mengubah rencana yang telah kita kemukakan atau membatalkan suatu
komitmen membuatnya semakin tegas melindungi dirinya terhadap
ketidaktegasan orang lain.
Romantis
Karlina juga terus-menerus dikecewakan
orang, akan tetapi ia mudah sekali tertarik pada orang lain dan
menganggap semua hal yang baru dan menarik sebagai “penemuan” yang
paling hebat dalam hidupnya. Ia sangat dipengaruhi oleh perasaannya
sendiri, sehingga hanya melihat hal-hal yang baik pada diri orang lain.
Dan ia tidak mau mengakui adanya ketegangan dalam hubungan dengan orang
lain. Karlina seorang yang sabar, ramah dan tidak pernah mengingkari
janjinya. Walaupun diperlakukan kurang baik ia tetap siap sedia untuk
menghadapi perlakuan selanjutnya.
Karlina juga terkadang sulit
dimengerti perilakunya, bila tertarik pada kita, jangan biarkan ia
menderita untuk kita, jangan manfaatkan kesediannya. Bila kita merasa
segan karena tidak tertarik kepadanya seperti ia tertarik pada kita,
sebaiknya katakan hal itu padanya, agar ia mengetahui perasaan kita dan
bahwa kita merasa perlu mendiskusikan batas-batas hubungan kita
dengannya.
SUKA MENYERANG DAN MENUTUP DIRI
Suka Menyerang
Dian sering melampiaskan kemarahannya
terhadap orang lain, bila dengan bersungut-sungut orang lain tidakmerasa
diserang, maka ia akan mengusahakan taktik lain. Kata-katanya yang tajam
sering menyakitkan dan membuat orang bingung. Adakalanya serangan
langsung yang dilontarkannya mencapai sasaran tertentu dan adakalanya
pula tampaknya ia ingin menyerang setiap orang. Jarang sekali ia
membicarakan kebaikan orang lain, ia sangat peka terhadap kekurangan
orang lain dan membicarakannya kepada siapa saja yang mau
mendengarkannya, ia selalu mengajak orang bertengkar dan tampaknya
sering marah-marah sehingga tidak memberi kesempatan untuk hal lain,
orang biasanya merasa tidak tentram bila bersamanya.
Bila Dian ingin mengintimidadi kita,
kita jangan menjadi orang yang mudah dipengaruhinya, ia harus dihadapi
dengan ketenangan, penuh sopan santun, keberanian dan ketegasan. Kita
tunjukkan rasa simpati terhadap perasaan-perasaannya yang kurang
menyenangkan, tanpa menyalahkan diri kita atau orang lain, tanggapi
keluhan-keluhannya, kemudian desak agar ia mau mendiskusikan
penyelesaiannya, tidak perlu mendengarkan keluhan tentang perilaku orang
lain, sebaiknya kita hanya mendengarkan keluhannya tentang masalah
tertentu.
Bila Dian menetang pendapat kita,
tidak perlu membalasnya, tetapi katakan secara pribadi bahwa kita tidak
menyenangi perilakunya tersebut. Adakalanya kita dapat mengatakan kepada
orang seperti Dian : “kata-kata anda tampaknya menyakiti hati saya”.
Suka Menutupi Diri
Sebaliknya Arlin suka menutup diri, menyimpan perasaannya sendiri dan
tidak mau mengungkapkan pikirannya kepada orang lain. Orang tidak dapat
memahaminya ; karena batas-batas pertahannya sukar ditembus. Adakalanya
ia tampak malu-malu dan segan mendekati orang dan adakalanya ia membisu
karena marah.
Ia tidak mau membicarakan apa saja,
tidak mau melibatkan diri dan seringkali sampai menjengkelkan orang
lain, ia jarang sekali meminta sesuatu dan tampaknya hampir selalu diam
tidak responsif.
Adakalanya orang seperti Arlin
memerlukan dorongan untuk berbicara, teristimewa bila perasaan segan
terhadap lingkungannya sangat tinggi. Kita usahakan untuk menampilkan
kehadirannya dengan menanyakan pendapat dan pandangannya, kita tunggu
dengan sabar suaru dan pendapatnya, pancinglah dengan
persoalan-persoalan sederhana sampai menengah.
Adakalanya orang seperti Arlin bukan
takut untuk bicara, tapi sebagai taktik, dia dapat membungkam dalam
suatu kelompok sampai kelompok tersebut menaruh perhatian terhadapnya,
bila demikian halnya kita usahakan agar kelompok tersebut tidak
memberikan perhatian kepadanya.
PERASA DAN SIKAP ACUH
Perasa
Rudi sangat peka menghadapi
kesulitannya sendiri dan orang lain. Ia cepat terbawa perasaan negatif,
selalu merasa cemas dan sangat mudah terpengaruh oleh rasa bersalah dan
malu. Adakalanya ia merasa seakan-akan beban seisi dunia menimpanya dan
menganggap dirinya bertanggung jawab untuk memperbaiki hal-hal yang
menurut pendapatnya salah.
Sebaiknya kita mengabaikan
kesedihannya bila berada dalam kelompok, jika kita menanggapi perilaku
demikian dengan penuh perhatian, ia akan terus bersikap demikian, kita
berikan tanggapan positif, hanya bila berdua dengannya.
Sikap Acuh
Sebaliknya Farida mengesampingkan
semua perasaan yang kurang baik (bersalah), tidak mau memberikan
kesempatan kepada dirinya sendiri untuk merasa sedih atau sakit dan
selalu memandang persoalan dari sisi yang positif, ia dapat mengobrol
tanpa henti-hentinya dan berprilaku dramatis dan penuh semangat. Farida
tidak dapat memandang wajah yang muram dan menekankan agar setiap orang
selalu gembira. Ia tidak bersedia memberikan perhatian pada hal-hal
berat, menutup dirinya terhadap persoalan dan tidak mau mengatasi
persoalan tersebut, biasanya orang menyukai Farida karena ia pandai
menyemarakkan suasana.
SUKA MENGURUS DAN TERGANTUNG
Suka Mengurus
Butet selalu mengurus sesuatu untuk
orang lain, ia melihat banyak orang di sekitarnya sebagai tidak berdaya
dan memerlukan perhatian dan bantuannya, ia menggunakan siasat pemberian
santunan dan bantuan untuk menarik orang ke pihaknya, ia berusaha
menjadikan dirinya demikian diperlukan dan menentukan, sehingga orang
tidak dapat membayangkanbagaimana keadaan mereka tanpa kehadiran Butet.
Dengan senang hati ia membantu orang lain, melindungi mereka serta
mengarahkan hidup mereka, akan tetapi tidak semua kebaikannya itu
cuma-cuma dan tanpa pamrih, yang jelas ia akan berusaha agar orang lain
sangat tergantung kepadanya.
Pada hakekatnya orang akan sangat
mudah memanfaatkan perilaku Butet, keinginannya untuk mengurus orang
lain menjadikannya cendrung memenuhi hampir semua permintaan, akan
tetapi kita perlu sangat berhati-hati dengannya, karena bila tidak
demikian ia dapat merasa seakan-akan memiliki kita. Kita harus berusaha
agar ada hubungan timbal balik dalam pergaulan dengannya, misalnya bila
ia mentraktir kita pada kesempatan yang lalu, hendaknya kali ini kita
yang mentraktirnya, segala budi baiknya hendaklah dibalas dengan seksama.
Dalam kelompok sebaiknya kita tidak membiarkan ia bekerja keras sendiri,
sekali-kali kita berikan kepadanya kejutan atau jasa baik yang tidak
diharapakannya.
Suka Tergantung
Sebaliknya Tari adalah seorang yang
selalu tergantung pada orang lain, bila menghadapi masalah ia langsung
bertanya : “siapa yang dapat menolong saya untuk menyelesaikan masalah
ini ?” , ia sangat berbakat untuk mengajak orang lain membantunya dengan
bersikap seolah-olah ia tidak berdaya, ia membutuhkan bantuan orang lain
dan serba kekurangan. Adakalanya ia menonjolkan kekurangannya sendiri
untuk meyakinkan orang lain tentang kebutuhannya itu. Tari tidak
memiliki kepribadian yang teguh dan merasa bahwa hidupnya akan kacau
balau, bila tidak ada orang lain yang dapat dijadikannya pegangan. Saat
ia menemui kesulitan untuk menemukan seseorang yang dapat bersamanya,
maka ia akan mengeluh tentang kesepiannya, kesedihannya.