Psikologi pendidikan pada prinsipnya
merupakan cabang dari psikologi. Psikologi sendiri merupakan sebuah
istilah yang berasal dari bahasa inggris, yaitu “psychology “, yang berarti roh, jiwa yang hidup, dan “ logos ” yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah ” psychology ” berarti “ ilmu jiwa “.
Berkaitan
dengan makna harfiah psikologi perlu dijelaskan apakah sama antara
psikologi dengan makna “ ilmu jiwa dengan istilah Ilmu jiwa sendiri.
arti kata kedua istilah itu berdasarkan isinya sebenarnya sama, namun
secara jelas akan dilihat perbedaannya sehingga tidak salah dalam
penggunaannya. Adapun perbedaanya kita lihat yaitu:
- Ilmu jiwa merupakan istilah dalam bahasa Indonesia sehari-hari dan dipahami setiap orang sehingga kita pun menggunakannya dalam arti yang luas karena masyarakat telah memahaminya. Sedangkan istilah psikologi merupakan suatu istilah ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah sehingga kita menggunakannya untuk merujuk kepada pengetahuan ilmu jiwa yang bercorak ilmiah
- Ilmu jiwa digunakan dalam arti yang lebih luas dari pada istilah psikologi. Ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, dan juga segala khayalan dan spekulasi mengenai jiwa itu. Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang disepakati oleh para sarjana psikologi masa kini. Istilah ilmi jiwa merujuk pada ilmu jiwa pada umumnya. Sedangkan istilah psikologi merujuk pada ilmun jiwa yang ilmiah yang menurut norma ilmiah modern.
Untuk membedakannya secara jelas dapat
dilihat contoh berikut: Apabila kita memperoleh kesan-kesan umum
mengenai kecakapan dan sifat-sifat kepribadian seseorang , kita
sebenarnya sudah melakukan kegiatan ilmu jiwa. Akan tetapi, kegiatan
tersebut baru kita sebut kegiatan psikologi apabila cara-cara
mengumpulkan keterangan mengenai kecakapan dan dan sifat-sifat
kepribadian seseorang dilengkapi dengan metode yang objektif, seperti
tes-tes yang distandarisasi dan dengan wawncara serta observasi yang
teratur dilakukan dengan sengaja oleh orang yang terlatih
(gerungan,2004:1).
Istilah psikologi yang berarti ilmu jiwa
sejak dahulu tidak pernah dijumpai kata sepakat. Sejak zaman yunani
kuno, para filosof yunani kuno telah beruha mempelajari jiwa, namun
pandangan mereka satu sama lain berbeda. Plato misalnya, mengatakan
bahwa jiwa adalah ide, hipocrates berpendapat jiwa adalah karakter,
sedangkan aristoteles mengartikan jiwa sebagai fungsi pengingat.
Kemudian pada abad ke-17, rene Descartes, filosof prancis, berpendapat
bahwa jiwa adalah akal atau kesadaran.george Berkeley, filosof inggris
yang hidup di akhir abad ke-17, menyatakan bahwa jiwa adalah persepsi,
sementara itu, jhon locke, filosof inggris lainnya, beranggapan bahwa
jiwa adalah “ kumpulan ide yang disatukan melalui asosiasi.” (sarwono
dalam desmita,2005:1)
Gagasan psikologi untuk memisahkan diri
dari induknya ilmu filsafat pertama kali dikemukan oleh seorang fisiolog
(dokter) Wihelm wundt pada tahun 1987. Dia pula yang pertama kali
mendirikan laboratarium sendiri untuk melakukan ekperimen. Dan
berdasarkan eksperimennnya objek studinya bukan lagi hal yang bersifat
abstrak seperti filsafat, tetapi juga bukan reflex seperti ilmmu faal
melainkan tingkah laku yang bisa dipelajari secara objektif. Sejak zaman
Wundt inilah psikologi mulai dipandang sebagai ilmu yang berdiri
sendiri. Objek materialnya adalah gejala-gejala tingkah laku manusia,
baik yang tampak maupun yang tidak tampak, yang dapata diamati dan
diukur secara lansung.
Sebagai suatu disipllin ilmu pengetahuan
yang otonom, psikologi kemudian mempunyai aliran-aliran dan
cabang-cabang, Karena terdapat perbedaan lapangan yang dipelajari. Dari
sekian banyak cabang itu yang akan dipelajari adalah psikologi
pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan bagian dari psikologi khusus,
yang menguraikan dan menyelidiki kegiatan-kegiatan manusia dalam
situasi pendidikan, situasi belajar, dan lain-lain.
Woolfolk dalam (rackhmat dkk, 2006:2) menjelaskan bahwa
educational psychology is distinct from other branches of psychology
because it has the understanding and improvement education as its
primary goal.memahami pendidikan yang dimaksud adalah memahami
perilaku semua yang terllibat dalam proses pendidikan serta berbagai hal
yang akan mempengaruhi perilakku individu dalam proses pendidikan.
Terlingkup didalamnya perilaku peserta didik, guru, kepala sekolah,
bangunan, pakaian, nuansa akademik, budaya, keyakinan yang dianut oleh
lingkungan sekitar, dan sebagainya.
Psikologi pendidikan merupakan suatu
disiplin ilmu yang peduli dengan proses pembelajaran serta penerapan
metoda dan teori-teori psikologi dalam proses pendidikan. Woolfol
(1995:11) menegaskan educational psychology:the discipline corcerned
with teaching and learning processes; applies the method and theories
of psychology and has its own as well. Pembelajaran yang dimaksud
merupakan proses edukatif yang melibatkan pendidik dan peserta didik
sebagai pelaku utamanya. Pendidik berperan berperan sebagai fasilitator
terjadinya perkembangan peserta didik dan peserta didik merupaka subjek
pembelajaran yang sedang mengembangkan dirinya. Dalam interaksi antara
pendidik dan peserta didik terjadi saling mempengaruhi, terutama
pengaruh pendidik terhadap perkembangan peserta didik. Dalam kerangka
pendidikan ini, pendidik berupaya memilih metode pembelajaran yang
tepat, yakni yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Psikologi pendidikan berkembang dan
sesuatu yang mesti dipelajari bagi calon pendidik, sangat berkaitan
dengan kondisi pendidikan sebelumnya. Selama ini pendidikan tidak
memperhatikan kondisi peserta didik, tidak memperhatikan minat dan bakat
peserta didik. Guru seolah sebagai penguasa dan menganggap peserta
adalah ibarat botol kosong yang akan diisi air, akhirnya yang terjadi
adalah pendidikan hanya dalam bentuk transfer knowledge saja. Dengan
adanya psikologi pendidikan diharapkan akan lahir pendidikan yang
humanistis yang memahmi peserta didik sesuai dengan keberadaanya.
B. Ruang Lingkup psikologi Pendidikan
Karena psikologi pendidikan merupakan
ilmu yang memusatkan perhatiannya pada penemuan dan apllikasi
prinsip-prinsip dan tekhnik –tekhnik psikologi ke dalam pendidikan maka
ruang lingkup psikologi pendidikan meiputi topik-topik psikologi yang
erat hubungannya dengan pendidikan.
Crow & Crow (Rachmat dkk,2006:3)
secara ekspilist mengemukakan psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan
berusaha untuk menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan
fakta –fakta mengenai tingkah laku manusia yang telah ditentukan secara
ilmiah. Sejalan dengan pendapat itu Crow & crow mengemukakan bahwa
data yang dicoba didapatkan oleh psikologi pendidikan , antara lain:
- Sejauh mana Faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang berpengaruh terhadap belajar
- Sifat- sifat dari proses belajar
- Hubungan antara tingkat kematangan dengan dengan kesiapan belajar
- Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar
- Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama dalam belajar
- Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar
- Tekhnik-tekhnik yang efektif bagi penilaian kemauan belajar
- Pengaruh/akibat relative dari pendidikan formal disbanding dengan pengalaman – pengalaman belajar yang incidental dan informal terhadap suatu individu
- Nilai/mamfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah
- Akibat /pengaruh psikologis yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap siswa.
Seluruh kegaiatan interaksi pendidikan
diciptakan bagi kepentingan siswa, yaitu embantu penngembangan semua
potensi dan kecakapan yang dimiliki setingi-tingginya. Sehubungan dengan
hal itu maka hal-hala yang berkaitan dengan perkembangan, potensi dan
kecakapan, dinamika perilaku serta kegiatan siswa terutama perilaku
belajar menjadi kajian utama dalam psikologi pendidikan.
Soemanto (2006:9) dalam pengamatannya
tentang buku psikologi pendidikan, menyatakan bahwa ruang lingkup
psikologi pendidika adalah:
- Pengetahuan tentang psikologi pendidikan
- Pentingnya psikologi pendidikan
- Hereditas
- Lingkungan fisiologis
- Pertumbuhan dan perkembangan
- Sifat dan hakikat kejiwaan manusia
- Proses-proses tingkah laku
- Hakikat dan ruang lingkup belajar
- Factor-faktor yang mempengaruhi belajar
- Prinsip-prinsip dan teori-teori belajar
- Tekhnik-tekhnik pengukuran dan evaluasi
- Statistic dasar
- Kesehatan mental
- Pendidikan watak
- Apabila psikologi pendidikan dalam metodologi pengajaran moderen
C. Mamfaat Psikologi Pendidikan Bagi Pendidik
Para ahli psikologi pendidikan pada
umumnya berkeyakinan bahwa dua orang anak (yang kembar sekalipun ) tidak
pernah memiliki respons yang sama persis terhadap situasi belajar-
mengajar di sekolah. Keduannya sangat mungkin berbeda dalam hal
pembawaan, kematangan, jasmani, intelegensi, dan keterampilan
motoriknya. Anak-anak itu seperti anak- anak yang lainnya, relative
berbeda dalam kepribadian sebagaimana tampak dalam penampilan dan cara
berpikir atau memecahkan masalah mereka masing-masing.
Berikut adalah hal-hala penting yang berkaitan dengan psikologi pendidikan (syah,1995).
- Psikologi pendidikan adalah pengetahuan yang pendidikan yang didasarkan atas hasil-hasil temuan riset psikologis.
- Hasil-hasil temuan riset psikologi pendidikan tersebeetu kemudian dirumuskan sedemikian rupa sehingga menjadi konsep-konsep, teori-teori, dan metode-metode serta strategi-strategi yang utuh.
- Konsep, teori, metode dan strategi tersebut kemudian disistematisasikan sedemikian rupa menjadi” repertoire of resource”, yakni rangkaian sumber yang berisi pendekatan yang dipilih dan diginakan untuk praktik-praktik kependidikan khusus nya dalam proses belajar-mengajar.
Para ahli psikologi melekukan riset
tingkah laku manusia berdasarkan metodologi ilmiah. Mereka menarik
kesimpulan dan merumuskan teori-teori dan asumsi-asumsi berdasarkan
temuan riset ilmiah itu namun harus diakui antara satu teori dengan
teori yang lainnya sering muncul pertentangan dan ketidakajegan.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
psikologi pendidikan merupakan alat bantu yang penting bagi para
penyelenggara pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam psikologi pendidikan
dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak dalam mengelola proses
belejar-mengajar.
Setidak-tidaknya ada 10 macam kegiatan
pendidikan yang banyak memerlukan prinnsip-prinsip psikologis, yakni:1)
seleksi penerimanaan siswa baru; 2) perencanaan pendidikan; 3)
penyusunan kurikulum; 4) penellitian kependidikan; 5) administrasi
pendidikan ; 6) pemilihan materi pelajaran; 7) interaksi belajar
mengajar; 8) pelayanan bimbingan dan konseling; 10) pengukuran dan
evaluasi
Guru yang memiliki kompetensi dalam
pespektif psikologi pendidikan adalah mereka yang mampu melaksnakan
psofesinya secara bertanggung jawa. Adapun guru yang bertannggung jawab
adalah guru-guru yang mampu mengelola proses belajar mengajar
sebaik-sebaiknya sesuai dengan psinsip-prinsip psikologis. Berikut
adalah beberapa hal yang dapat diambil sebagai mamfat psikologi
pendidikan.
a) Proses perkembangan siswa
Di kalangan para guru dan orang tua
siswa terkadang timbul pertanyaan apakah perbedaan usia antara siswa
satu dengan yang lainnya membuat perbedaan sunstansial dalam merespon
pengajaran. Pertanyaan ini perlu dicari jawabannya melalui pemahaman
tentang t ahapan-tahapan perkembangan siswa dan cirri-ciri khas yang
mengiringi tahapan perkembangan tersebut.
Tahapan perkembangan yang lebih perlu
dipahami sebagai bahan pertimbangan pokok dalam penyelenggaraan proses
belajar-mengajar adalah tahapan-tahapan perkembangan yang berhubungan
dengan perkembanngan ranah kognitif para siswa. Unsure kogintif dengan
segala vvariasinya dan keunikannya merupakan modal dasar para siswa
dalam menjalani proses belajar-mengajar.
b) Cara belajar siswa
Dimanapun proses pendidikan berlansung
alas an utama kehadiran guru adalah membantu siswa agar belajar
sebaik-sebaiknya.pengetahuan anda yang pokok adalah mengenai proses
belajar mengajar tersebut yang meliputi: 1) arti penting belajar, 2)
teori-teori belajar, 3) hubungan belajar dengan teori dan pengetahuan;
dan 4) fase-fase yang dilalui siswa dalam peristiwa belajar. Disamping
itu yang tak kalah penting untuk diketahui adalah pendekatan belajar,
kesulitan belajar dan alternative proses mengajar.
c) Cara menghubungkan antara mengajar dengan belajar
Secara singkat mengajar adalah kegiatan
menyampaikan materi pelajaran, melatih keterampilan dan menanamkan nilai
moral yang terkandung dalam materi pelajaran tersebut kepada siswa,
agar kegiatan mengajar ini diterima oleh para siswa, guru perlu
berusaha membagkitkan gairah dan minat belajar mereka. Dalam hal ini
sangat diharapkan paada calon guru untuk memahami model-model mengajar,
metode-metode mengajar dan strategi yang dapat diterapkan dalam saat
proses belajar mengajar berlansung.
d) Pengambilan kepuutusan untuk pengelolaan PBM
Dalam mengelola sebuah proses belajar
mengajar, seoranng guru di tuntut untuk menjadi figure sentral yang kuat
dan berwibawa, namun tetap bersahabat (syah,1995). Untuk memenuhihal
tersebut anda diituntut mampu menempatkan diri sebagai pengambil
keputusan atau pembuat keputusan yang penuh perhitungan untung rugi
berdasarkan kajian psikologis.
Agar pengelolaan PBM mencapai sukses,
seorang guru hendaknya memandang dirinya sendirisebagai profesianal.
Sehingga perilaku yang ditampilkan guru bersangkutan dapat terarah
sesuai dengan karakteristik seorang professional. Berikut dikemukakakkan
hambatan-hambatan pengambilan keputusan yang dialami seorang guru dalam
proses belajar mengajar (syah,1995)
- Kurangnya kesadaran guru terhadap masalah-masalah belajar yang mungkin sedang dihadapi oleh para siswa
- Kesetiaan terhadap gagasan lama yang sebenarnya sudah diberlakukan lagi
- Kurangnya sumber-sumber informasi yang diperlukan
- Ketidak cermatan observasi terhadap situasi belajar mengajar
Selain hal di atas, hambantan mungkin
muncul dari perbedaan harapan antara guru dengan siswa . beberapa siswa
dalam kelas misalnya, mungkin memiliki cita-cita memenuhi kebutuhan
masa depan nya yang sama sekali berbeda dengan rekan-rekannya atau
bahkan menyimpang dari karakteristik sekolah mereka ikuti.