A. Pengertian dan Fungsi Keluarga
Keluaga
adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan group dan
merupakan kelompok social yang pertam adimana anak-anak menjadi
anggotanya. Keluarga merupakan satu-satunya tempat pertama untuk
mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak, ibu , ayah dan
saudara-saudaranya yang lain adalah orang-orang yang pertama dimana anak
mengadakan kontrak dan belajar. Sebagaimana dia hidup dengan orang
lain sampai memasuki sekolah, anak-anak menghabiskan seluruh waktunya
dalam unit keluarga, hingga masa adolesent dapat ditaksir bahwa
anak-anak mengahbiskan ½ waktunya dalam keluarga. [1]
Menurut Aqbum fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
· Fungsi Kasih sayang
· Fungsi ekonomi
· Fungsi pendidikan
B. Peranan Keluarga Dalam Pendidikan
Keluarga
merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Unsure-unsur yang ada dalam
sebuah keluarga baik budaya, mazhab, ekonomi bahkan jumlah anggota
keluarga sangat mempengaruhi perlakuan dan pemikiran anak khususnya ayah
dan ibu. Pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sangat besar dalam
berbagai macam sisi. Keluargalah yang menyiapkan potensi pertumbuhan dan
pembentukan kepribadian anak. Lebih jelasnya, kepribadian anak
tergantung pada pemikiran dan tingkah laku pembentukan pribadi anak.
Seperti keyakinan-keyakinan, pemikiran dan prilaku ayah dan ibu, dengan
sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan
prilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan
pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga.
Orang
tua sangat berperan penting dalam membentuk kepribadian anak dengan
cara mengembangkan pola komunikasi dan interaksi dengan sesamanya agar
menjadi pribadi yang mantap dan kaffah (utuh). Marie Jahoda (Sumpeno,
1998 : 26) berpendapat bahwa seseorang yang memiliki kepribadian yang
mantap adalah orang yang dapat menguasai lingkungannya secara aktif,
memperhatikan kesatuan dan segenap kepribadiannya. Memiliki kesanggupan
menerima secara tepat dunia lingkungannya dan dirinya sendiri, bersifat
mandiri tanpa terlalu banyak terpengaruh orang lain.
Kedua
orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan
kepribadian anak. Islam memiliki berbagai macam metode-metode di dalam
rubrik aqidah atau keyakinan, norma atau akhlak serta fiqih sebagai
dasar dan prinsip serta cara untuk mendidik anak yang secara awal bisa
dilakukan dalam keluarga. Berkaitan dengan pendidikan, Islam menyuguhkan
atuaran-aturan di antaranya pada masa pra kelahiran yang mencakup cara
memilih pasangan hidup dan adab berhubungan seks sampai masa pasca
kelahiran yang mencakup pembacaan azan dan iqamat pada telinga bayi yang
baru lahir, tahnik (meletakan buah kurma pada langit-langit bayi,
mendoakan bayi, memberikan nama yang bagus buat bayi, aqiqah
(menyembelih kambing dan dibagikan kepada fakir-miskin), khitan dan
mencukur rambut bayi dan memberikan sedekah seharga emas atau perak
yang ditimbang dengan berat rambut. Pelaksanaan amalan-amalan ini
sangat berpengaruh pada jiwa anak.
Keluarga
berperan sebagai factor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai
keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya sebuah masyaakat. Khususnya bagi
seorang ibu yang harus memfokuskan dirinya dalam menjaga akhla\k,
jasmani dan kejiwaannya pada masa pra kehamilan sampai masa kehamilan
dengan harapan Allah memberikan kepadanya anak yang sehat dan sholeh.
Banyak
hadist yang mengisyaratkan atau menjelaskan tentang pengaruh genetic
dan lingkungan dalam pendidikan anak. Salah satu hadis yang
mengisyaratkan tentang pengaruh genetic, yaitu “orang yagn bahagia
adalah orang yang sudah bahagia semenjak ia berada di dalam perut
ibunya dan orang yang celaka adalah orang yagn sudah celaka semenjak ia
berada di dalam perut ibunya”. Sudah sangat jelas dikatakan dalam
hadis tersebut bahwa manusia akan bahagia di dunia apabila semenjak
dalam kandungan ia mengalami kebahagiaan, dan bigitu juga sebaliknya
seseorang yang celaka di dunia karena ia waktu di dalam kandungan sudah
mengalami celaka.
Hadis
yang mengisyaratkan tentang pengaruh lingkungan : “ Setiap anak
dilahirkan dalam keadaan suci, kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia
yahudi, atau nasrani atau majuzi”. Maksudnya yaitu seorang anak yang
baru lahir dalam keadaan suci atau dalam keadaan kosong. Ibarat kertas
putih belum terisi oleh tulisan apapun. Kertas putih tersebut akan
bertuliskan bagus atau buruk tergantung orang yang yang menulisnya.
Sama halnya dengan anak yang baru lahir apakah nantinya akan menjadi
anak yang berkepribadian baik ataukah buruk, tergantung bagaimana orang
tua mendidiknya.
Berdasarkan
hadis Rasul saw, yang mengatakan bahwa, “ anak adalah raja selama
tujuh tahun pertama dan hamba pada tujuh tahun kedua serta teman
musyawarah pada tujuh tahun ketiga”. Hadis tersebut menunjukan bahwa
masa kehidupan anak dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa menjadi raja,
masa menjadi hamba, dan masa menjadi teman musyawarah. Apabila orang tua
bisa mengkondisikan seorang anak dalam tiga masa tersebut dan
menjalankan metode metode yang diberikan Islam, maka insya Allah mereka
akan memproduksi anak yang berkepribadian baik, sehingga tidak merugikan
masyarakat maupun diri sendiri.
Kedua
orang tua memiliki tugas terhadap anaknya, dimana mereka harus memenuhi
kebutuhan-kebutuhan anaknya. Untuk mewujudkan keperibadian pada
kemanusiaan dalam al-Qur’an, begitu juga kedua orang tua harus memiliki
pertumbuhan manusia. Dengan demikian kedua orang tua dalam menghadapi
anaknya baik dalam berpikir atau menghukumi mereka, akan bersikap sesuai
dengan tolok ukur yang sudah ditentukan dalam al-Qur’an.
C. Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga
Abdullah Nasih Ulwan dalam bukunya Tarbiyatul Aulad Fil Islam, ada 7 prinsip pendidikan intregatif yaitu:
1. Pendidikan iman merupakan pondasi yang kokoh bagi semua bagian pendidikan
2. Pendidikan
psikis membentuk berbagai karakter positif kejiwaan seperti keberanian,
kejujuran, kemandirian, kelembutan, sikap optimistic dan sebagainya
3. pendidikan fisik tidak kalah penting
4. pendidikan intelektual harus dilakukan sejak dini
5. peran
social bermaksud menumbuhkan kepribadian sosial anggota keluarga agar
mereka mampu bersosialisasi dan menebarkan konstribusi positif bagi
upaya perbaikan masyarakat
6. pendidikan
seksual diperlukan untuk membangun kesadaran anggota keluarga terhadap
peran dan tanggungjawabnya berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan
7. pendidikan
politik dalam keluarga diperlukan untuk membangun kesadaran dan
membangun kemampuan anggota keluarga dalam menyikapi berbagai persoalan
politik yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat.
ANALISIS MASALAH
Keluarga
sebagai satuan unit terkecil merupakan lingkungan pendidikan yang
paling utama dan pertama, dalam arti keluarga merupakan lingkungan yang
paling bertanggung jawab mendidik anak anaknya. Pendidikan yang
diberikan orang tua pada anak seharusnya memberikan dasar bagi
pendidikan, proses sosialisasi dan kehidupan di masyarakat. Dalam hal
ini keluarga tetap menjadi kelompok pertama (primary group) tempat
meletakan dasar kepribadian di dalam keluarga. Orang tua memegang
peranan membentuk system interaksi yang intim dan berlangsung lama yang
ditandai oleh loyalitas pribadi, cinta kasih dan hubungan yang penuh
kasih sayang. Peran orang tua adalah dengan membenahi mental anak.
Terbentuknya kepribadian dan kreatifitas anak merupakan modal bagi
penyesuaian diri anak dan lingkungannya dan tentunya memberikan dampak
bagi kesejahteraan keluarga secara menyeluruh, serta dalam dunia
pendidikan mereka selanjutnya.
Daftar pustaka
Ahmadi, Abu Drs. H. Sosiologi Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta, 1991
Handayani, Sarah. Dakwah Keluarga Prioritas Utama Dalam http: / Kota santri.com/
Soekanto, Soerjono, Prof. Dr. Rineka Cipta, Jakarta. 1994