A. PENDAHULUAN
Dari
berbagai segi mengartikan tentang pendidikan dengan berbagai gaya dari
masing-masing tokoh-tokoh yang ada. Ada yang dari sisi gerakan
intelektual, dari pendidikan tradisional sampai modern saat ini, ketika
zaman jahiliyah, Belanda hingga kini, pendidikan tak kan pernah henti
ataupun rapuh bahkan semakin membaik sejalan dengan kemajuan zaman. Akan
tetapi, tidak berhenti pada itu saja kita harus bisa memkonstruksi
mulai pada diri kita dengan kepribadian yang luhur berakhlak mulia,
mempertebal keimanan kita maka itulah yang terbaik sebagai
filterisasi dari kemajuan teknologi, karena bila pendidikan hari ini
bisa dikatakan pendidikan yang mengacu terhadap modernisasi bagaimana
menjadikan pendidikan yang modern diimbangi dengan religi yang tidak
lepas dari koridor Islam.
Seperti
tokoh yang satu ini, Zakiyah Daradjat, merupakan sosok tokoh, perempuan
yang multidimensi, seorang pendidik dan psikolog yang sekaligus
mubaligh. Pemikirannya sebagai tokoh pendidikan, Zakiyah Daradjatselalu
tidak pernah melenceng dari koridor Islam. Dalam pemikiran psikologinya
pun selalu mengaitkan nilai-nilai agama di dalam terapinya. Sebagai
mubaligh dia termasuk yang rajin dalam menyampaikan pesan-pesan agama
kepada masyarakat luas. Zakiyah Daradjatsepanjang karier akademik
intelektualnya menekuni tentang psikologi konteks kajian keagamaan.
Di
dalam kalangan pendidikan seperti mahasiswa maupun kalangan atas dia
sangat dikenal sebagai tokoh pendidikan yang sangat penting untuk hadir
sebagai problem solving dalam pendidikan yaitu pemikiran tentang
pendidikan yang dituangkan dalam buku-bukunya yang selalu dijadikan
sebagai referensi.
Zakiyah
Daradjat dalam karya-karyanya banyak menulis tentang pendidikan agama
dan ilmu jiwa sampai pada problematika remaja. Dalam kajian kali ini
akan kita bahas sedikit banyak tentang Zakiyah Daradjat baik
biografinya, gerakan sosial, ataupun bagaimana model atau corak beliau
dalam pemikirannya khususnya dalam masalah pendidikan.
B. BIROGRAFI TOKOH PENDIDIKAN
1. Prof Dr. Zakiyah Daradjat
Zakiyah
Daradjat dilahirkan pada tanggal 6 November 1929 di Bukit Tinggi,
Sumatera Barat. Beliau berasal dari keluarga muslim yang taat. sang
ayahanda bernama Haji Daradjat dan Ibunda Hajjah Rafi'ah. Sejak kecil
Zakiyah Daradjat dididik dalam nuansa islami. Beliau menempuh pendidikan
pertamanya di standar school Muhammadiyah, Bukit Tinggi tahun 1944 dan
Kuliyatul Mubalighat, Padangpanjang tahun 1947. Oleh karenanya,
dasar-dasar yang diperoleh di Kuliyatul Muballighat ini terus
mendorongnya untuk berperan sebagai mubaligh sampai sekarang.[1]
Pada
tahun 1951, beliau tamat dari SMA kemudian beliau mencoba hijrah kola
pelajar Jogjakarta untak melanjutkan studinya dan mendaftar dua
perguruan tinggi dan fakultas yang berbeda. Yaitu fakultas tarbiyah di
PTAIN yang sekarang bernama IAIN Sunan Kalijogo, dan Fakultas Hukum di
Universitas Islam Indonesia (FRUII) dan diterima semuanya, akan tetapi
beliau lebih memilih untuk mengambil satu fakultas saja, akhirnya beliau
mengambil fakultas tarbiyah, ini juga atas saran dari orang tua dan
guru SWAnya. Di IAIN Sunan Kalijogo beliau mencapai tingkat Doktoral
satu (BA). Kemudian beliau mendapat tawaran dari depag untuk melanjutkan
di Kairo Mesir.
Pada
tahun 1956, Zakyah Daradjat menerima tawaran dari depag yaitu untuk
melanjutkan studinya di Mesir, dan beliau diterima di Fakultas
Pendidikan Eins Sham, Kairo Mesir program S2. Di Fakultas tersebut
beliau mengambil
tesis mengangkat tentang problema, remaja di Indonesia pada tahun 1959
dengan spesialisasi mental —Hygien, dan berhasil meraih gelar MA.
Setelah meraih gelar MA, beliau langsung menempuh S3 di Universitas yang
sama, dengan mengajukan disertasinya mengenai psikoterapi model non directive
dengan fokus psikotempi bagi anak-anak bermasalah dan dari pihak
Universitas menyetujuinya untuk melanjutkanya pada tahun 1964 dengan
disertasinya tentang perawatan jiwa anak. Beliau meraih gelar Doktor
dalam bidang Kesehatan Mental dari Universitas Eins Sham, Kairo Mesir.[2]
2. Aktifitas Zakiyah Daradjat dalam Lembaga/ Organisasi
Tahun 1970 : Salah satu pendiri dan ketua Lembaga Pendidikan Kesehatan Jiwa Universitas Islam Jakarta
Tahun 1970-1974 : Ambalan Nasional Kwartir Pramuka
Tahun 1975 : Anggota Pacific Science Assosiasion
Oktober 197-Mei 1969 : Anggota Komisi Pembahaman Pendidikan Nasional
Tahun1981-1983 : Anggota Dewan Siaran Nasional
Tahun 1983-sekarang : Pendiri dan Ketua Pendidikan Islam Ruhama Jakarta
Tahun 1990 – sekarang : Kuliyah Subuh RRI
Tahun 1969 – sekarang : Pembicara dalam mimbar Agama Islam di TVRI[3]
3. Karya-karya atau karangan-karangan Dr. Zakiyah Daradjat, antara lain :
a. Perawatan jiwa untuk anak-anak
b. Ilmu jiwa agama
c. Membina nilai-nilai moral di Indonesia
d. Pendidikan agama dalam pembinaan mental
e. Ketenangan dan kebahagiaan dalam keluarga
f. Menghadaoi Masa Menopause (Mendekati Usia Tua)
g. Problema Remaja di Indonesia
h. Kesehatan Mental dalam Al-Qur'an
i. Pendidikan akhlak dalam Al-Qur'an
C. KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENURUT ZAKIAH DARADJAT
1. Pengertian PAI Menurut Zakiyah Daradjat
Kata “pendidikan” berasal dari bahasa arab yaitu “tarbiyah“. Istilah tarbiyah berasal dari tga kata, yaitu :
a. Dari kata “roba yarbu” berarti “bertambah atau tubuh”
b. Dari kata “robiyah yarba” bararti tumbuh dan berkembang”
c. Dari kata “ robba yarubu “ berarti “ memperbaiki, menguasai, dan memimpin, menjaga dan memelihara.
Kata pendidikan yang umum digunakan, dalam bahasa arab adalah “Tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arab adalah “ ta’lim” dengan kata kerja “allama”. Sehingga pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arab “tarbiyah wa’ta’lim” sedangkan pendidikan Islam dalam bahasa arab “tarbiyah islamiyah”.
Kata kerja rabba yang berarti sifat-sifat tuhan yaitu mendidik, mengasuh maupun memelihara. Sedangkan kata ta’lim hanya sekedar mengandung hanya memberi tahu atau memberi pengetahuan. Oleh karena itu, lebih sering menggunakan kata “rabba”, dengan terkandung arti pembinaan, pemimpin dan lain-lain.
Pendidikan
Agama Islam merupakan pendidikan yang mengajarkan tentang akhlaq mulia
serta membentuk dan mengarahkan kepribadian baik dan benar disamping
itu, Pendidikan Agama Islam mencakup segala bidang kehidupan manusia
dimana manusia mampu memanfaatkan sebagai tempat menanam benih amaliyah
di akhirat nanti, maka pembentukan sikap dan nilai amaliyah islamiyah
dalam pribadi manusia baru dapat efektif bila dilakukan melalui proses
pendidikan yang berjalan di atas kaidah agama Islam.
Pendidikan
Agama Islam menurut zakiyah Darajat adalah usaha yang ditujukan kepada
perbaikan sikap mental yang akan terwujud melalui amal perbuatan dan
Pendidikan Agama Islam tidak hanya bersifat teoritis juga termasuk
praktis.[5]
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Zakiyah Darajat
a. Tujuan Umum
Tujuan
umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan
baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi
seluruh aspek kemanusiaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada
tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang
sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa harus dapat tergambar pada pribadi seseorang yang sudah dididik, walaupun dalam ukuan kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkat-tingkat tersebut.
b. Tujuan Akhir
Pendidikan
Islam berlangsung selama hidup, maka tujuan, akhimya terdapat pada
waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Pendidikan Islam berlaku
selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan
mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.[6] Tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat dipahami dalam firman Allah:
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qà)®?$# ©!$# ¨,ym ¾ÏmÏ?$s)è? Ÿwur ¨ûèòqèÿsC žwÎ) NçFRr&ur tbqßJÎ=ó¡•B ÇÊÉËÈ
Artinya
: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan
sebenar-benarnya takwa; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
Muslim (menurut ajaran Islam)”.(QS. Ali Imron: 102)
Dalam
dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan
ujung dari takwa sebagai akhir dari proses pendidikan itu yang dapat
diangap sebagai tujuan akhirnya. Insan kamil yang mati akan menghadap
tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan Islam.
c. Tujuan Sementara
Tujuan
sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anal didik diberi
sejumlah pengalaan tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikuu
pendidikan formal. Pada tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola
takwa sudah keihatan meskipun dalam ukuran sederhana. Sekurang-kurangnya
beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik.
d. Tujuan Operasional
Tujuan
operasional ialah tujuan yang praktis yang akan dicapai dengan jumah
kegiatan penduduk tertentu. Daam pendidikan formal, tujuan operasional
ini disebut juga tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional
khusus. Dalam operasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik
suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih
dintonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian.[7]
Untuk
mewujudkan pendidikan di atas, enurut Zakiyah Daradjat maka melalui
pendidikan keluarga, Pendidikan Sekolah dan Pendidikan dalam masyarakat
terutama pendidikan agama daam pembinaan menta seseorang untuk menjadi
insan kamil.
1) Pendidikan Keluarga
Pangkal
ketentraman dan kedamaian hidup terletak dalam keluarga, mengingat
pentingnya hidup keluarga yang demikian, maka Islam memandang keluarga
bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, melainkan lebih
dari itu. Yakni sebagai lembaga hidup manusia yang memberi peluang
kepada para anggotanya untuk hidup ceaka atau bahagia dunia dan akhirat.[8]
2) Pendidikan Sekolah
Sekolah
adalah lingkungan kedua tempat anak-anak berlatih dan menumbuhkan
kepribadiannya, sekolah bukanlah sekedar tempat untuk menuangkan ilmu
pengetahuan ke otak murid, tetapi sekolah juga harus mendidik dan
membina kepribadian si anak dalam menyelesaikan dan menghadapi
kesukaran-kesukaran dalam hidup.[9]
Hendaknya
setiap pendidikan menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anak sangat
diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan
sesuai dengan perkembangan jiwanya, karena pembiasaan dan latihan
tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang lambat laun sikap
itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi,
karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya,[10]
3) Pendidikan Masyarakat
Sebelum
menghadap pendidikan anak-anak makak masyarakat yang telah rusak
moranya itu perlu diperbaiki, mulai dari diri, keluarga, dan orang-orang
dekat yang kepada kita. Karena kerusakan masyarakat sangat besar
pengaruhnya dalam pembinaan moral anak-anak.[11]
3. Materi kurikulum dan metode Pendidikan Agama Islam menurut Zakiyah Daradjat
a. Materi Pendidikan Agama Islam
1) Iman
Berarti
percaya atau yakin, yaitu menyakini sepenuh hati dengan tidak ada
keraguan barang sedikitpun dan pengakuan itu mengendalikan jiwa.[12]
a) Iman kepada Allah swt
b) Iman kepada malaikat-malaikat Allah
c) Iman kepada kitab-kitab Allah
d) Iman kepada rasul-rasul Allah
e) Iman kepada kiamat
f) Iman kepada Qodo dan Qodar
2) Islam
Berarti
patuh, atau menyerah, yaitu menyerahkan diri kepada Allah Swt dengan
perasaan tunduk dan menghambakan diri serta jiwa dengan mengerjakan
segala perintah- Nya dan menjauhi larangan- Nya.[13]
a) Syahadat
b) Sholat
c) Puasa
d) Zakat
e) Haji
3) Ihsan
Berarti berbuat baik dengan perilaku sebagai berikut :
a) Tidak berlaku jahat
b) Mengajarkan kebaikan kepada seseorang seperti berbakti
c) Membuat sesuatu secara baik
d) Mengetahui sesuatu dengan sempurna
e) Membuatsesuatu dengan sempurna dan baik.[14]
b. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
1) Prinsip pengembangan kurikulum
a) Relevansi
Bahwa
kurikulum memiliki relevansi diantara komponen-komponen kurikulum
(tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi) dan relevansi
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, potensi peserta didik,
kebutuhan masyarakat.
b) Fleksibiitas
menghasilkan
hasil yang dicapai memiliki sifat fleksibel dalam pelaksanaannya,
kemungkinan penysuaian situasi dan kondisi peserta didik.
c) Kesinambungan
kesinambungan
hasil yang dicapai memiliki sifat fleksibel dalam pelaksanaanya,
kemungkinan penyesuaian situasi dan kondisi peserta didik.
d) Efisien
mengusahakan pengembangan kurikulum mendayagunakan waktu, biaya dan sumber yang ada secara seoptimal mungkin.
e) Efektifitas
mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan yang ingn dicapai.[15]
2) Fungsi Kurikulum Pendidikan dalam Tiga Sudut
a) Bagi Sekolah yang Bersangkutan
kurikulum
tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan dalam
perkembangannya secara berangsur-angsur memperhatikan proses belajar
siswa. proses yang dipilih bergantung pada apa yang dipentingkan dalam
materi pelajaran.
b) Bagi Sekolah Tingkatan atasnya
kurikulum
dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. dengan menentukan
pelaksanaan dan hasil pendidikan sehingga mempersiapkan generasi peserta
didik untuk jenjang pendidikan diatasnya dengan materi pelajaran yang
telah dibekali.
c) Bagi Masyarakat / lulusan Sekolah Tersebut
kurikulum mengharapkan muncul generasi muda yang bermutu sehingga dapat membangun masyarakatnya ke arah lebih baik.[16]
c. Metode Pendidikan Agama Islam
1) Melalui Teladan
keteladanan
merupakan metode yang berpengaruh dalam mempersiapkan dan membentuk
moral peserta didik. agar peserta didik memiliki akhlak mulia,
menjalankan perintah-Nya dan menjatuhi larangan-Nya.
2) Melalui Nasehat
nasehat
dapat mempengaruhi jiwa secara langsung melalui perasaan sehingga
terjadi dorongan yang terus menerus yang nantinya dapat membina mental
dan rohani peserta didik dengan berpedoman pada al-Qur’an dan as-Sunnah.
3) Melalui Hukuman
hukuman
ditujukan agar peserta didik mampu dalam menerima kepribadiannya dan
mengetahuinya, sehingga ia akan tahu mana yang salah dan buruk. hukuman
tidak berlaku secara kekerasan, melainkan dengan cara-cara yang akan
membuat peserta didik mengerti dan tidak membahayakan peserta didik
tersebut.
D. ANALISIS
1) Relevansi Pendidikan Zakiah Daradjat tentang Pendidikan dewasa ini
Zakiyah
Daradjat adalah seorang ahli kejiwaan yang sudah mengadakan penelitian
yang berhasil dalam thesisnya tentang problema remaja. Di samping ahli jiwa dia juga menelorkan ide pemikiran tentang “Pendidikan Agama” dan pendidikan dikaitkan kesehatan mental.
Untuk
mencapai pendidikan agama dalam pembentukan mental diperlukan
pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat sehingga akan tercapai
tujuan pendidikan.
Melalui
tiga pendidikan tersebut anak akan lebih mudah dalam menerima
pendidikan sesuai dengan taraf kemampuannya, dengan pendidikan menjadi
tenang dan tentram, sebab ajaran agama mendukung perintah dan larangan yang harus dijalankan dan dijauhi.
Karena
pendidikan dimulai dari rumah tangga, dilanjutkan di sekolah dan
sekaligus dalam masyarakat. Pembangunan mental, mulai sejak anak lahir,
dimana semua pengalaman yang dilaluinya mulai dari lahir sampai mencapai
dewasa (21 th), menjadi bahan dalam pembinaan mentalnya, maka
syarat-syarat yang diperlukan, dalam pendidikan baikdirumah, sekolah
maupun masyarakat ialah kebutuhan-kebutuhan pokoknya harus terjamin,
baik kebutuhan-kebutuhan jasmani, maupun kebutuhan phychis dan sosial.
Syariat
islam tidak untuk dihayati dan diamalkan seseorang dan bukan hanya
sekedar diajakan saja tetapi di ajarkan melalui proses pendidikan,
pendidikan islam jika dilihat lebih banyak ditujukan kepada perbaikan
sikap mental yang akan diwujudkan dalam amal perbuatan untuk diri
sendiri maupun orang lain akan tetapi dari sisi lain bahwasanya
pendidikan Islam tidak saja bersifat teoritis tetapi praktis.
Pendididkan islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat,
dikatakan sepeti itu karena dalam hal ini membentuk peribadian muslim dengan iman dna amal.
Pendidikan
menurut Zakiyah Daradjat merupakan hal penting karena belajar didalam
bidang kejiwaan pendidikan keislaman itu hukumnya adalah wajib. dalam
hal ini beliau melalui penetapan di bidang pendidikan maupun di bidang
kejiwaan. beliau berusaha mengembangkan serta mengamati brebagai konflik
yang terjadi di dunia pendidikan dari kalangan anak-anak dan remaja
yang sedang brekembang pada saat ini.
2) Kritik Atas Pendidikan Menurut Zakiyah Daradjat
Sebagai
tokoh pendidikan islam zakiyah darajat sangat jeli dalam mengembangkan
kemampuan melakukan pengamatan secara bertahap dan menyeluruh. Beliau
berinteraksi dalam bidang kejiwaan maupun bidang pendidikan, agar supaya
anak–anak dan remaja tersebut mulai mengenal duniannya sendiri maupun
dunia luar.
Dewasa
ini, banyak terjadi penyimpangan tehadap kesehatan mental anak maupun
remaja. Sekaligus para pendidik yang juga harus di jaga esehatan
mentalnya agar dapat membina serta memberi contoh yang baik untuk
peserta didik.
Menurut
kami, konsep pendidikan zakiyah darajat tidak hanya dilakukan pada anak
atau renaja (peserta didik khususnya) melainkan juga bagi pendidik,
karena pendidik merupakan orang pertama setelah orang tua mempengaruhi
pembinaan kepribadian peserta didik. Sehingga menghasilkan ahklak
pendidik yang baik begitupun untuk peserta didik selanjutnya.
E. PENUTUP
Prof.
Dr. Zakiyah Daradjat merupakan tokoh yang multidimennsi dengan
intelektual profesinya beliau mampu menghadapi tantangan zaman dalam
sejarah biografinya bisa kita baca bahwa beliau merupakan tokoh
pendidikan muslim yang pasti dinantikan banyak kalangan umat. Dari
latar belakang keluarga muslim yang taat dari kecil sudah dibumbui
ajaran-ajaran Islam setelah beranjak dewasa sekolah mendapat point baik
sehingga mampu masuk perguruan tinggi yang baik.
Bisa
dilihat kembali bahwa Zakiyah Daradjat mencoba mengaplikasikan
pendidikan dengan gaya yang sedikit agak berbeda, dia mencoba menarik
akar pendidikan dimulai dari psikologinya, yaitu dari moral dan tingkah
laku baik anak-anak bahkan remaja. Dalam hal ini beliau melalui
penetapan dalam bidang pendidikan. maupun bidang kejiwaan, beliau
berusaha mengembangkan serta mengamati berbagai konflik yang terjadidi
dunia pendidikan dari kalangan anak-anak remaja yang berkembang pada
saat ini.
Prof.
Dr. Sakiyah Daradjat dalam gerakannya juga mencoba mengamban amanah
yang telah dibawa oleh Nabi Muhamad Saw. Pendidikan Islam ini
berlangsung selam ahidup maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup
di dunia ini telah breakhir pula. Tujuan akhir ini berlaku untuk selama
hidup untuk memelihara memupuk mengembankan, memelihara, dan
mempertahankan tujuan pendidikan Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.M. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
As-Shidieqi, Muhammad Hasbi. 1982. Hakikat Islam dan Unsur-unsur Agama. Kudus: Menara.
Daradjat, Dr. Zakiyah, Prof. Dr. ,t.t.Kesehatan Mental. Jakarta: PT. Gaung Agung
________. 1975. Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.
________. 1999. Perkembangan Psikologi Agama dan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT. ogos Wacana Ilmu.
________ . 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Sholehuddin, M. Sugeng. 2008. Teori dan Metode Kepeimpinan dalam Pendidikan. Pekalongan: STAIN Press.
Sukmadinata, Nana Sudjana. 2004. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.