Kepribadian dan Sikap Keagamaan
A.
Ciri-ciri Sikap Beragama Pada Masa Remaja
Berbagai
macam dilakukan oleh remaja untuk mengekspresikan jiwa keberagamaannya. Hal ini
tidak terlepas dari pengalaman beragama yang dilaluinya.
Terdapat 4 sikap
remaja dalam beragama, yaitu:
·
percaya ikut-ikutan
·
percaya dengan kesadaran
·
percaya, tetapi agak ragu-ragu
·
tidak percaya atau cendrung pada atheis[1]
B.
Ciri-ciri
Sikap Beragama Pada Masa Dewasa
Sejalan
dengan tingkat perkembangan usianya, sikap keberagamaan pada masa dewasa
mempunyai ci-ciri sebagai berikut:
1.
Menerima kebenaran agama berdasarkan
pertimbangan pemikiran yang matang, bukan sekedar ikut-ikutan.
2.
Cendrung bersifat realis.
3.
Bersikap positif terhaap ajaran dan norma-norma
agama .
4.
Bersifat lebih terbuka dan wawasan yang lebih
luas.
5.
Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas
pertimbangan dan tanggung jawab diri sehingga sikap keberagamaan merupakan
realisasi dari sikap hidup.
6.
Bersifat lebih kritis terha maeri ajaran agama
sehingga kemantpan beragama didasarkan pad pertimbangan pikiran dan
pertimbangan hati nurani.
7.
Cendrung mengarah pada tipe-tipe kepribadian masing-masing,
sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima, memahami serta
melaksanakan agama yang diyakininya.
8.
Terlihat adanya hubungan antara sikap
keberagamaan dengan kehidupan sosial.[2]
A.
Tipe-tipe Kepribadian
Secara
garis besarnya pembagian tipe kepribadian manusia ditinjau dari beberapa aspek
antara lain:
1.
Aspek Biologis
Aspek
biologis, yangmempengaruhi tipe kepribadin seseorang ini didasarkan atas
konstitusi tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki seseorang, tokoh-tokoh yang
mengemukakan teorinya berdasarkan aspek biologis ini antaranya:
a.
Hippocrates dan Galenus
Mereka berpendapat
bahwa yang mempengaruhi tipe kepribadianseseorang adalah jenis cairan tubuh
yang paling dominan, yaitu: tipe choleris, melancholic, plegmatis, dan
sanguinis.
b.
Kretchmer
Dalam pembagian tipe
wataknya Kretchmer mendasarkan pada bentuk tubuih seseorang, yaitu: tipe
astenis, piknis, atletis, dispastis.
c.
Sheldon
Membagi tipe
kepribadian berdasarkan dominasi lapisan yang berbeda dalam bentuk tubuh
sesorang. Berdasarkan aspek ini ia membagi tipe kepribadian menjadi: tipe
ektomorph, mesomorph, endomorph.
2.
Aspek Sosiologis
Pembagian
ini didasarkan kepada pandangan hidup dan kualitas social seseorang. Yang
mengemukakan teorinya bedasarkan aspek sosiologi ini antara lain:
a.
Edward Spranger
Ia berpendapat bahwa
kepribadian seseorang ditentukan oleh pandangan hidup mana yang dipilihnya.
Berdasarkan hal itu ia membagi tipe kepribadian menjadi: tipe teoretis,
ekonomis, estetis, social, politis, religious.
b.
Muray
Ia membagi tipe
kepribadian menjadi:
·
Tipe teoritis, yaitu orang yang menyayangi ilmu
pengetahuan, berpikir logis, dan rasional.
·
Tipe humanis, yaitu tipe orang yang memiliki
sifat kemanusiaan yang mendalam.
·
Tipe sensasionis, yaitu tipe orang yang suka
sensasi dan berkenalan.
·
Tipe praktis, yaitu tipe orang yanggiat bekerja
dan mengadakan praktik.
c.
Fritz Kunkel
Membagi tipe
kepribadian menjadi:
·
Tipe sachbelichkeit, yaitu orang yang banyak
menaruh perhatian terhadap masyarakat.
·
Tipe Ichbaftigkeit, yaitu tipe orangyang lebih
banyak menaruh perhatian kepada kepentingan diri sendiri.
3.
Aspek psikologis
Dalam
pembagin tipe ini Prof. Heyman mengemukakan bahwa dalam diri manusia terdapat
tiga unsur, yaitu:
a.
Emosionalitas, merupakan unsure yang mempunyai
sifat yang yang didominasi oleh emosi yang positif.
b.
Aktivitas, yaitu aktifitas yang dikuasai oleh
aktivitas gerakan.
c.
Fungsi skunder, yaitu sifat yang didominasi oleh
kerentanan perasaan.
B.
Hubungan Kepribadian dan Sikap Keagamaan
1.
Struktur Kepribadian
·
Sigmund Freud
Merumuskan system
kepribadian menjadi tiga system. Ketiga system ini dinamainya id, ego, dan super
ego. Dalam diri orang yang memiliki jiwa sehat ketiga system itu bekerja dalam
suatu susunan yang harmonis. Segala bentuk tujuan dan segala gerak geriknya
selalu memenuhi keperluan dan keinginan manusia yang pokok. Sebaliknya, kalau
ketiga system itu bekerja secara bertentangansatu sama lainnya, maka orang
tersebut dinamai sebagai orang yang tidak dapat menyesuaikan diri. Ia menjadi
tidak puas dengan diri dan lingkungannya.
·
H.J. Eysenck
Menurutnya kepribadian
tersusun atas tindakan-tindakan dan disposisi yang terorganisasi dalam susunan
hierarkis berdasarkan atas keumuman dan kepentingannya, diurut dari yang paling
bawah ke yang paling tinggi adalah:
a. Specific Response, yaitu tindakan atau respon yang
terjadi pada suatu keadaan tertentu.
b. Habitual response, yaitu respon yang berulang-ulang
terjadi saat individu menghadapi kondisi atau situasi yang sama.
c. Trait, yaitu terjadi saat habitual respon yang saling
berhubungan satu sama lain, dan cendrung ada pada individu tertentu.
d. Type, yaitu organisasi di dalam individu yang lebih
umum dan mencakup lagi.
·
Sukamto M.M
Menurut pendapat Sukamto
M.M. kepribadian terdiri dari empat system atau aspek, yaitu:
a. Qalb (angan-angan kehatian)
b. Fuad (perasaan atau hati nurani)
c. Ego (aku sebagai pelaksana kepribadian)
d. Tingkah laku (wujud gerakan)
C.
Dinamika Kepribadian
Selain
tipe dan struktur, kepribadian juga memiliki semacam dinamika yang unsurnya
secara aktif ikut mempengaruhi aktifitas seseorang. Unsur-unsur tersebut
adalah:
1.
Energy ruhaniah yang berfungsi sebagai pengatur aktifitas
ruhaniah seperti berpikir, mengingat, mengamati, dan sebagainya.
2.
Naluri, yang berfungsi sebagai pengatur
kebutuhan primer seperti makan, minum, dan seks. Sumber naluri adalah kebutuhan
jasmaniah dan gerak hati. Berbeda dengan energy ruhaniah, maka naluri mempunyai
sumber (pendorong), maksud, dan tujuan.
3.
Ego (aku sadar), yang berfungsi untuk meredakan
ketegangan dalam diri dengan cara melakukan aktifitas penyesuaian dorongan
dorongan yang ada dengan kenyataan objektif. Ego memiliki kesadaran untuk menyelaraskan
dorongan yang baik dan buruk sehingga tidak terjadi kegelisahan atau ketegangan
batin.
4.
Seper ego, yang berfungsi sebagai penberi
ganjaran batin baik berupa penghargaan maupun berupa hukuman. Penghargaan batin
diperankan oleh ego ideal, sedangkan hukuman batin dilakukan oleh hati nurani.