1. Instrumen Penenlitian
a. Pengertian
Pada
prinsipnya, meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
sosial maupun alam. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan
instrumen penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
spesifik, semua fenomena ini disebut variable penelitian. Jumlah
instrumen penelitian tergantung pada jumlah variable penelitian yang
telah ditetapkan untuk diteliti. Misalnya akan meneliti tentang
“pengaruh kepemimpinan dan iklim kerja lembaga terhadap produktivitas
kerja pegawai”.
Dalam hal ini ada tiga instrumen yang perlu dibuat, yaitu:
1) Instrumen untuk mengukur kepemimpinan
2) Instrumen untuk mengukur iklim kerja
3) Instrumen untuk mengukur produktivitas kerja pegawai.[1]
Dalam
penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan
validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data
berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Adapun dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument atau alat
penelitian adalah penelitian itu sendiri. Oleh karena itu peneliti
sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti
kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan.[2]
b. Cara menyusun instrumen
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, yaitu:
1) Mengadakan
identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul
penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian.
2) Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.
3) Mencari indicator setiap sub atau bagian variabel.
4) Menderetkan deskriptor dari setiap indicator.
5) Maerumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrument.
6) Melengkapi instrument dengan (pedoman/instruksi) dan kata pengantar.[3]
Sebagai
contoh misalnya variabel penelitiannya “Tingkat kekayaan” indikator
kekayaan misalnya : rumah, kendaraan, tempat belanja, pendidikan, jenis
makanan yang sering dimakan, jenis olahraga yang dilakukan dan
sebagainya. Untuk indikator rumah, bentuk pertanyaannya misalnya: 1)
Berapa jumlah rumah, 2) di mana letak rumah, 3) berapa luas
masing-masing rumah, 4) bagaimana kualitas bangunan rumah dan
sebagainya.
Untuk
bisa menetapkan indikator-indkator dari setiap variabel yang diteliti,
maka diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variabel yang
diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya, penggunaan teori untuk
menyusun instrument harus secermat mungkin agar diperoleh indikator yang
valid, caranya dapat dilakukan dengan membaca berbagai referensi
(seperti buku, jurnal) membaca hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
sejenis dan konsultasi pada orang yang dipandang ahli.[4]
Adapun langkah-langkah instrument tersebut jika digambarkan skema adalah sebagai berikut:
Variabel
|
®
|
Sub variabel
|
®
|
Indikator-Deskriptor
|
®
|
Butir-butir pertanyaan
|
2. Pengumpulan Data
Setelah instrument penelitian telah kita tentukan,langkah selanjutnya yaitu proses pengumpulan data:
Pengumpulan
data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan
pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium
dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada satu
seminar, diskusi, di jalan-jalan, dan lain-lain. Bila dilihat dari
sumber datang, maka megumpulkan data dapat menggunakan sumber primer dan
sumber sekunder.[6]
Sumber
primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber merupakan sumber sekunder merupakan sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi
cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi
(pengamatan), dan gabungan ketiganya.[7]
Di bawah ini akan dikemukakan pengumpulan data berdasarkan tekniknya, yaitu melalui wawancara, angket dan observasi.
a. Interview
Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri
sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.
1) Wawancara terstruktur
Wawancara
terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Bila peneliti
atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh.
2) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana penelitian tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya.
b. Kuesioner
Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
di jawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa
yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan terbesar di wilayah yang
luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau
terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim
melalui pos, atau internet.
c. Observasi
Observasi
sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner
selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada
orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.
Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlau besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation, selanjutnya
dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan
menjadi obeservasi terstruktur dan obsevasi tidak terstruktur.
1) Obserasi berperan serta (participant observation)
Dalam
observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian.
2) Observasi nonpartisipan
Kalau
data observasi partisipan penelitian terlibat langsung dengan aktivitas
orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi ini peneliti
tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.[8]
Salah
sau peranan pokok dalam melakukan observasi ialah untuk menemukan
interaksi yang kompleks dengan latar belakang sosial yang alami.[9]
I. KESIMPULAN
Instrumen
penelitian yaitu sebuah tolak ukur atau alat yang digunakan untuk
menentukan jenis penelitian yang akan dipilih. Dengan adanya instrumen
penelitian maka data yang akan dikumpulkan lebih mudah, baik data itu
berupa wawancara, angket, atau observasi. Adapun pengumpulan data
mempunyai beberapa teknik tertentu, diantaranya :
a. Interview
b. Kuesioner
c. Observasi
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1995. Management Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara