Minggu, 10 Maret 2013

IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR


Posted by Drs.H.Mutawalli, M.Pd.I    on December 10, 2007
g-merapi.jpg Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa  Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya. Firman Allah: lihat Al-Qur’an on line di google
Artinya: yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS .Al-Furqan ayat 2).
Untuk memperjelas pengertian qadha dan qadar, berikut ini dikemkakan contoh. Saat ini Abdurofi melanjutkan pelajarannya di SMK. Sebelum Abdurofi lahir, bahkan sejak zaman azali Allah telah menetapkan, bahwa seorang anak bernama Abdurofi akan melanjutkan pelajarannya di SMK. Ketetapan Allah di Zaman Azali disebut Qadha. Kenyataan bahwa saat terjadinya disebut qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa qadar adalah perwujudan dari qadha.
2. Hubungan antara Qadha dan Qadar
Pada uraian tentang pengertian qadha dan qadar dijelaskan bahwa antara qadha dan qadar selalu berhubungan erat . Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara qadha qadar ibarat rencana dan perbuatan.
Perbuatan Allah berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan-Nya. Di dalam surat Al-Hijr ayat 21 Allah berfirman, yang artinya sebagai berikut: lihat Al-Qur’an on line di google
Artinya ” Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.”
Orang kadang-kadang menggunakan istilah qadha dan qadar dengan satu istilah, yaitu
Qadar atau takdir. Jika ada orang terkena musibah, lalu orang tersebut mengatakan, ”sudah takdir”, maksudnya qadha dan qadar.
3.Kewajiban beriman kepada dan qadar
Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih , rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan Rasulullah menjawab yang artinya: Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaekat-malaekat-Nya, kitab-kitab-Nya,rasul-rasulnya, hari akhir dan beriman pula kepada qadar(takdir) yang baik ataupun yang buruk. Lelaki tersebut berkata” Tuan benar”. (H.R. Muslim)
Lelaki itu adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasulullah yang dibenarkan oleh Malaekat Jibril itu berisi rukun iman. Salah satunya dari rukun iman itu adalah iman kepada qadha dan qadar. Dengan demikian , bahwa mempercayai qadha dan qadar itu merupakan hati kita. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak Allah.
Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah atas diri kita. Di dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman yang artinya: ” Siapa yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku. (H.R.Tabrani)
Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir atas diri kita sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Maha Mengetahui atas apa yang diperbuatnya.
4.Hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar
Iman kepada qadha dan qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. Berkaitan dengan qadha dan qadar, Rasulullah SAW bersabda yang artinya sebagai berikut yang artinya
Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaekat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupny) sengsara atau bahagia.” (HR.Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud).
Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.
Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuat kejahatan. Pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap dan dibawa kehadapan Khalifah Umar. ” Mengapa engkau mencuri?” tanya Khalifah. Pencuri itu menjawab, ”Memang Allah sudah mentakdirkan saya menjadi pencuri.”
Mendengar jawaban demikian, Khalifah Umar marah, lalu berkata, ” Pukul saja orang ini dengan cemeti, setelah itu potonglah tangannya!.” Orang-orang yang ada disitu bertanya, ” Mengapa hukumnya diberatkan seperti itu?”Khalifah Umar menjawab, ”Ya, itulah yang setimpal. Ia wajib dipotong tangannya sebab mencuri dan wajib dipukul karena berdusta atas nama Allah”.
Mengenai adanya kewajiban berikhtiar , ditegaskan dalam sebuah kisah. Pada zaman nabi Muhammad SAW pernah terjadi bahwa seorang Arab Badui datang menghadap nabi. Orang itu datang dengan menunggang kuda. Setelah sampai, ia turun dari kudanya dan langsung menghadap nabi, tanpa terlebih dahulu mengikat kudanya. Nabi menegur orang itu, ”Kenapa kuda itu tidak engkau ikat?.” Orang Arab Badui itu menjawab, ”Biarlah, saya bertawakkal kepada Allah”. Nabi pun bersabda, ”Ikatlah kudamu, setelah itu bertawakkalah kepada Allah”.
Dari kisah tersebut jelaslah bahwa walaupun Allah telah menentukan segala sesuatu, namun manusia tetap berkewajiban untuk berikhtiar. Kita tidak mengetahui apa-apa yang akan terjadi pada diri kita, oleh sebab itu kita harus berikhtiar. Jika ingin pandai, hendaklah belajar dengan tekun. Jika ingin kaya, bekerjalah dengan rajin setelah itu berdo’a. Dengan berdo’a kita kembalikan segala urusan kepada Allah kita kepada Allah SWT. Dengan demikian apapun yang terjadi kita dapat menerimanya dengan ridha dan ikhlas.
Mengenai hubungan antara qadha dan qadar dengan ikhtiar ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam :
1.Takdir mua’llaq: yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini Allah berfirman: lihat Al-Qur’an on line di google
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. ( Q.S Ar-Ra’d ayat 11)
2.Takdir mubram; yaitu takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh. Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.
B.Hikmah Beriman kepada Qada dan qadar
Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah tersebut antara lain:
1.Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian
Firman Allah: lihat Al-Qur’an on line di google
Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-Nahl ayat 53).
2.Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa , karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.
Firman Allah SWT: lihat Al-Qur’an on line di google
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)
Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam hatinya ada sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)
3.Memupuk sifat optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.
Firaman Allah: lihat Al-Qur’an on line di google
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)
4.Menenangkan jiwa
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha lagi. lihat Al-Qur’an on line di google
Artinya : Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam sorga-Ku.( QS. Al-Fajr ayat 27-30)
LATIHAN
A.Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang paling tepat!
1.Jika ada yang membicarakan takdir, sebaiknya kita…
a.Mendengar dan langsung percaya
b.Memusyawarahkannya
c.Memperdebatkannya untuk mencari kebenarannya
d.Terus bertanya sampai betul-betul paham
e.Mempelajarinya sampai betul-betul mendalam
2.Takdir muallaq adalah takdir yang …..
a.tidak dapat berubah
b.dapat berubah
c.menyenangkan
d.menyedihkan
e.menakutkan
3.Salah satu contoh takdir mubrom adalah….
a. sifat malas
b. sifat rajin
c. kepandaian
d. kebodohan
e. tempat kelahiran
4. Qadha adalah ketentuan-ketentuan Allah yang …
a. sudah menjadi kenyataan
b. sudah diketahui oleh para rasul
c. belum jadi kenyataan
d. sudah tidak dapat berubah
e. sudah diketahui oleh para malaekat
5. Umar bin Khattab membatalkan niatnya untuk memasuki sebuah kampung yang sudah terjangkit penyakit kolera karena beliau…
a. takut mati
b. takut tertular
c. menolak takdir
d. melarikan diri dari takdir
e. mencari takdir yang lebih baik
6. Ketika seorang pencuri ditanya, ia menjawab, ” saya mencuri karena saya hanya sekedar menjalani takdir Tuhan, secara tidak disadari pencuri ini menganut paham….
a. Jabariyah
b. Mu’tazilah
c. Qadariyah
d. Syi’ah
e. Ahlus Sunah wal Jama’ah
7. Qada masih dapat diubah dengan jalan…
a. wakaf ke tempat ibadah
b. puasa dan sholat tahajud
c. berdo’a dan berbuat baik
d. memberi sedekah pada fakir dan miskin
e. membaca kalam ilahi
8.Jika seseorang sudah ditakdirkan menjadi bodoh, dengan belajar, maka ia akhirnya pandai juga. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat golongan…
a.qadariyah
b.mu’tazilah
c.Ahlu Sunah Wal Jama’ah
d.Syi’ah
e.Jabariyah
9. Jika seorang tidak percaya pada salah satu rukun iman, orang itu disebut….
a. kafir
b. fasik
c. zalim
d. mukmin naqis
e. mukmin kamil
10. Ahlus Sunah Wal Jama’ah berpendapat bahwa manusia dalam hidupnya…
a. bagaikan pelaku sandiwara
b. terpaksa menjalankan ketentuan Allah
c. bebas memilih, tetapi terikat oleh takdir
d. mempunyai kebebasan mutlak
e. serba terikat
11. Dalam Al Qur’an surat An-Nisa ayat 65 kata qada diartikan sebagai….
a. ukuran
b. keadilan
c. hukum
d. kemampuan
e. ikhlas
12. Iman kepada qada dan qadar berfungsi untuk ….
a. membina sikap mental kekerasan
b. menambah sifat berani
c. menimbulkan sifat optimis, giat bekerja dan tawakkal
d. membuat hati gelisah
e. membina sikap mental keperkasaan
13. Bencana yang menimpa manusia di dunia dan telah ditetapkan oleh Allah sebelumnya tercantum dalam Al Qur’an surat….
a. Al Hadid ayat 22
b. Ali Imran ayat 47
c. Fussilat ayat 10
d. Al Ahzab ayat 21
e. Al Ahzab ayat 38
14. Allah swt berfirman: ” sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka berusaha …..” lanjutan dari firman Allah itu….
a. mengubahnya sendiri
b. menjadi orang yang bertaqwa
c. dengan sekuat tenaga
d. sambil berdo’a
e. mempelajari ilmu pengetahuan yang berguna
15. Berikut ini termasuk manfaat iman kepada qada dan qadar, kecuali…
a. Memperkuat keyakinan bahwa Allah pencipta alam semesta
b. Orang akan berbangga hati karena usahanya behasil
c. Meninktakan ketaqwaan kepada Allah
d. Menumbuhkan prilaku terpuji
e. Mendorong manusia lebih semangat dalam berusaha
16. Berusaha disertai do’a dan berserah diri kepada Allah tentang berhasil atau tidaknya suatu usaha disebut…
a. ikhtiar
b. qada
c. qadar
d. takdir
e. tawakkal
17. Berikut ini adalah usaha yang harus di tempuh agar berhasil, kecuali…
a. Menguasai bidang usaha
b. Berusaha dengan sungguh-sungguh
c. Niat ikhlas karena Allah
d. Berusaha dengan modal yang besar
e. Berdo’a agar memperoleh pertolongan
18. Berikut ini adalah hikmah tawakkal, kecuali….
a. dicintai Allah
b. dianugerahi rezeki yang cukup
c. ada ketentraman hidup
d. menumbuhkan sikap terpuji
e. disenangi orang banyak
19. Takdir yang diobah dengan cara ikhtiar disebut…
a. takdir mubram
b. takdir muallaq
c. qadar
d. qada
e. takdir azali
20. Berserah diri kepad Allah, setelah berikhtiar sekuat mungkin sesuai dengan kewajibannya. Hal ini di sebut…
a. takabbur
b. tumakninah
c. iffah
d. tawakkal
e. qanaah
ESSAY.
  1. Yang dimaksud dengan qadha menurut bahasa ialah …….
  2. Yang dimaksud dengan qadar menurut bahasa ialah….
  3. Hubungan antara qadha dan qadar bagaikan hubungan antara ………….. dan ……….
  4. Qadha dan qadar disebut juga …………..
  5. Memperyai qadha dan qadar hukumnya ……
  6. Jelaskan pengertia qadha menurut istilah !
  7. dan jelaskan pula pengertian qadar menurut istilah!
  8. sebutkanlah hikmah beriman kepada qadha dan qadar!
  9. Mengapa kita harus berusaha?
  10. Samakah takdir dengan penyerahan tanpa usaha? Jelaskan pendapatmu!